Karya Ilmiah: Pengertian, Ciri-Ciri, Kaidah Kebahasaan dan Membuat

Pahami sebelum membuat karya ilmiah yang benar, yaitu pengertian, tujuan, ciri-ciri, kaidah kebahasaan dan cara membuat karya ilmiah supaya dalam mengerjakan tugas akhir, skripsi ataupun tesis bisa selesai dengan tepat dan benar. Selain itu, membuat karya ilmiah juga cocok untuk yang suka lomba LKTI ya.

Karya ilmiah sebenarnya bukanlah tugas yang mengerikan. Jika diperhatikan secara seksama, justru karya ilmiah secara tidak langsung menempa menjadi pribadi yang lebih matang, analitis dan berpikir kritis.

Sekilas karya ilmiah memang kegiatan yang menakutkan karena faktor belum memahami dan mengenal lebih dekat. Barangkali kamu perlu tahu lebih dekat tentang karya ilmiah, agar selama mengerjakan penelitian bisa menikmati. 

Atau mungkin, ada ada yang benar-benar asing dengan karya ilmiah itu apa? tujuannya apa, dan ciri-cirinya apa? tenang di artikel ini kita akan bongkar habis sampai tentang kaidah, kerang dan cara membuat karya ilmiah. Langsung saja simak sampai akhir. 

Apa Itu Karya Ilmiah?

Secara umum, pengertian karya ilmiah dapat diartikan sebagai karya tulis yang mencoba membuktikan permasalahan yang terjadi, dengan cara pembuktian ilmiah.

Affiliate Buku

Berdasarkan pada landasan teori yang menggunakan metode ilmiah karena bentuknya adalah ilmiah, maka secara teknik penulisannya disusun secara runtut dan tersistematis. 

1. Brotowidjoyo 

Menurut Brotowidjoyo karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang memperlihatkan fakta. Dimana fakta tersebut diperoleh menggunakan metodologi penulisan yang benar. 

2. Eko Susilo M 

Sementara menurut Eko Susilo M, karya ilmiah adalah karya yang dicari berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh penulis lewat metodologi penelitian, dan ditulis secara tersistematis dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. 

3. Hery Firman 

Berbeda lagi dengan Hery Firman, dimana karya ilmiah adalah laporan ilmiah yang sudah dipublikasikan. Dimana laporan ilmiah ini disusun berdasarkan etika keilmuan yang dikuasai penulis dan ditulis berdasarkan kaidah ilmiah.

4. Totok Djuroto & Bambang Supriyadi 

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Totok dan Bambang, karya ilmiah merupakan kegiatan tulis menulis yang disusun berdasarkan hasil penelitian.

Dimana sebuah laporan karya ilmiah harus mengikuti metodologi ilmiah dan disusun tersistematis. Adapun tujuan dari karya ilmiah  yaitu mendapatkan jawaban secara ilmiah terkait permasalahan yang diangkat.

Dari beberapa pendapat di atas, sudah terjawab apa itu karya ilmiah? Jika dibuat kesimpulan, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat menggunakan metodologi ilmiah dan butuh penelitian. Dimana tujuan dari karya ilmiah adalah, menemukan jawaban secara ilmiah terkait permasalahan yang diangkat. 

Tujuan Penulisan Karya Ilmiah

Reseller Buku

Apa yang terlahir dan yang ada di dunia ini memiliki tujuannya masing-masing. Tidak terkecuali dengan penulisan karya ilmiah. Karya ilmiah pun hadir memiliki visi yang muliah dan mencerdaskan bangsa. Penasaran, apa saja sih tujuan tersebut? Simak ulasan berikut. 

1. Melatih Kreativitas Ide Penelitian 

Tujuan penulisan karya ilmiah secara tidak langsung akan melatih kreativitas penulis/peneliti untuk menentukan ide penelitian. Tidak semua orang bisa menentukan ide loh. Bentuk kreativitas dan kemampuan analitis untuk bisa mewujudkannya. 

2. Membantu Peneliti Bekerja Secara Berurutan 

Mengingat selama proses membuat kerangka penelitian dan penyusunan dituntut sesuai standar baku dan metodologis penelitian. Maka peneliti secara tidak langsung dituntut untuk tersistematis dan berurutan dalam menyelesaikan penelitian. 

3. Transformasi Ilmu Pengetahuan 

Hal yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah transformasi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun akan terus berkembang. Kita sebagai generasi muda pun juga perlu mengupgrade penelitian guna menemukan warna yang baru dalam ilmu pengetahuan. 

Tidak bisa dibayangkan jika kita hanya berpedoman pada teori dan ilmu kuno. Maka kita akan tertinggal jauh dan akan menjadi orang primitif. Atau ketika transformasi ilmu pengetahuan tidak dilakukan, maka akan terputuslah generasi yang beradab dan berpengetahuan. 

4. Membangun Sadar Berpikir Kritis 

Selama duduk dibangku Dasar hingga menengah atas, kita hanya mempelajari teori dari para ahli dan orang-orang yang memiliki kompeten melakukan eksplorasi ilmu. Nah, agar ada warna baru, ketika kuliah, tepatnya di akhir semester, setiap mahasiswa dituntut untuk melakukan penelitian. 

Bagi sebagian mahasiswa akan mengeluh tugas tersebut. tapi tahukah kamu jika penelitian yang diberikan kepada setiap mahasiswa sebenarnya salah satu cara membangun dan melatih kita agar sadar untuk berfikir kritis terhadap fenomena dan permasalahan yang terjadi di sekeliling kita. 

5. Membuktikan Secara ILmiah 

Karya ilmiah juga bertujuan agar setiap peneliti mampu membuktikan hipotesis yang diangkat dengan cara melakukan pembuktian secara ilmiah. Dimana karya ilmiah mengarahkan kita lebih berfikir rasional, analitis dan kritis terhadap segala hal yang terjadi disekeliling kita. 

Promo Buku

6. Melahirkan Ilmu Pengetahuan Baru 

Dari hasil penelitian yang telah kamu lakukan, selain mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari hasil kajian teori dan penelitian terjun di lapangan. Ternyata hasil penelitian kamu sangat memungkinkan menemukan pengetahuan baru, yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat. 

7. Mempersuasi 

Disadari atau tidak, tujuan karya ilmiah secara tidak langsung peneliti akan mempersuasi pembaca lewat hasil data, fakta, dan hasil temuan di lapangan. Tidak hanya mempengaruhi perspektif pembaca, tetapi juga mengajak pembaca untuk berpikir secara kritis terkait topik yang diangkat. 

8. Pembaharuan 

Manfaat terakhir dari karya ilmiah adalah, menawarkan sesuatu hal yang baru. Dimana kamu bisa memperbarui ilmu lama ke hasil penemuan yang lebih baru. Inilah tujuan dari karya ilmiah. 

Itulah beberapa tujuan karya ilmiah yang umum kita rasakan. Barangkali kamu merasakan tujuan lain setelah sering melakukan karya ilmiah? Buat yang sudah biasa melakukan karya ilmiah, biasanya memiliki kesan dan ilmu murni sendiri terkait tujuan yang dirasakan selama melakukan penelitian. Jika itu kamu salah satunya, bisa share pengalaman kalian di kolom komentar ya. 

Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Setelah memahami karya ilmiah, barangkali ada diantara kamu yang penasaran, apa sih ciri-ciri dari karya ilmiah? Berikut jawabannya 

1. Reproduktif 

Salah satu ciri karya ilmiah adalah reproduktif. Jadi, apa yang dituliskan oleh peneliti (penulis) minimum bisa dipahami, dimengerti oleh orang lain/pembaca. Jadi harus jelas, tidak bertele-tele. 

2. Jelas 

Terkadang, saat kamu membaca sebuah artikel atau mungkin membaca sebuah berita. Seringkali masih menemukan pesan dan tulisan yang sifatnya berambigu. Dan itu sah-sah saja. 

Akan beda cerita jika yang ditulis adalah karya ilmiah. Maka hal-hal yang bersifat ambigu harus dibuang jauh-jauh. Sesuai dengan jenis tulisannya, yaitu karya ilmiah, maka tulisan yang disampaikan harus ilmiah. Sesuatu yang bersifat ilmiah identik dengan kepastian dan objektivitasnya. 

3. Objektif 

Apa sih yang dimaksud objektif? Objektif adalah menceritakan kondisi yang sebenarnya, tanpa dimasuki atau disisipin pendapat pribadi penulis ataupun opini dari orang lain. Jadi tulisan benar-benar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Dan sifat objektivitas inilah yang menjadi landasan dasar dalam sebuah karya ilmiah. 

Jadi, jika dalam karya ilmiah ditemukan data-data yang sifatnya subjektif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, biasanya akan direvisi (jika konteksnya untuk pembelajaran di kuliah). Jika konteksnya diikutkan dalam seminar atau lomba, pasti sudah tidak masuk kriteria karya ilmiah. 

4. Menggunakan Bahasa Baku 

Pastinya kamu sudah tahu, bahwasanya karya ilmiah segmentasinya adalah civitas akademis, peneliti dan dosen. Maka sudah sewajarnya jika karya ilmiah pun secara teknis menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). 

Salah satu manfaat kenapa harus menggunakan bahasa baku adalah, meminimalisir terjadinya crash. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keberagaman bahasa daerah. Setidaknya menggunakan bahasa baku mampu memberikan pemahaman bagi seluruh civitas, peneliti dan dosen yang berasal dari daerah lain. Kita tidak mungkin menggunakan bahasa daerah, yang mana tidak semua orang paham akan bahasa daerah.

5. Menggunakan Kaidah Keilmuan 

Ciri karya ilmiah juga dilihat dari kaidah keilmuan. Peneliti yang memiliki keahlian di bidangnya lebih mudah dalam mengeksplorasi tema dan topik yang diangkat. Dari segi pembahasannya pun lebih berbobot, dan mudah dicerna. Berlaku sebaliknya. 

6. Runtut 

Ciri karya ilmiah ditulis secara runtut dan tetap logis. Tidak hanya itu, dibutuhkan juga kecermatan dalam melakukan penelitian. Secara tidak langsung, penulis dituntut untuk menyederhanakan cara penyampaian agar bisa dipahami dan tidak membingungkan pembaca. 

7. Kohesi 

Kita tahu bahwa setiap karya ilmiah, dikemas dalam bab-bab. Nah, salah satu ciri karya ilmiah harus ada kohesi atau kesinambungan antara bab satu dengan bab yang lain. Jadi bab satu dengan yang lain tetap harus ada alur logika, agar runtut dan logis. 

8. Menggunakan Kalimat Efektif 

Hal penting lain, yang tidak boleh diabaikan adalah pemilihan kalimat. Pemilihan kalimat karya ilmiah harus efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan struktur SPOK. Meskipun pada prakteknya, tidak melulu terstruktur menggunakan SPOK. Prinsipnya adalah singkat dan mudah dipahami oleh pembaca, agar tidak terjadi ambigu.

Itulah kedelapan ciri karya ilmiah. Jadi buat kamu yang akan membuat karya ilmiah, bisa memperhatikan delapan poin tersebut. Semoga ini sedikit membantu. 

Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah

Buat kamu yang ingin menjadi seorang peneliti atau penulis karya ilmiah, maka wajib memperhatikan beberapa poin paling dasar. Dimana kaidah kebahasaan karya ilmiah ini menjadi penentu kualitas karya ilmiah. Penasaran, simak kaidah kebahasaan karya ilmiah berikut ini. 

1. Impersonal 

Impersonal adalah kata ganti yang paling sering digunakan untuk penulisan karya ilmiah. Sifat kata ganti ini adalah umum. Misal kata ganti “aku” sebagai penulis karya ilmiah, maka dapat diganti menggunakan “peneliti” atau “Penulis”

2. Reproduktif 

Reproduktif adalah penyampaian informasi yang disampaikan secara tegas, padat dan singkat serta mudah dipahami oleh pembaca. Tujuan utama nya adalah agar tidak bersifat berambigu, atau memiliki dua atau lebih makna yang berbeda. 

3. Gaya Bahasa Denotatif 

Menulis karya ilmiah memang berbeda. Tidak seperti menulis karya sastra fiksi. Jadi pastikan dalam penulisan menggunakan kata denotatif, atau kata yang disampaikan secara eksplisit, jelas dan gamblang. Tujuannya seperti yang disebutkan sebelumnya, agar tidak terjadi ambigu. 

4. Tidak Bertele-tele 

Jika kamu memperhatikan, bentuk karya ilmiah ditulis secara lugas dan tegas. Tidak terkesan bertele-tele. Sehingga to the point langsung ke poin-poin yang ditujukan. 

Itulah kaidah kebahasaan terkait penulisan dalam karya ilmiah. Semoga setelah mengetahui kaidah kebahasaan, memberikan gambaran cara menyusun karya ilmiah. 

Kerangka Karya Ilmiah

Barangkali kamu sering mendengar tentang kerangka karya ilmiah? atau outline kerangka ilmiah? Kerangka karya ilmiah adalah garis besar yang akan dikembangkan di dalam karya tulis nanti. Kerangka karya ilmiah dapat pula diartikan sebagai rangkaian ide yang tersusun secara logis, terstruktur, teratur, jelas dan tersistematis. 

Fungsi kerangka karya ilmiah adalah memudahkan peneliti atau penulis untuk mengambil data secara terfokus. Setidaknya peneliti/penulis tidak akan menjelaskan atau mengulas hal-hal di luar yang diangkat. 

Ketika membuat sebuah kerangka karya ilmiah, seorang peneliti harus menguasai apa itu yang disebut penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah metodologi penelitian yang menjawab pertanyaan yang bersumber dari “what”; “how”; dan ‘why”.

 Sementara metodologi penelitian kuantitatif  adalah metode penelitian yang menjawab pertanyaan dari “how”; “many” dan “how Much”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan nilai sentimentil dan memiliki jawaban lebih bebas, jauh dari kata “angka“. Sementara penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang selalu diidentikan dengan angka, sesuatu yang sifatnya pasti.

Cara Membuat Karya Ilmiah

membuat karya ilmiah
Membuat Karya Ilmiah

Lalu, bagaimana cara membuat karya ilmiah? Langsung saja simak berikut ini. 

1. Menentukan Topik Penelitian 

Cara pertama, jangan lupa menentukan topik penelitian. Topik bisa diambil berdasarkan kemampuan/bidang pendidikan kamu, agar relevan. 

Jika kamu kesulitan menentukan topik, kamu bisa membuat list permasalahan yang terjadi disekitar kamu. Nanti kamu pilih satu yang paling menarik perhatian. 

2. Membuat Outline 

Setelah menentukan topik yang akan diangkat. Bisa dimulai dengan membuat outline atau kerangka penelitian. Fungsi dari kerangka agar tersistematis dan terfokus. Jadi penelitian kamu tidak lari kemana-mana. 

Pahami cara membuat outline pada Cara Membuat Outline Skripsi.

3. Mengumpulkan Bahan 

Setelah menentukan outline, barulah mengumpulkan bahan. Kamu bisa mengumpulkan bahan dari buku di perpustakaan dan jurnal yang sudah terakreditasi atau yang sudah dipublikasikan. Pastikan memilih bahan yang relevan dan berkredibel.

Baca disini: Teknik Pengumpulan Data

4. Survei Lapangan 

Survei lapangan juga penting, hal ini untuk mengetahui apakah sampel dan data yang versi dilapangan mudah diperoleh, atau sebaliknya. Jika terlihat sulit, kamu bisa mengganti topik, yang sekiranya memudahkan penelitian kamu. 

5. Menyusun Hipotesis 

Jika semua langkah di atas sudah dipenuhi dan tidak ada kendala. Kamu bisa memulai untuk menyusun hipotesis. Hipotesis adalah perkiraan awal untuk mengamati objek penelitian. 

6. Menyusun Rancangan Penelitian 

Barulah masuk ke bagian menyusun rancangan penelitian. Penelitian kamu akan menarik atau tidak juga tergantung rancangan penelitian yang kamu angkat.

Ada dua artikel yang harus dibaca dalam rancangan penelitian ini.

7. Menguji Metode yang Dirancangan 

Setelah rancangan penelitian sudah kamu tentukan, sudah yakin untuk dilakukan penelitian. Maka, tahap selanjutnya adalah kamu melakukan percobaan rancangan penelitian tadi, berdasarkan metode yang dirancang.

8. Observasi dan Mengumpulkan Data 

Sambil melakukan uji coba, kamu butuh semangat dan konsentrasi penuh karena kamu juga harus mengamati proses dan hasilnya. Di sini kamu pun juga perlu mengumpulkan data dari kajian teori.

9. Menginterpretasikan Data 

Barulah dari hasil data-data yang terkumpul, kamu pasti sudah menemukan jawaban dan disinilah kamu melakukan analisis dan menginterpretasikan hasil penelitian kamu selama ini. 

Dalam mengolah data, pastikan memahami jenis-jenis data yang telah diambil dan akan digunakan. Baca disini untuk mengenal jenis data penelitian.

10. Merumuskan Kesimpulan dan Teori 

Gong dari hasil karya ilmiah, kamu dituntut bisa merumuskan kesimpulan dan teori. Di bagian ini kamu pun bisa menganalisis dari hasil percobaan, pengamatan selama melakukan penelitian. Jadi dari hasil penelitian atau uji coba selama ini menghasilkan apa. Itulah yang harus kamu simpulkan.

Baca juga: 8 Contoh penutup dalam Laporan Skripsi atau Penelitian

Dari cara membuat karya ilmiah di atas, semoga kamu tidak lagi bingung. Memang jika belum terjun langsung ke lapangan, terlihat rumit, sulit dan menakutkan. Tenang, membuat karya ilmiah itu tidak semenakutkan yang dibayangkan. 

Jika sudah terjun ke lapangan, kamu akan menemukan kenikmatan yang tentunya akan dirasakan setiap orang berbeda-beda. Semoga sedikit ulasan tentang karya ilmiah ini bermanfaat. (Irukawa Elisa)

FAQ Mengenai Karya Ilmiah

Apa saja unsur kebahasaan karya ilmiah?

Kebahasaan karya ilmiah terdiri dari penulisan judul, kata impersonal, kata denotasi, kata baku, pendefinisian istilah, simpulan, saran, dan daftar pustaka.

Apa yang dimaksud dengan kaidah ilmiah?

Kaidah ilmiah mensyaratkan proses tersebut bersifat rasional (make sense), obyektif, dan menghasilkan hasil yang sama ketika dilakukan oleh orang lain dengan cara yang sama (bersifat repetitif).

Tinggalkan komentar