Akronim Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contoh

Apakah kamu pernah mendengar istilah akronim? Akronim merupakan bentuk pendek dari gabungan kata atau frasa. Akronim dapat membuat kata-kata yang panjang menjadi lebih ringkas, sederhana, dan mudah diingat. Akronim dapat mempermudah proses komunikasi.

Namun, masih banyak orang yang kesulitan membedakan akronim dengan singkatan. Meskipun tampaknya sama, sebenarnya keduanya memiliki perbedaan. Untuk mengetahui perbedaannya, mari simak artikel berikut. Artikel ini akan membahas pengertian, jenis, contoh akronim, dan perbedaannya dengan singkatan.

Pengertian Akronim

Apakah yang dimaksud dengan akronim? Akronim adalah penyebutan frasa dengan lebih ringkas dan sederhana. Akronim merupakan singkatan yang dilakukan dengan menggunakan huruf awal atau bagian tertentu sehingga membuat kata yang baru.

Akronim merupakan kependekan yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan diucapkan seperti kata. Dalam percakapan sehari-hari, akronim sering dipakai untuk memudahkan penyampaian pesan.

Akronim mempermudah penyebutan istilah yang kompleks dan panjang. Contohnya, UNESCO adalah United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization. Hal ini membuatnya lebih praktis dan ringkas untuk digunakan.

Akronim digunakan untuk membantu proses komunikasi sehingga menjadi lebih efisien dan cepat. Ada banyak akronim yang bisa ditemukan di berbagai bidang, termasuk media, bisnis, teknologi, dan pendidikan.

Fungsi Akronim

Nah setelah mengetahui pengertian akronim, Berikut ini adalah fungsi akronim:

1. Penyingkat Nama

Manusia punya daya ingat yang terbatas, dan ini sudah jadi hal yang umum diketahui. Karena itu, kita sering mencari cara supaya lebih mudah mengingat sesuatu. Salah satu cara paling simpel adalah dengan membuat kata-kata jadi lebih pendek.

Misalnya, kita gunakan singkatan, potongan kata, kontraksi, simbol, atau akronim. Dengan begitu, otak kita nggak perlu kerja terlalu keras untuk mengingat banyak informasi.

2. Semboyan Media

Selain digunakan untuk menyingkat nama, akronim juga punya fungsi lain, seperti sebagai media humor atau semboyan. Kalau kamu perhatikan, akronim banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Contohnya, warga Kabupaten Kediri punya semboyan “Bersinar Terang,” yang merupakan akronim dari bersih, menarik, tertib, dan aman

Jenis-Jenis Akronim

Sebelum membahas contoh akronim dan perbedaannya dengan singkatan, kami akan membahas jenis-jenis akronim terlebih dulu. Berdasarkan pembentukan dan penggunaannya, terdapat beberapa jenis akronim yaitu:

1. Akronim Nama

Salah satu jenis akronim adalah akronim nama. Akronim ini digunakan untuk menyingkat dan menyederhanakan nama perusahaan, lembaga, atau organisasi. Penyederhanaan dilakukan dengan mengambil huruf pertama atau bagian penting dari kata-kata tersebut.

Misalnya, KPK merupakan akronim dari Komisi Pemberantasan Korupsi, LAN yang merupakan singkatan Lembaga Administrasi Negara, dan PASI yang merupakan akronim dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.

2. Akronim Istilah Teknologi dan Ilmu Pengetahuan

Akronim digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang rumit dalam bidang teknologi dan sains. Sebab, ada banyak istilah teknologi yang sulit untuk diingat tanpa penggunaan akronim. Contohnya, AI merupakan singkatan dari Artificial Intelligence. Akronim ini dapat mempercepat dan mempermudah komunikasi dalam lingkungan akademik dan profesional.

Program Afiliasi

3. Akronim Formal

Akronim formal adalah akronim yang dibentuk sesuai dengan kaidah bahasa resmi. Jenis ini sering dipakai dalam konteks profesional, administratif, organisasi, dan akademik. Contohnya, WHO merujuk pada World Health Organization.

Akronim formal dapat meningkatkan efisiensi dalam penulisan dokumen resmi. Akronim formal biasanya digunakan untuk istilah yang sering digunakan dalam teknologi dan kesehatan secara internasional.

Akronim ini sering digunakan dalam konteks resmi dan mempunyai makna yang spesifik. Akronim ini juga sering merujuk pada lembaga, program, atau istilah yang diakui secara administratif dan hukum.

4. Akronim Nonformal

Jenis akronim adalah akronim nonformal. Akronim ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, percakapan santai, dan percakapan daring, terutama dalam dunia maya dan di kalangan anak muda. Akronim ini tidak selalu mengikuti aturan dalam bahasa baku. Contohnya, japri yang berarti jalur pribadi. Artinya adalah komunikasi secara langsung.

Contoh lainnya adalah baper yang artinya bawa perasaan (terlalu sensitif atau terbawa perasaan). Akronim nonformal menunjukkan peningkatan kreativitas dalam bahasa. Banyak akronim yang menjadi bahasa gaul atau slang.

Baca Juga: Literasi Membaca Adalah: Contoh, Manfaat dan Cara Meningkatkan

Contoh-Contoh Akronim

Berikut ini adalah contoh akronim:

  • Kemendagri: Kementerian Dalam Negeri
  • Kemenlu: Kementerian Luar Negeri
  • Kemenkeu: Kementerian Keuangan
  • Kemendag: Kementerian Perdagangan
  • Kemenkes: Kementerian Kesehatan
  • Tilang: Bukti Pelanggaran
  • Gercep: Gerak Cepat
  • Mager: Malas Gerak
  • Asbun: Asal Bunyi
  • Bappenas: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • Bulog: Badan Urusan Logistik
  • Suramadu: Surabaya-Madura
  • LIPI: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Bakorma: Badan Koordinasi Kemahasiswaan
  • Posyandu: Pos Pelayanan Terpadu
  • Ristek: Riset dan Teknologi
  • Puskesmas: Pusat Kesehatan Masyarakat
  • Ranmor: Kendaraan Bermotor
  • PERURI: Percetakan Uang Republik Indonesia
  • Kopaja: Koperasi Angkutan Jakarta
  • Gabut: Gaji Buta
  • Warkop: Warung Kopi
  • Caper: Cari Perhatian
  • Baper: Bawa Perasaan
  • IKAPI: Ikatan Penerbit Indonesia
  • HIPMI: Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
  • BIN: Badan Intelijen Negara
  • WiFi: Wireless Fidelity
  • PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini
  • Dikti: Pendidikan Tinggi
  • Warteg: Warung Tegal
  • Toserba: Toko Serba Ada
  • BOS: Bantuan Operasional Sekolah
  • OSIS: Organisasi Siswa Intra Sekolah
  • IPO: Initial Public Offering
  • Rokar: Rombongan Karyawan
  • Angkot: Angkutan Kota
  • Mantul: Mantap Betul
  • Kepo: Knowing Every Particular Object
  • Gaje: Gak Jelas
  • KOWANI: Kongres Wanita Indonesia
  • Satpam: Satuan Pengamanan
  • SIMAK: Sistem Informasi Manajemen Akademik
  • Raskin: Beras untuk Rakyat Miskin
  • KADIN: Kamar Dagang dan Industri
  • KOMINFO: Kementerian Komunikasi dan Informatika
  • SIM: Surat Izin Mengemudi
  • API: Application Programming Interface
  • NIM: Nomor Induk Mahasiswa
  • JICA: Japan International Cooperation Agency

Perbedaan Singkatan dan Akronim

Meskipun tampak sama, sebenarnya singkatan dan akronim mempunyai sejumlah perbedaan yang signifikan. Berikut ini adalah tujuh perbedaan antara singkatan dengan akronim.

1. Cara Pengucapan atau Pelafalan

Perbedaan mendasar antara singkatan dan akronim terletak pada cara pengucapan atau pelafalannya. Singkatan dilafalkan huruf per huruf. Contohnya, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk). Sedangkan, akronim dilafalkan sebagai sebuah kata yang utuh. Contohnya, TILANG (bukti pelanggaran).

2. Cara Pembentukan Kata

Ada perbedaan mendasar antara singkatan dan akronim, yaitu cara pembentukannya. Singkatan merupakan bentuk yang dihasilkan dengan menggunakan huruf awal dari suatu frasa atau gabungan huruf dari kata atau frasa tersebut, tetapi tidak selalu membentuk kata yang dapat diucapkan. Misalnya, U.S. merujuk pada United States.

Ebook Bisnis

Sedangkan, akronim selalu membentuk kata yang bisa diucapkan sebagai satu kesatuan. Kata tersebut dibentuk dengan menggabungkan huruf awal atau suku kata dari kata atau frasa. Misalnya, BAPPENAS yang merupakan akronim dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

3. Penggunaan Tanda Titik

Biasanya, singkatan nama orang, gelar, sapaan, dan pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap unsur singkatan. Contohnya, Dr. yang merupakan singkatan dari Doktor dan Ir. yang merupakan singkatan dari Insinyur.

Sedangkan, akronim tidak menggunakan tanda titik. Contohnya, adalah tilang yang merupakan akronim dari bukti pelanggaran.

4. Penggunaan Huruf Kapital

Singkatan yang terdiri dari huruf awal setiap kata biasanya ditulis dengan huruf kapital tanpa menggunakan tanda titik. Akronim yang berupa nama diri ditulis dengan huruf kapital di awal kata. Penulisan menggunakan huruf nonkapital apabila akronimnya bukan nama diri.

5. Jumlah Huruf

Jumlah huruf dalam singkatan umumnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan akronim. Akronim dapat terdiri atas beberapa huruf atau suku kata. Sehingga, jumlah hurufnya lebih banyak daripada singkatan.

6. Kemudahan Penggunaan

Singkatan mungkin membutuhkan penjelasan lebih lanjut agar pembaca atau pendengar memahami maksudnya. Sedangkan, akronim yang telah umum digunakan umumnya lebih mudah dipahami karena dilafalkan sebagai sebuah kata yang utuh.

Jadi, walaupun keduanya adalah bentuk pendek dari kata atau frasa, singkatan dan akronim mempunyai perbedaan yang signifikan dalam pembentukan, pelafalan, pemakaian tanda titik, penggunaan huruf kapital, jumlah huruf, dan kemudahan penggunaan.

Yuk, lengkapi kebutuhan belajarmu dengan Buku Mahasiswa di Deepublish Store. Kamu juga bisa menemukan berbagai buku pelajaran lainnya yang sangat lengkap!

Sumber:

Penerbit Deepublish. https://jakarta.penerbitdeepublish.com/contoh-akronim-di-berbagai-bidang/ diakses pada 31 Januari 2025

Penerbit Deepublish. https://penerbitdeepublish.com/akronim/ diakses pada 31 Januari 2025

Kirana, Sepdika Sukma. (2011). Pola-Pola Singkatan dan Akronim pada Iklan Baris Surat Kabar yang Terbit di Bandar Lampung Edisi Februari 2010 dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP.

Luqman Hakim

Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.

Tinggalkan komentar