Literasi Media: Pengertian, Konsep, Fungsi dan Manfaat

Dari hari ke hari, Indonesia terus mengalami kemajuan baik di bidang teknologi maupun komunikasi. Sejak tahun 90-an, teknologi informasi juga sudah mulai banyak bermunculan dan dapat dinikmati masyarakat secara luas, misalnya media cetak, media elektronik, dan media baru atau yang selanjutnya dikenal sebagai pengertian literasi media.

Berbagai media yang mulai muncul tersebut kemudian mampu membangun interaksi sosial dan terjadinya perubahan sosial.

Majunya perkembangan media dan teknologi yang sangat pesat termasuk literasi media kemudian memberi pengaruh yang besar dan mendominasi seluruh sektor kehidupan di masyarakat Indonesia. Salah satu sektor yang paling berpengaruh yakni usia remaja hingga dewasa.

Di kalangan tersebut, literasi media sangat memiliki pengaruh dan bahkan jadi elemen penting dalam berkehidupan. Tapi jika tidak berhati-hati, literasi media akan menjadi dua ujung pedang yang juga memberi efek negatif selain memiliki berbagai dampak positif.

Tak heran jika teknologi informasi dan literasi media kini akhirnya menjadi fungsi yang dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Saat ini, teknologi informasi tak hanya dijadikan sebagai fungsi memberi informasi tetapi juga bisa menjadi media pendidikan dan hiburan.

Hal ini terbukti bahwa literasi media kemudian menjadi kontrol sosial bagi masyarakat luas.

Affiliate Buku

Apa Itu Literasi Media

Apa sih definisi literasi media? Literasi media berasal dari bahasa Inggris yaitu media literacy. Terdiri dari dua kata, yakni media yang berarti tempat pertukaran pesan, dan literacy yang artinya melek atau memahami. Kemudian dikenal dalam istilah bahasa Indonesia Literasi Media.

Dalam hal ini, literasi media merujuk pada kemampuan masyarakat yang melek terhadap media massa.

Tak hanya melek pada media massa, masyarakat juga diharapkan melek dengan adanya pesan di berbagai media massa dalam konteks komunikasi massa. Literasi media juga dapat diartikan sebagai pemahaman sumber, teknologi komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang dihasilkan, seleksi, interpretasi, dan dampak dari pesan tersebut.

Literasi media merupakan kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media. Literasi media merupakan seperangkat perspektif yang digunakan secara aktif saat mengakses media massa untuk menginterpretasikan pesan yang dihadapi.

Sehingga akhirnya, literasi media tidak hanya sekadar memberikan informasi dan hiburan semata, tetapi juga mengajak khalayak umum untuk melakukan perubahan perilaku.

Melalui berbagai konten media yang khas dan unik, pesan-pesan pada iterasi media dapat terlihat sangat menarik dan dapat menimbulkan rasa bagi pembaca yang selanjutnya membuat pola komunikasi manusia berubah.

Reseller Buku

Di dalam literasi media, ada pembingkaian pesan melalui teks, gambar, dan suara yang menjadi beberapa aktivitas media untuk memengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat sebagai pembaca.

Adanya hubungan antar-media massa dan masyarakat kemudian dibangun oleh pesan media yang memiliki ciri khas tertentu. Oleh karena itu, sebuah langkah awal dilakukan guna memahami bagaimana hubungan antara-media massa, pesan media, dan masyarakat di dalam literasi media dibentuk.

Selanjutnya, hubungan antar-media massa dan masyarakat tersebut dapat dijelaskan dari beberapa Prinsip Dasar National Association for Media Literacy (2007), yaitu:

  1. Semua pesan media dibangun.
  2. Setiap media memiliki karakteristik, kekuatan, dan keunikan dalam membangun bahasa yang berbeda.
  3. Pesan media diproduksi untuk suatu tujuan.
  4. Semua pesan media berisi penanaman nilai dan tujuan yang ingin dicapai.
  5. Manusia menggunakan kemampuan, keyakinan, dan pengalaman untuk membantun arti pesan media.
  6. Literasi media dan pesan dapat memengaruhi keyakinan dan pengalaman untuk membangun sendiri arti dari pesan literasi media.

Pengertian Literasi Media Menurut Ahli

Berbagai pengertian di atas tentang literasi media semakin didukung dengan pengertian literasi media menurut berbagai ahli. Dan di bawah ini berbagai pengertian literasi media menurut para ahli.

A. Art Silverblatt

Menurut Art Silverblatt, pengertian literasi media ada beberapa elemen, di antaranya:

  1. kesadaran akan pengaruh media terhadap individu dan sosial,
  2. pemahaman akan proses komunikasi massa,
  3. pengembangan strategi untuk dapat menganalisis dan mendiskusikan pesan media literasi,
  4. kesadaran bahwa isi media adalah teks yang menggambarkan kebudayaan dan diri kita sendiri pada saat ini, dan
  5. mengembangkan kesenangan, pemahaman, dan penghargaan terhadap isi media literasi..

B. Baran (2010)

Baran mengungkapkan bahwa pengertian literasi media merupakan pemahaman akan etika dan kewajiban moral dari praktisi media, serta sebuah pengembangan kemampuan produksi yang tepat dan efektif.

C. Rubin (1998)

Sementara itu, Rabbin berpendapat bahwa yang dimaksud literasi media adalah pemahaman sumber, teknologi komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang dihasilkan, seleksi, interpretasi, dan dampak dari pesan dari literasi media tersebut.

D. Hobbs (1996)

Menurut Hobbs, literasi media dapat dikatakan sebagai suatu proses mengakses, menganalisis secara kritis tentang pesan media literasi, dan menciptakan pesan menggunakan alat media.

Promo Buku

E. Apriadi Tamburaka (2013)

Sementara itu, Apriadi berpendapat bahwa literasi media berasal dari bahasa Inggris media literacy yang artinya media merupakan proses pertukaran pesan dan literacy artinya melek. Selanjutnya diartikan bahwa literasi media merupakan kemampuan khalayak terhadap media massa dalam konteks komunikasi massa.

F. Aspen Media Literacy Leadership Institute (1992)

Literasi media menurut Aspen Media Literacy Leadership Institute adalah kemampuan untuk mengakses, meneliti, mengevaluasi, dan menciptakan media di dalam bermacam wujud yang berlian dengan kemampuan tiap-tiap individu dalam beragam tahapan aktivitas literasi media.

G. Paul Messaris

Paul Messaris mendefinisikan literasi media sebagai pengetahuan mengenai bagaimana media berfungsi dalam masyarakat.

H. Justin Lewis dan Shut Shally

Justin Lewis dan Shut Shally mengartikan literasi media merupakan suatu kemampuan untuk memahami budaya, ekonomi, politik, dan teknologi pembuatan, produksi, dan penyiaran pesan.

I. Alan Rubin

Alan Rubin mengartikan literasi media sebagai beberapa definisi, yakni pengolahan kognitif dan informasi serta evaluasi kritis pesan. Ia lantas mendefinisikan literasi media atau melek media sebagai pemahaman sumber dan teknologi dari komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang diproduksi dan pemilihan, penafsiran, serta dampak dari pesan tersebut.

J. Lawrence Lessig

Lawrence Lessig memandang literasi media sebagai kemampuan individu dalam aktivitas nyata, ketika berhubungan dengan media. Ia mengemukakan bahwa literasi media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksikan pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal tersebut bertujuan agar konsumen media menjadi melek media.

Sejarah Literasi Media

Majunya teknologi informasi dan komunikasi saat ini memicu pula berkembangnya literasi media. Tapi sebenarnya bagaimana sejarah literasi media terjadi?

Sejarah literasi media awalnya dimulai pada 1964 saat UNESCO mengembangkan prototipe model program pendidikan media yang hendak diterapkan di seluruh dunia. Pada waktu itu, baru dua negara yang menaruh perhatian pada literasi media, yakni Inggris dan Australia. Para pendidik di dua negara tersebut menyarankan pelaksanaan pendidikan untuk mencapai literasi media.

Menurut para pendidik di dua negara tersebut, literasi media adalah pelaksanaan pendidikan penting agar anak-anak remaja saat itu bisa secara kritis dapat melihat dan membedakan apa yang baik dan apa yang buruk di dalam media.

Kemudian pada 1970-an, pendidikan literasi media mulai masuk ke dalam kurikulum di sekolah menengah di negara-negara Eropa dan Amerika Latin. Literasi media dimulai untuk membantu menghapuskan kesenjangan sosial akibat ketidaksetaraan akses terhadap informasi. Hal tersebut juga diterapkan di Afrika Selatan dan mulai menyelenggarakan pendidikan media untuk mendorong reformasi pendidikan.

Pada 1970-an dan 1980-an, negara-negara di Amerika Latin juga memulai literasi media. Awalnya, negara-negara di Amerika Latin hanya menaruh perhatian literasi media pada kalangan LSM dan tokoh-tokoh masyarakat saja. Hal ini karena pada saat itu literasi media dipandang sebagai persoalan politik, bukan menjadi persoalan pendidikan.

Sementara itu, di Eropa literasi media sudah mulai dikembangkan melalui pendidikan di setiap sekolah dan pendidikan di luar sekolah. Di Amerika Serikat, perhatian besar terhadap literasi media baru dimulai pada 1990 setelah terselenggaranya “Nation Conference Leadership on Media Education”.

Setelah adanya perhelatan tersebut, ada 15 negara bagian yang mulai memasukkan literasi media ke dalam kurikulum sekolahnya.

Teori-teori Literasi Media

Berkembangnya literasi media seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian melahirkan tantangan yang menuntut manusia memiliki kemampuan literasi lain, di luar melek huruf. Perkembangan ini kemudian membuat definisi dan makna literasi akan terus berubah seiring perkembangan zaman.

Perkembangan literasi media misalnya, saat ini tak hanya tentang literasi media teks saja tetapi juga sudah diperluas maknanya mencakup perkembangan literasi media dalam bentuk visual, audio visual dan dimensi-dimensi komputerisasi, sehingga dalam sebuah teks tersebut memunculkan berbagai unsur kognitif, afektif, dan intuitif.

Selanjutnya, perkembangan literasi media tersebut yang awalnya tentang berkaitan dengan membaca dan menulis huruf, keduanya lantas menjadi sarana pembawa, penyampai, dan penyimpan informasi. Dan informasi tersebut kini bisa diperoleh bukan hanya melalui huruf dan angka, tetapi juga berbagai unsur pendukung lainnya.

Salah satu contohnya yakni literasi media di televisi. Untuk dapat memahami literasi media di televisi, kita tidak hanya memerlukan kemampuan membaca huruf dan angka, tetapi juga mampu membaca bagaimana televisi tersebut menyampaikan pesan dan informasi.

Konsep Literasi Media

Di dalam literasi media, konsep literasi media dibagi menjadi tiga tingkatan, di antaranya: konsep dasar, konsep menengah, dan konsep lanjut. Konsep dasar berfokus pada bagaimana cara media memengaruhi masyarakat. Konsep menengah mengkaji lebih dekat bagaimana pesan literasi media tercipta, dan konsep lanjutan meneliti interaksi dan peran literasi media.

Berikut ini, detail mengenai konsep dasar literasi media.

1. Media Membangun Budaya

Masyarakat dan budaya masyarakat dibentuk oleh informasi dan gambar yang kita terima melalui media dan literasi media. Pada zaman dahulu, penyampaian kisah budaya kita adalah orang-orang, baik keluarga, teman, atau orang lain yang ada di lingkungan kita. Tapi saat ini, kebanyakan orang menerima kisah atau informasi kuat dari televisi, internet, dan sebagainya.

2. Pesan Media Berpengaruh pada Sikap dan Tindakan

Mau tak mau, manusia harus menyadari bahwa hidupnya dipengaruhi dengan iklan, berita, film, musik, dan apa saja yang dilihat dan dinikmati sehari-hari dalam bentuk literasi media. Itulah sebabnya literasi media menjadi kekuatan budaya yang kuat dan mengapa saat ini industri media menjadi bisnis besar.

3. Media Memakai Bahasa Persuasif

Media menyampaikan pesan dengan mencoba membujuk masyarakat untuk percaya dan melakukan sesuatu. Misalnya di dalam suatu iklan, iklan tersebut mencoba membuat kita membeli produknya. Novel dan drama di televisi berusaha agar tampil realistis sehingga penonton akan terus menikmatinya.

Untuk melakukan hal tersebut, biasanya mereka menggunakan teknik-teknik khusus seperti pujian, pengulangan, ketakutan, humor, dan lain sebagainya yang kemudian disebut sebagai bahasa persuasi.

4. Media Membangun Fantasi Dunia

Media juga menjadi fantasi yang menyenangkan dan menghibur masyarakat. Kadang-kadang, masyarakat yang menikmati literasi media dapat mendapat inspirasi untuk melakukan hal yang sama atau melakukan hal yang lebih baik atau lebih bijaksana.

Selanjutnya, media dalam literasi media juga membangun sebuah dunia fantasi dan konstruktif mengintegrasikan dengan realistis.

5. Tak Ada yang Menceritakan Seluruh Kisah

Meski mengklaim dirinya realistis, sangat jarang pembuat media menyoroti informasi mendetail. Biasanya pembuat media memiliki sudut pandang dan akan menyampaikan beberapa informasi yang sekiranya bermanfaat atau menarik perhatian masyarakat saja.

6. Media Pesan Berisi Teks dan Sub-Teks

Teks adalah kata-kata sebenarnya yang tertulis di dalam literasi media. Disusul dengan adanya unsur lain yang menguatkan, contohnya gambar, suara atau audio visual dalam media pesan. Sementara itu, sub-teks memiliki makna tersembunyi yang menjadi dasar pesan dalam literasi media.

7. Pesan Media Mencerminkan Nilai dan Sudut Pandang

Dalam menyampaikan literasi media, seseorang memiliki sudut pandang dan nilai-nilai tersendiri untuk dapat memengaruhi pilihan kata, suara, dan gambar yang kemudian digunakan untuk berkomunikasi melalui literasi media. Hal ini berlaku bagi semua pembuat media.

8. Individu Membangun Makna dari Media

Meskipun media berusaha menyampaikan pesan tertentu dalam literasi media, orang yang menerima dan akan menafsirkannya secara berbeda-beda berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, lengkap dengan nilai serta keyakinan. Ini artinya, semua makna dan interpretasi adalah valid dan harus dihormati.

9. Pesan Media Dapat Diterjemahkan

Dengan mendekonstruksi media pada literasi media, seseorang dapat mencari tahu siapa yang menciptakan pesan dan mengapa pesan tersebut tercipta. Kemudian dapat mengidentifikasi teknik persuasi yang digunakan untuk mengenali bagaimana pembuat media berusaha memengaruhi masyarakat.

10. Literasi Media Remaja dan Dewasa Adalah Konsumen Aktif Media

Konsumen aktif media adalah kaum muda mulai dari remaja hingga dewasa. Sehingga literasi media umumnya diciptakan mengenai hal yang memiliki relasi di usia tersebut agar media dapat menyampaikan sesuatu dengan harapan konsumen aktif dapat melihat dengan kritis, mengevaluasi sumber, mendapat tujuan yang dimaksudkan, dan lain sebagainya.

Fungsi Literasi Media

Literasi media hadir sebagai benteng bagi khalayak agar lebih kritis terhadap isi media, sekaligus menentukan informasi apa yang dibutuhkan dari media. Literasi media sangat dibutuhkan di tengah kejenuhan informasi, tingginya terpaan media, dan berbagai permasalahan dalam informasi tersebut yang mengepung kehidupan masyarakat kita sehari-hari.

Pentingnya Literasi Media

Seperti yang sudah dikemukakan oleh Baran (2010), kemampuan dan keahlian seseorang dalam literasi media sangat penting dalam proses komunikasi massa. oleh sebab itu, kemampuan literasi media seharusnya diterapkan secara efektif dan efisien agar dapat memahami dan menggunakan berbagai komunikasi atau literasi media.

Sementara itu, Silverblatt (1995) menguatkan pentingnya literasi media terhadap orientasi masyarakat dalam berkomunikasi. Di bawah ini adalah identifikasi pentingnya literasi media menurut Silverblatt.

  1. Kesadaran akan dampak media pada individu dan masyarakat.
  2. Pemahaman atas proses komunikasi massa pada literasi media.
  3. Pengembangan strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan media.
  4. Kesadaran atas konten media sebagai sebuah teks yang memberikan pemahaman kepada budaya masyarakat dan budaya kita sendiri.
  5. Pemahaman kesenangan, pemahaman diri, dan apresiasi yang meningkat terhadap konten literasi media.

Manfaat Literasi Media

Setelah melihat adanya dampak dari literasi media bagi masyarakat, tentunya akan ada manfaat dari literasi media. Manfaat literasi media tentu berbeda dengan manfaat literasi lainnya. Berikut ini, berbagai fungsi literasi media bagi masyarakat luas atau kelompok tertentu.

  1. Menambah perbendaharaan kosakata seseorang.
  2. Mengoptimalkan kerja otak karena sering digunakan untuk membaca dan menulis serta menganalisis masalah di dalam media.
  3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru dari literasi media.
  4. Meningkatkan kemampuan interpersonal seseorang menjadi lebih baik lagi.
  5. Meningkatkan kemampuan memahami makna dari suatu informasi.
  6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.
  7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
  8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang.
  9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna dan kemampuan menulis.

Nah, bagaimana penjelasan tentang pengertian literasi media diatas? semoga dapat dipahami dengan baik dan pastinya dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan umum mengenai literasi media

Apa itu literasi media?

Singkatnya, literasi media merupakan kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media. Nah, ada juga beberapa pengertian literasi media menurut para ahli yang dibahas dalam artikel ini.

Sejarah literasi media

sejarah literasi media dimulai pada tahun 1970-an dan 1980-an di Negara-negara Amerika Latin, literasi media pada awalnya hanya mendapat perhatian dari kalangan LSM dan tokoh-tokoh masyarakat. Kemudian berkembang lagi di Amerika Serikat dengan adanya National Conference Leadership on Media Education di tahun 1990.

Contoh literasi media di kehidupan sehari-hari.

contoh literasi media, antara lain mencari sumber informasi yang bersifat ilmu pada website yang terpercaya, mencari berita untuk diri sendiri dan keluarga yang paling valid dan mendampingi anak dalam mengakses informasi di dunia maya.

Baca artikel literasi lainnya:

Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink,  berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari

Tinggalkan komentar