Daftar Isi
Kebiasaan Baik Mahasiswa
Hidup berantakan yang lekat dengan mahasiswa selama ini sudah waktunya dihentikan. Kebiasaan-kebiasaan buruk harusnya diganti dengan kebiasaan baik. Mahasiswa perlu pelan-pelan mengubah kebiasaan buruk tersebut agar kualitas hidupnya kian bagus.
Kebiasaan baik mahasiswa perlu dipelihara. Menormalisasi hal-hal baik ketimbang hal buruk. Nah, kebiasan-kebiasan baik mahasiswa dapat kamu mulai dengan melakukan 6 kegiatan ini.
Awalnya mungkin sulit. Lagipula tidak ada permulaan yang mudah. The first step is hardest. Mulai mengubah kebiasaan yang sudah tertanam lama pastinya nggak gampang tapi bukan berarti tidak bisa. Ketika kamu mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan baik ini, kuatkan tekad agar tidak mudah menyerah.
1. Rutin Baca Buku
Untuk menunjang kehidupan akademik di kampus, kamu perlu membiasakan diri untuk rutin baca buku. Mulailah mengurangi membaca sumber-sumber kurang terpercaya di internet. Meskipun internet menawarkan kemudahan sekaligus banyak informasi tapi kamu tidak menggantungkan kebutuhannu akan pengetahuan dari internet.
Tak apa menggunakan internet tapi selalu memilih sumber yang kredibel. Terus-menerus menatap gawai dalam waktu lama juga tidak baik. Sehingga kamu perlu mengimbanginya dengan membaca buku agar tidak bergantung sepenuhnya dengan internet.
Sejauh ini buku masih menjadi sumber pengetahuan paling utama. Apa yang kamu dapatkan dari membaca buku pasti berbeda dari internet. Bisa merasakan perbedaannya? Paling kentara adalah buku memberikan pengetahuan yang jauh lebih dalam, luas, dan terpercaya. Tiga poin inilah yang jarang sekali kamu dapatkan ketika mencari informasi dan pengetahuan dari internet terutama situs-situs yang kurang terpercaya.
Ada banyak buku yang bisa kamu gunakan, entah untuk hiburan atau pendidikan. Buku-buku kuliah untuk mendukung kegiatan pembelajaran di kelas juga banyak dan mudah ditemukan. Ingin belajar tentang pengembangan diri? Ingin cari hiburan dengan baca yang lucu-lucu? Ingin mendalami bidang studi Ekonomi, Hukum, atau Biologi? Kamu bisa mendapatkanya dengan membaca buku.
Rutin membaca buku merupakan kebiasan baik yang sering dilakukan oleh para tokoh terkenal selama ini. Pencapaian mereka tidak bisa dilepaskan dari faktor kebiasaan baik yang dilakukan ini. Pebisnis sekelas Steve Jobs dan Jeff Bezos selalu meluangkan waktu untuk membaca buku.
Di Indonesia, ada banyak tokoh yang gemar membaca buku mulai dari Moh. Hatta, Habibie, Najwa Shihab, hingga Maudy Ayunda. Jadi, apa salahnya menerapkan kebiasaan baik seperti mereka? Mahasiswa juga bisa. Apalagi mahasiswa merupakan calon-calon penerus bangsa (iron stock)
2. Tidur Cukup, Kurangi Begadang
Yok sudahi yok. Masa` mau begadang mulu nih?
Manusia yang berumur 18-25 tahun membutuhkan waktu tidur selama 7-9 jam. Waktu ini adalah waktu ideal yang dibutuhkan tubuh. Bila waktu tidur kurang dari ketentuan tersebut maka kesehatan akan terganggu. Kurang tidur bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental, lho. Jadi jangan sekali-kali menyepelekannya.
Nah, kebiasaan begadang justru mengacaukan waktu tidur. Seharusnya tubuhmu istirahat tapi tetap dipaksa untuk beraktivitas. Coba untuk mengurangi kebiasaan buruk ini. Begadang lebih banyak mendatangkan keburukan terhadap tubuh dan pola hidupmu. Usahakan untuk tidur tepat waktu.
3. Makan Makanan Sehat – Kebiasaan Baik Mahasiswa
Satu lagi kebiasaan buruk yang harus diganti. Sekarang lakukan kebiasaan baik mahasiswa dengan cara makan makanan sehat. Kurangi konsumsi mie instan.
Iya, saya tahu. mie instan memang enak dan murah. Namun tak baik bila terus-menerus makan mie instan. Meskipun image mahasiswa selalu lekat dengan makan mie instan, dampak yang ditimbulkan pun tidak main-main. Nggak sedikit masalah kesehatan dipicu karena keseringan makan mie instan.
Pelan-pelan ubah kebiasaan buruk ini. Kebiasaan baik mahasiswa terkait pola makan bisa dilakukan dengan cara makan sehat seperti buah dan sayur. Makanan semacam ini jauh lebih aman untuk lambung kamu.
4. Sesekali Olahraga
Agar tubuh makin sehat dan bugar, yuk mulai membiasakan diri untuk olahraga. Di tengah rutinitas perkuliahan yang padat, kamu bisa menyisihkan sedikit untuk olahraga.
Yang dimaksud olahraga ini bukan berarti harus di tempat gym, ya. Olahraga bisa dilakukan di mana saja misalnya lari pagi di sekitar kampus, taman kota, dan di ruang terbuka lainnya. Bila bingung cari tempat, kamu bisa memanfaatkan sport center kampus. Biasanya mahasiswa punya akses gratis ke sana.
Selain lari atau jogging, kamu bisa mencoba olahraga seperti renang, menari, senam, atau yoga. Kamu juga bisa melakukan hobi yang berhubungan olahraga seperti main basket, sepak bola, mendaki gunung, panjat tebing, atau memanah. Hobi-hobi tersebut pastinya menyehatkan. Dengan mengikuti organisasi kamu berbasis olahraga juga kian menunjang untuk hidup lebih sehat.
5. Ikut Diskusi atau Seminar – Kebiasaan Baik Mahasiswa
Kebiasan baik selanjutnya adalah mengikuti diskusi atau seminar. Terdapat banyak acara diskusi atau seminar yang diselenggarakan oleh mahasiswa ataupun pihak rektorat dan dekanat kampus. Sayang sekali bila kamu lewatkan begitu saja. Selain di kelas, kamu juga bisa mendapatkan ilmu dari acara semacam ini.
Ditambah lagi, acara diskusi atau seminar mengangkat isu-isu terbaru dan menarik. Mengundang pembicara-pembicara keren. Nah, kesempatan kamu untuk menimba ilmu dari para pembicara. Apalagi biasanya pembicara merupakan orang terkenal, ahli di bidangnya, dan punya reputasi yang baik. Bisa jadi mereka tidak mudah kamu temui. Jadi, adanya kesempatan untuk bertemu mereka dalam acara diskusi atau seminar, mengapa tidak dimanfaatkan dengan baik?
6. Jangan Lupa Bersenang-Senang
Terakhir nih, jangan lupa bersenang-senang. Biasakan untuk memberikan diri-sendiri ruang melepas penat. Selama masih dalam batas wajar, tak apa loh bersenang-senang untuk menyenangkan diri sendiri. Inilah yang namanya love yourself.
Tak jarang perkuliahan itu membosankan. Kamu harus berkutat dengan tugas yang banyak. Segudang presentasi atau laporan menanti. Belum lagi kegiatan organisasi atau komunitas. Rasanya ingin membelah diri saja ya saking banyaknya kegiatan. Seolah tidak ada habisnya. Untuk sekadar bernafas pun susah.
Sekarang mulailah untuk membuat kebiasaan baik seperti meluangkan waktu di akhir pekan untuk menikmati waktu tanpa harus diganggu dengan semua urusan itu. Kamu bisa membuat jadwal rutin di hari Sabtu misalnya. Sore-malam di hari Sabtu adalah waktu kamu untuk menonton film, hangout bersama teman, atau berkumpul bersama keluarga. Lakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan tidak ada hubungannya dengan rutinitas yang kamu jalani dari hari Senin hingga Jumat.
Kamu bisa menekuni hobimu selama ini. Kamu juga bisa pergi bersama keluarga. Atau, kamu jalan-jalan seorang diri. Selama aktivitas tersebut memberikan energi positif maka lakukan dan biasakanlah.
Waktu bersenang-senang ini berdampak baik untuk kesehatan mental. Kamu punya ruang untuk melepas lelah, penat, dan stres. Untuk sejenak mengisi energi lagi sebelum menjalani hari-hari seperti biasa.
Tidak perlu muluk-muluk dengan melakukan hal-hal besar, perubahan bisa dilakukan dengan memulai dari hal-hal kecil termasuk kebiasaan baik di atas tadi. Lantas kapan waktu yang tepat untuk berubah? Jawabannya adalah sekarang.
Right now is the right time.
Baca juga : Keuntungan Menjadi Mahasiswa Kupu Kupu
Kebiasaan Buruk Mahasiswa
Move on yuk dari kebiasaan-kebiasaan buruk ini. Sebagai mahasiswa, kamu pasti tahu kebiasaan buruk begitu lekat dengan kehidupan mahasiswa. Padahal jelas-jelas kebiasan buruk mahasiswa ini memberikan efek yang tidak bagus juga. Entah terhadap kesehatan fisik, mental, hingga urusan akademik.
Kebiasan-kebiasaan buruk yang terus dipelihara justru semakin memperburuk kualitas hidup. Kamu nggak mau menghentikan kebiasaan buruk ini? Bukan hanya tubuh yang kena dampaknya tapi juga kondisi mental kamu bisa memburuk bila kebiasaan buruk terus dipertahankan. Pelan-pelan kita sebagai mahasiswa harus mengubah kebiasaan buruk ini dan menggantinya dengan kebiasaan baik.
Kebiasan-kebiasan buruk ini, manakah yang paling sering kamu lakukan?
1. Sistem Kebut Semalem
Hayo, siapa yang sering ngelakuin SKS ini? Sistem Kebut Semalam merupakan kebiasaan buruk mahasiswa yang sering banget nih dilakukan. Tak sedikit mahasiswa yang kesulitan mengatur waktu dan akhirnya memilih Sistem Kebut Semalam. Entah itu belajar untuk ujian, mengerjakan tugas, mempersiapkan presentasi, menulis esai, atau menulis laporan. Semua itu bisa jadi dilakukan di malam hari sebelum besoknya masuk kelas.
Sistem Kebut Semalam ini berikan banyak kerugian kepada mahasiswa sebenarnya. Hampir tidak ada dampak positifnya. Terlebih sistem ini justru mengganggu kesehatan tubuh bila terus-menerus dilakukan.
Dampak Sistem Kebut Semalam:
a. Apa yang kamu pelajari bersifat jangka pendek
Belajar yang benar dilakukan secara rutin. Otakmu akan terus merekam apa yang kamu pelajari tersebut. Ibaratnya belajar sedikit-sedikit tapi rutin lebih efektif ketimbang belajar banyak sekaligus dalam waktu singkat.
Otakmu tidak bisa menerima informasi sebanyak itu dan tentunya hanya beberapa informasi yang nyantol di otak. Nah, Sistem Kebut Semalam membuat otakmu harus bekerja ekstra dan memproses semua informasi yang masuk malam itu juga. Hasilnya tidak efektif karena informasi yang ditangkap hanya sedikit dan sangat mudah dilupakan. Alangkah baiknya belajar secara rutin.
b. Mengganggu Jam Istirahat
Malam hari adalah waktunya tubuh kamu untuk istirahat. Setelah seharian beraktivitas, tubuh butuh rehat sejenak dan mengumpulkan energi lagi untuk melakukan kegiatan esok hari.
Nah, bila malam hari kamu gunakan untuk belajar Sistem Kebut Semalam maka kamu sudah mengurangi jatah istirahat tubuhmu. Apa dampaknya? Kinerja tubuhmu akan terganggu. Otak yang harusnya istirahat akhirnya dipaksa untuk bekerja. Sehingga otak kekurangan protein yang hanya bisa diproduksi saat tubuh dalam kondisi istirahat.
Selain itu, otak juga rentan mengalami kelelahan dan kepanikan. Dampak selanjutnya dari kelelahan yang dialami otak adalah gangguan memori. Otak kesulitan untuk menerima rangsangan dari luar.
Seperti efek domino kan? Ketika kamu melakukan Sistem Kebut Semalam, kinerja otak terganggu. Apabila otak sudah tidak berfungsi seperti normalnya maka akan menimbulkan masalah-masalah kesehatan lainnya.
c. Memicu Stres
Tak hanya menyebabkan kelelahan fisik, Sistem Kebut Semalam juga menimbulkan masalah psikis. Kamu akan mudah mengalami stres. SKS ini menyita waktu kamu untuk istirahat. Tubuh yang kurang istirahat lebih mudah memproduksi hormon kortisol. Bila jumlah hormone ini berlebihan maka kamu bisa stres.
Jangan sepelekan, ya. Stres juga memicu masalah mental jika dibiarkan dan tak tertangani dalam waktu cepat.
2. Begadang Jangan Begadang
Kata Raja Dangdut Rhoma Irama, begadang jangan begadang kalau tiada artinya. Udah diingetin juga sang Bang Roma tapi masih banyak mahasiswa yang seneng begadang.
Yuk, mulai atur waktu agar tidak perlu begadang lagi. Sudah disinggung sebelumnya, tubuh yang kurang istirahat dapat terkena masalah kesehatan fisik dan mental. Jadi, sudah saatnya ubah kebiasan buruk ini.
Mahasiswa begadang dan banyak motifnya. Ada yang begadang karena menggarap laporan, esai, atau slide presentasi. Ada yang begadang karena kegiatan organisasi. Ada juga yang begadang untuk hal-hal yang sebenarnya kurang produktif seperti bermain sampai lupa waktu atau nonton film/drama.
Apapun alasan itu seharusnya mahasiswa dan elemen lain dalam perguruan tinggi mulai menormalisasi yang namanya tidur cukup. Normalisasi kebiasaan baik bukannya malah kebiasaan buruk. Sehingga tidak ada lagi ceritanya begadang sampai pagi.
3. Dikit-Dikit Mie Instan – Kebiasaan Buruk Mahasiswa
Selain pola tidur yang berantakan, kebiasaan ini juga lekat dengan mahasiswa yakni makan mie instan. Mahasiswa sering banget makan mie instan. Dikit-dikit malah makan mie instan.
Mie instan bukanlah makanan yang menyehatkan. Tak banyak kandungan gizi di dalamnya. Selain itu tidak baik jika sering dikonsumsi dan dalam jangka waktu panjang serta berdekatan.
Namun, kondisinya memang terkadang dilematis. Apalagi untuk mahasiswa perantauan. Tak semuanya punya uang jajan yang banyak. Sehingga mau tidak mau harus berhemat dan mie instan sangatlah murah. Mudah dijangkau lagi.
Gimana kalau masak saja? Inginnya sih begitu tapia pa daya mahasiswa kadang sudah lelah dean kuliah dan kegiatan lainnya. Mending beli atau ya makan mie instan saja yang praktis. Meskipun mie instan menggiurkan tapi baiknya mie instan memang tidak sesering mungkin dikonsumsi. Hemat boleh tapi jangan sampai mengabaikan kebutuhan gizi tubuh kamu, ya.
4. Jarang Baca Buku
Ini adalah kebiasan buruk selanjutnya. Siapa yang sering baca buku? Setidaknya sekali sebulan deh. Jumlah mahasiswa yang rajin baca buku itu bisa dihitung jari. Padahal tanpa membaca buku, mahasiswa tidak bisa memahami dengan baik apa yang diajarkan di perkuliahan.
Mahasiswa dididik untuk mandiri termasuk dalam membaca buku. Inisiatif untuk mencari berbagai literatur. Tanpa harus diingatkan oleh siapapun, sudah tahu kapan harus membaca buku. Sementara itu di era sekarang, internet membuka informasi seluas-luasnya namun jarang yang dapat dipertanggungjawabkan. Mahasiswa lebih sering menggunakan internet dalam mengakses informasi. Padahal di era digital sekalipun, buku masih menjadi sumber bacaan paling kredibel dan dapat dipercaya.
5. Suka Titip Absen
Terakhir nih. Siapa yang belum pernah TA selama kuliah?
Seperti rahasia umum, praktik TA atau Titip Absen ini masih sering dijumpai sampai detik. MAsalah presensi memang sering dihadapi oleh mahasiswa karena mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengikuti kelas sebanyak 80% dari total semua pertemuan. Bila presensinya tidak mencapai 80% maka mahasiswa tidak bisa mengikuti Ujian Akhir Semester. Fatalnya, tidak ikut UAS maka bisa jadi tidak lulus mata kuliah. Artinya harus ngulang di semester lain.
Ketentuan presensi ini juga berarti mahasiswa punya jatah tidak masuk kelas sebanyak 2-3 kali tiap mata kuliah. Biasanya nih, karena berbagai alasan, mahasiswa sudah menghabiskan jatah tersebut. Sehingga mau tidak mau harus TA agar presensinya aman. Ketika ada urusan lain dan urusan tersebut bukan tergolong izin yang diakui oleh akademik, mahasiswa akhirnya meminta tolong sesama mahasiswa untuk menandatangani prosesnya.
Kebiasan ini buruknya sangat beresiko. Apabila TA tidak ketahuan akademik, maka mahasiswa bernapas lega. Tapi masalah jadi runyam kalau ternyata dosen atau pihak akademik tahu siapa yang TA dan siapa yang menandatangani presensi mahasiswa yang bersangkutan. Bisa-bisa kamu diblokir UAS langsung.
Baca juga : Mahasiswa Apatis – Pengertian, Ciri-ciri, Dampak dan Solusinya
Kebiasaan baik mana yang sudah dilakukan? dan Kebiasaan buruk mana yang sudah tidak dilakukan?
Mari menjadi mahasiswa yang lebih baik dengan melakukan kebiasaan baik dan meninggalkan kebiasaan buruk.