3 Cara Menentukan Sampel Penelitian untuk Skripsi yang Tepat

Salah satu hal penting yang dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah sampel. Untuk memilih sampel dengan tepat, peneliti harus memahami teknik dan cara menentukan sampel penelitian. Jika sampel yang diambil tidak tepat, data yang dihasilkan tidak akan valid. Sehingga, hasil penelitiannya tidak representatif.

Sampel diperlukan dalam penelitian. Karena dibutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya jika peneliti meneliti semua populasi. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara menentukan sampel penelitian.

Pengertian Sampel Penelitian

Apakah yang dimaksud dengan sampel penelitian? Sampel penelitian adalah sebagai pengambilan anggota yang terpilih dari populasi untuk dilakukan penelitian. Sampel merupakan sesuatu yang bisa menunjukkan sifat dari kelompok yang luas. Populasi sendiri merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dengan karakteristik tertentu yang diteliti dan dipelajari oleh peneliti.

Sampel harus bisa mewakili populasi. Sampel harus dipilih dengan tepat. Sampel juga harus relevan dengan tema penelitian. Hasil penelitian menjadi tidak valid jika peneliti menggunakan sampel yang tidak tepat.

Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Dalam sebuah penelitian, peneliti perlu menentukan teknik pengambilan sampel yang tepat. Teknik ini dipakai untuk menentukan anggota dari populasi yang dijadikan sebagai sampel. Sebuah teknik dikatakan ideal apabila bisa memberikan gambaran yang akurat tentang populasi dan keterangan yang sebanyak mungkin. Berikut ini adalah dua jenis teknik pengambilan sampel.

Program Afiliasi

1. Probability Sampling

Penentuan sampel dilakukan secara acak, sehingga siapa pun bisa ikut berpartisipasi. Teknik ini dapat diterapkan untuk populasi yang diketahui jumlah anggotanya. Peluang yang sama untuk dipilih dimiliki oleh setiap anggota populasi.

a. Proportionate Stratified Random Sampling

Peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok. Pengelompokkan dibuat berdasarkan karakteristiknya. Kemudian, akan diambil dari setiap kelompok akan diambil sampel secara acak dan proporsional.

Dengan membagi populasi menjadi beberapa strata atau kelompok, maka kita bisa memastikan bahwa setiap kelompok bisa terwakili secara proporsional. Hal ini dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang populasi.

Contohnya, kamu ingin meneliti preferensi mahasiswa terhadap sebuah program studi baru. Populasinya adalah seluruh mahasiswa di universitas. Populasi tersebut bisa dibagi menjadi beberapa kelompok menurut fakultasnya. Contohnya, Hukum, Kedokteran, dan Sastra. Apabila proporsi mahasiswa Hukum adalah 50%, Kedokteran 40%, dan Sastra 10%, maka sampel yang diambil juga harus punya proporsi yang sama.

b. Disproportionate Stratified Random Sampling

Pengambilan sampel ini dilakukan secara bebas. Dalam teknik ini, ukuran sampel setiap strata atau kelompok tidak selalu proporsional dengan ukuran populasinya. Misalnya, sebuah perusahaan ingin mengetahui bagaimana tingkat kepuasan customer terhadap produknya.

Perusahaan mempunyai data yang dikelompokkan menurut wilayahnya, yaitu kota besar, kota sedang, dan desa. Walaupun jumlah populasi di desa lebih besar, perusahaan bisa mengambil sampel yang lebih banyak dari pelanggan di kota besar karena potensi pasarnya yang lebih tinggi. 

Proporsi dari populasi kota besar 30%, kota sedang 40%, dan desa 30%. Ukuran sampelnya bisa menjadi kota besar 50%, kota sedang 30%, dan desa 20%.

c. Cluster Sampling (Area Sampling)

Sampel dipilih dari sumber data yang sangat luas. Wilayah populasi akan dibagi-bagi terlebih dahulu. Kemudian, barulah diambil sampelnya. Contohnya, peneliti melakukan penelitian di DKI Jakarta. Pembagian cluster-nya dapat dilakukan dengan tingkat kota.

d. Simple Random Sampling

Teknik ini dilakukan dengan mengambil anggota sampel dari populasi secara acak tanpa mempertimbangkan stratanya. Selain melalui pendekatan bilangan acak, penerapannya juga bisa dilakukan melalui skema pengundian. Cara ini tidak menjamin bahwa hasil sampel sudah representatif.

e. Sampling Sistematis

Teknik ini dilakukan dengan mengambil sampel secara berdasarkan urutan dari anggota populasi. Peneliti menggunakan pola atau cara tertentu untuk mengambil sampel. Misalnya, peneliti memilih orang yang masuk urutan dengan kelipatan 10 sebagai sampel dari populasi dengan jumlah 100 orang.

Baca Juga: Purposive Sampling: Metode, Tujuan, Cara, Kelebihan dan Kekurangan

2. Non-Probability Sampling

Teknik ini umumnya diterapkan pada penelitian yang jumlah anggota populasinya tidak diketahui. Berikut ini adalah enam jenis teknik pengambilan sampel yang termasuk non-probability sampling.

a. Sampling Kuota

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengacu pada ciri-ciri tertentu sampai kuotanya terpenuhi. Peneliti menentukan jumlah sampel terlebih dahulu. Lalu, jika jumlahnya sudah terpenuhi, pengambilan sampel akan dihentikan.

b. Snowball Sampling

Ebook Bisnis

Teknik snowball sampling dilakukan dengan jumlah sampel yang awalnya kecil, tetapi kemudian menjadi lebih besar. Contohnya, suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 20 orang. Namun, karena peneliti merasa sampel datanya kurang lengkap, kemudian peneliti mencari orang lain yang lebih tahu tentang penelitian tersebut dan bisa melengkapi datanya.

c. Sampling Jenuh

Yang dimaksud dengan sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel di mana seluruh anggota populasi dipakai sebagai sampel. Teknik ini sering digunakan ketika jumlah sampelnya di bawah 30 orang.

d. Sampling Insidental

Sampling insidental merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Siapa saja bisa menjadi sampel jika cocok dijadikan sebagai sumber data.

e. Sampling Purposive

Dalam teknik ini, sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Contohnya, penelitian mengenai kualitas makanan. Maka, ahli gizi atau orang yang ahli makanan yang akan menjadi sumber datanya.

Cara Menentukan Sampel Penelitian

Berikut ini merupakan beberapa langkah untuk menentukan sampel penelitian.

1. Menentukan Ukuran Sampel

Peneliti perlu menentukan ukuran sampel. Sampel harus bisa memberikan keterangan dan mudah untuk dijangkau. Ukuran sampel yang tepat dapat memastikan hasil penelitian kamu representatif dan tingkat akurasinya tinggi. Beberapa metode yang bisa digunakan untuk menentukan ukuran sampel adalah Rumus Slovin, Tabel Isaac dan Michael, software statistik, dan aturan empiris.

Contohnya, kamu ingin meneliti kepuasan mahasiswa terhadap suatu mata kuliah. Populasinya adalah semua mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut, yaitu sebanyak 100 orang. Kamu menginginkan tingkat kesalahan sebesar 5%. Jumlah sampel bisa ditentukan dengan rumus Slovin. Contohnya adalah sebagai berikut.

  • n = N / (1 + N(e)²)
  • n = 100 / (1 + 100(0.05)²)
  • n ≈ 80

2. Menentukan Kriteria Sampel

Langkah penting berikutnya yaitu menentukan kriteria sampel. Kriteria sampel merupakan karakteristik yang harus dimiliki oleh individu agar bisa menjadi sampel dalam penelitian.

Kriteria ini akan menjadi pedoman ketika memilih sampel yang relevan dengan tujuan penelitian. Sampel yang representatif harus memenuhi aspek ketelitian dan akurasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili populasi. Buatlah kriteria sampel yang jelas, spesifik, dan realistis.

3. Menerapkan Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel terdiri atas dua macam, yaitu non-probability sampling dan probability sampling. Yang termasuk non-probability sampling adalah sampling quota, bola salju, sampling purposive, dan sampling insidental. Probability sampling mencakup cluster sampling, systematic sampling, simple random sampling, dan stratified random sampling.

Kesimpulan

Itulah cara menentukan sampel penelitian. Apakah ada komentar yang ingin disampaikan? Kamu bisa menuliskannya di kolom komentar. Kalau ingin membagikan artikel penelitian yang lain, kamu bisa membeli Buku Penelitian di Deepublish Store.

Sumber:

Kompas. https://www.kompas.com/skola/read/2023/05/12/090000569/sampel-penelitian–pengertian-tujuan-dan-cara-menentukannya?page=all diakses pada 12 Desember 2024

Amin, Nur Fadilah, Kamaluddin, & Garancang, Sabaruddin. (2023). Konsep Umum Populasi dan Sampel dalam Penelitian.

Kumparan. https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-sampel-cara-menentukan-dan-tekniknya-20Ype4K33D8/full diakses pada 12 Desember 2024

Gramedia. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-populasi-dan-sampel/?srsltid=AfmBOoprywFI49THsCiw1R9z1gfPKcKci9HuNU3kAmdutsTESeYgKRRm#2_Pengertian_Sampel diakses pada 12 Desember 2024

Populix. https://info.populix.co/articles/populasi-dan-sampel-penelitian/ diakses pada 12 Desember 2024

Luqman Hakim

Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.

Tinggalkan komentar