Cara menulis footnote dari jurnal paling banyak dicari-cari oleh penulis pemula. Mungkin kamu salah satunya? Tidak dapat dipungkiri, jika footnote memiliki banyak peranan saat menulis sebuah jurnal. Maka tidak heran jika banyak penulis jurnal yang mencari tahu bagaimana cara menuliskannya. Berikut adalah cara dan unsur footnote dalam jurnal, semoga bermanfaat.
Daftar Isi
Cara Menulis Footnote Dari Jurnal
Istilah footnote dalam bahasa keseharian lebih familiar disebut dengan catatan kaki. Footnote ini memang paling sering digunakan untuk penulisan jurnal. Adapun tahap cara membuat footnote, sebagai berikut.
1. Menyelesaikan tulisan
Cara membuat footnote yang pertama adalah, pastikan jika tulisan kamu benar-benar sudah selesai. Minimal kalimat atau paragraf yang akan diberi footnote sudah ditulis sampai tanda titik. Misalnya, pada tulisan tersebut kamu mengambil referensi atau data dari sumber lain, maka kamu bisa mencantumkan footnote atau catatan kaki. Agar tidak bingung sumber data kalimat tersebut diambil dari sumber mana.
2. Memberikan Pangkat Angka
Salah satu ciri spesifik dari penulisan footnote ditandai dengan angka berpangkat. Angka berpangkat ini akan tertuliskan di kalimat terakhir. Dimana kalimat yang diberi footnote adalah kalimat yang memiliki penjelasan arti atau bisa juga merujuk pada sumber data itu diambil.
Nah, jika konteksnya adalah untuk jurnal, biasanya footnote lebih digunakan untuk penulisan sumber data itu diambil. Sementara untuk penulisan novel, penggunaan footnote banyak digunakan untuk menjelaskan arti kata yang mungkin asing dan diambil dari bahasa daerah.
Terkait angka berpangkat dalam penulisan footnote sebenarnya bersifat otomatis. Namun, ada pula yang tidak tahu cara membuat footnote otomatis dengan cara manual. Kamu termasuk yang tipe bagian mana.
3. Beri 7 Ketukan Saat Ingin Menulis Catatan Kaki
Buat kamu yang membuat catatan kaki secara manual, maka kamu tidak hanya memberikan tanda angka berpangkat di akhir kalimat. Tetapi kamu juga perlu menuliskan keterangan di bagian header-footer. Dengan aturan penulisan diberi 7 ketukan saat ingin menjelaskannya. Ukuran catatan kaki juga dibuat lebih kecil dibandingkan besar huruf standar.
Itulah beberapa poin cara menulis footnote dari jurnal secara manual. Sementara cara menulis footnote dari jurnal hanya sekali tekan, semua akan tersusun secara otomatis, dan kamu bisa melupakan cara-cara di atas. Berikut adalah cara menulis footnote dari jurnal secara otomatis.
4. Klik References kemudian kamu bisa pilih insert footnote seperti gambar berikut
Nah, setelah kamu klik “insert footnote” maka dengan otomatis kamu sudah diantarkan pada format footnote, kamu tinggal mengisikan unsur-unsur dari footnote itu sendiri. Bagaimana? Mudah bukan?
Baca Juga: Cara Membuat Footnote di Word Terbaru
Unsur Footnote Dari Jurnal
Setelah mengetahui cara menulis footnote dari jurnal versi manual dan versi otomatis, maka ada hal yang tidak kalah penting dikuasai. Yaitu unsur penulisan footnote dari jurnal. Penasaran, unsur tersebut apa saja sih? Langsung saja simak ulasannya sebagai berikut.
1. Nama Penulis
Unsur yang pertama yang wajib ada saat penulisan footnote dari jurnal adalah, mencantumkan nama penulis. Untuk penulisan nama kamu bisa menuliskan namanya secara asli. Maksudnya adalah, penulisan nama tidak seperti ketika menulis daftar pustaka, jika namanya panjang, namanya dibalik, bukan seperti itu. Jadi saat penulisan footnote, nama panjang penulis ditulis apa adanya, tidak perlu di balik-balik.
2. Menuliskan Judul Artikel/Jurnal
Unsur yang kedua penulisan footnote jurnal adalah, jangan lupa untuk menuliskan judul artikel atau jurnal. Jadi setelah penulisan nama, bisa diberi tanda pemisah. Nah untuk penulisannya ini ada beberapa model. Ada yang diberi tanda pemisah berubah titik dan koma. Kamu bisa memilih salah satu dan gunakan secara konsisten. Kemudian barulah dituliskan judul artikel ataupun judul jurnal.
3. Nama Jurnal
Adapun unsur yang ketiga, yaitu wajib menuliskan nama jurnal. Jadi pentingnya menuliskan nama jurnal karena sebagai sumber dan sebagai bentuk pertanggungjawaban sumber itu sendiri. Bahkan kamu tidak sekedar menuliskan nama jurnal, tetapi juga perlu menuliskan judul majalah yang dicetak, kemudian kamu bisa menuliskan secara miring atau italic. Kemudian di beri tanda koma di akhir penulisan nama jurnal.
4. Volume dan Nomor Jurnal
Unsur yang tidak kalah penting lainnya, kamu wajib menuliskan volume dan nomor jurnal. Untuk penulisan volume, kamu bisa menggunakan angka arab (0,1,2,3), jadi bukan menggunakan angka romawi.
Penulisan volume dan nomor jurnal ini juga perlu dan wajib. Sementara ketika sumber jurnal tersebut memang benar-benar tidak ada volume ataupun nomor jurnal, bisa di skip, dan masukan unsur data-data yang ada.
5. Bulan dan Tahun Terbit
Unsur yang perlu dimasukan lainnya adalah wajib pula menuliskan bulan dan tahun terbit jurnal. Nah, biasanya tidak semua jurnal memiliki bulan dan tahun terbit. Jadi jika di jurnal tersebut tidak ada tahun dan bulan terbit, maka bisa dilewati.
Sementara jika ada, wajib dituliskan sebagai data footnote versi lengkap. Jika ada bulan dan tahun terbit, maka di belakang penulisan tersebut ditulis dalam tanda kurung terbuka.
6. Nomor Halaman
Jika jurnal yang kamu gunakan memiliki nomor halaman, maka kamu juga wajib menuliskannya. Kamu bisa menuliskan nomor halaman dengan memberikan tutup kurang, beri koma dan spasi, dan tulis nomor tersebut. Dan di akhir penulisan footnote, jangan lupa untuk diberikan tanda titik.
Jadi setidaknya ada enam unsur penting yang digarisbawahi saat membuat footnote. Meskipun fakta dilapangan, terkadang beberapa unsur di atas ada yang tidak ada. Jika terjadi hal demikian, itu bukanlah masalah. Karena kamu masih tetap menggunakan data tersebut sebagai sumber referensi.
Contoh Footnote Dari Jurnal
Setelah mengintip cara dan mengetahui unsur cara menulis footnote dari jurnal di atas, kamu mungkin saja masih bingung bagaimana penulisan footnote bukan? Berikut adalah beberapa contoh penulisan footnote, semoga memberikan gambaran bagaimana penulisannya.
¹Muhammad Adnan, “Peran Serta Orang Tua, Guru dan Lingkungan Dalam Mendidik Moral Anak Studi Kasus Babakan, Yogyakarta” (Paper presented at Seminar Lokakarya Pendidikan MIPA se-Indonesia, Mataram, 2003), Hal. 15.
2Mc. Pregnant, “Representative of Natural Habits with Plural Education”. Educational Evaluation and Analytics. Vol. 4 No. 3, Summer 2003, hal. 120.
3Muryid Rahman, Skripsi: “Perkembangan Struktur Ekonomi Menengah Kebawah Setelah Mempelajari Kecakapan Teknologi Informasi” (Yogyakarta: UGM, 2005), Hal. 85.
4Adnan Buyung Nasution, Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertahanan dan Pemukiman di Kota Besar, dalam “Eko Budiharjo, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota,” (Bandung: Alumni, 1992).
5Muryid Rahman, Skripsi: Perkembangan Struktur Ekonomi Menengah Kebawah Setelah Mempelajari Kecakapan Teknologi Informasi, (Yogyakarta: UGM, 2005), Hal. 85.
Itulah beberapa contoh footnote dan cara membuat footnote dari jurnal. Bagaimana? Setelah melihat ulasan di atas, kamu tertarik membuat foonote versi manual atau otomatis? Saya pribadi, untuk penulisan footnote, merekomendasikan footnote secara otomatis. Karena lebih mudah dan cepat. Semoga setelah melihat ulasan ini kamu bisa semakin memahami apa itu catatan kaki, dan bagaimana cara menuliskannya. (Iruekkawa Elisa)
Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.