Ekonomi Moneter Adalah: Pengertian, Contoh dan Tujuan

Pemerintah pastinya membutuhkan berbagai kebijakan ekonomi dalam mengelola perekonomian suatu negara. Kebijakan ekonomi ini merupakan langkah pengendalian perekonomian secara keseluruhan, salah satu kebijakannya adalah ekonomi moneter.

Kebijakan ekonomi moneter merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatur kestabilan keuangan suatu negara. Agar kita lebih bisa memahami ekonomi moneter, alangkah baik memahami pengertian ekonomi moneter secara umum, menurut pandangan ahli, konsep dasar hingga ruang lingkupnya.

Pengertian Ekonomi Moneter

Sebelum lanjut kepenjelasan berikutnya, kamu harus tau apa itu ekonomi monter? Ekonomi moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang secara spesifik mempelajari tentang variabel ekonomi makro yang berpengaruh pada penawaran dan permintaan uang. Secara khusus, ekonomi moneter juga mempelajari mengenai sifat, fungsi, peranan uang, dan pengaruh uang pada aktivitas perekonomian sebuah negara.

Hal ini juga menjadi kebijakan moneter yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatur stabilitas keuangan suatu negara. Pasalnya, stabilitas keuangan sangat dibutuhkan suatu negara untuk menjaga agar harga, inflasi, serta output yang ada tetap aman dan stabil.

Di mana setiap negara memiliki otoritas moneter atau bank sentral yang nantinya mengeluarkan kebijakan dalam mengatur keuangan negara supaya lebih terkendali.

Program Afiliasi

Baca juga: Pengertian Ilmu Ekonomi: Jenis, Manfaat dan Tujuan

Jenis Ekonomi Moneter

Berikut ini adalah jenis-jenis ekonomi moneter yang bisa diterapkan di Indonesia, diantaranya:

1. Monetary Expansive Policy (Kebijakan Moneter Ekspansif)

Monetary Expansive Policy adalah kebijakan pemerintah yang diluncurkan dalam rangka untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarkat. Hal ini dilakukan untuk menurunkan jumlah suku bunga di bank. Selain itu, Monetary Expansive juga sebagai kebijakan yang longgar karena tidak mengekang masyarakat secara langsung.

Kebijakan dari Expansive Policy lainnya yaitu untuk mengurangi tingkat pengangguran dalam negeri dan meningkatkan daya beli masyarakat.

2. Monetary Contractive Policy (Kebijakan Moneter Kontraktif)

Monetary Contractive Policy adalah kebijakan yang diluncurkan untuk mengurangi jumlah pasokan uang yang beredar di masyarakat. Hal ini berbanding balik dengan Monetary Expansive Policy.

Tujuan dari penerapan kebijakan ini adalah untuk menurunkan tingkat inflasi yang dialami oleh suatu negara. Kebijakan ini dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah suku bunga bank dan penjualan obligasi atau surat berharga milik pemerintah.

Konsep Dasar Ekonomi Moneter

Konsep dasar ekonomi moneter terbagi menjadi 2 golongan yaitu konsep ekonomi moneter konvensional dan konsep ekonomi moneter Syariah.

1. Konsep Ekonomi Moneter Konvensional

Program Afiliasi

Konsep ekonomi moneter konvensional adalah sebuah konsep dimana instrumen utama dalam kebijakan moneter yang digunakan adalah tingkat suku bunga. Pada konsep ekonomi konvensional terdapat tujuan dari memegang uang yang didasarkan pada 3 keinginan, yaitu:

  • Tujuan Transaksi: Tujuan transaksi digunakan saat melakukan pembayaran jual beli yang ingin dilakukan.
  • Tujuan Berjaga-jaga: Tujuan berjaga-jaga adalah sebagai salah satu alat untuk menghadapi dan mengantisipasi kesusahan atau kerugian yang mungkin terjadi di masa mendatang.
  • Tujuan Spekulasi: Ini bersangkutan dengan tingkat bunga, dimana pelaku ekonomi cermat mengamati tingkat bunga yang berlaku yang nantinya bisa dijadikan instrumen investasi. Tujuan ini digunakan jika suatu saat nilai bunga yang berlaku sangat menguntungkan, maka investasi bisa dilakukan masyarakat, salah satunya dengan mendepositokan uangnya.

2. Konsep Ekonomi Moneter Syariah

Tak seperti konsep ekonomi moneter konvensional yang mengutamakan tingkat bunga, konsep ekonomi moneter Syariah justru menghindari atau bahkan melarang hal tersebut. Pasalnya, dalam ekonomi syariah, bunga dianggap sama dengan sistem riba.

Hal ini didasarkan pada perekonomian di masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin yang tak menggunakan instrumen bunga pada masanya. Perekonomian di Arab pada masa itu adalah perekonomian perdagangan bukan ekonomi berbasis pada sumber daya alam, yang pada masanya belum ditemukan.

Konsep dasar ekonomi moneter syariah memandang bahwa uang sebagai nilai tukar atau alat tukar yang dapat mempresentasikan daya beli (purchasing power) yang dianggap menjadi satu-satunya fungsi uang. Sehingga, dalam ekonomi Syariah ini digunakan tingkat pengembalian syariah dari kegiatan ekonomi dengan instrumen intermediari.

Contoh Ekonomi Moneter

Contoh penerapan ekonomi moneter atau kebijakan moneter salah satunya bisa dilihat ketika terjadi inflasi pada perekonomian suatu negara. Saat kondisi seperti ini, pemerintah melalui Bank Sentral atau jika di Indonesia lewat Bank Indonesia akan meningkatkan adanya cadangan kas untuk mengurangi peredaran uang di masyarakat.

Akan tetapi jika dalam kondisi sebaliknya atau suatu negara mengalami deflasi, maka pemerintah melalui bank sentral akan menurunkan cadangan kasnya.

Mengapa dilakukan hal tersebut? Karena adanya peningkatan cadangan kas bank akan membuat masyarakat memilih untuk menabung uangnya di bank, dengan begitu peredaran uang akan menurun.

Hal ini berlaku pula sebaliknya, ketika penurunan cadangan kas bank dilakukan akan mendorong masyarakat mengambil uang atau meminjam uang dibank yang makan membuat tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat meningkat semakin tinggi.

Selain itu, ada beberapa contoh lain penerapan ekonomi moneter, di antaranya:

  1. Terjadinya perubahan tingkat suku bunga
  2. Perubahan pada jumlah uang beredar
  3. Terjadi fluktuasi nilai tukar mata uang
  4. Terjadi kredit macet yang tak bisa dibayarkan
  5. Kebijakan Bank Indonesia dalam mendorong penyaluran pinjaman, kredit, dan sejenisnya.

Baca Juga:

Ruang Lingkup Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter membahas mengenai uang dalam perekonomian suatu negara. Di mana uang sangat berperan penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sehingga ekonomi moneter ini membantu mengatur keuangan dalam perekonomian manusia.

Teori atau ilmu ekonomi moneter mempelajari mengenai sifat, fungsi, peran, dan pengaruh uang dalam kegiatan perekonomian, yang mana didalamnya juga meliputi berbagai jenis faktor yang saling berkaitan dalam sistem. Berikut ini ruang lingkup yang dibahas dalam ekonomi moneter:

1. Peran dan fungsi uang dalam perekonomian

Uang merupakan alat tukar utama dalam transaksi jual beli modern. Sebelum uang diperkenalkan, masyarakat mengandalkan sistem barter, yaitu tukar menukar barang berdasarkan kesepakatan antara dua pihak. Namun, sistem ini memiliki keterbatasan, seperti sulitnya menentukan nilai barang yang sepadan.

Kini, uang menggantikan barter sebagai alat pembayaran utama. Berkat perkembangan teknologi, bentuk uang tidak lagi terbatas pada uang kertas atau logam. Saat ini, uang digital, seperti e-wallet dan mata uang elektronik lainnya, semakin populer dan diterima di banyak tempat sebagai media transaksi.

2. Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit

Sistem moneter adalah sebuah sistem di mana terdapat peraturan dan undang-undang yang berkaitan erat dengan faktor pengendalian dan pengawasan uang yang beredar dalam suatu negara. Adanya sistem moneter ini dapat memberikan peran penting dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Fungsi dari sistem moneter ini antara lain adalah:

  1. Menciptakan iklim yang lebih fleksibel dan cepat dalam setiap kegiatan ekonomi, termasuk dalam pembayaran atau transaksi lainnya.
  2. Penentu arah kebijakan moneter yang akan berdampak pada stabilitas tingkat bunga.
  3. Berperan dalam percepatan pertumbuhan ekonomi.

3. Struktur dan fungsi dari bank sentral

Bank sentral merupakan sebuah lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatur serta menentukan kebijakan moneter dalam suatu negara. Bank sentral di Indonesia tak lain adalah Bank Indonesia.

Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral yang memiliki peran dalam menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah, mengatur sistem finansial negara secara menyeluruh, dan menjaga perkembangan serta keberlangsungan sistem perbankan di dalam negeri.

Bank sentral memiliki fungsi untuk mengatur sistem perbankan dalam suatu negara untuk mendorong terciptanya kegiatan ekonomi yang lebih stabil. Bank sentral juga menentukan arah kebijakan yang bertujuan menjaga dan memelihara kestabilan mata uang dan tingkat inflasi yang mungkin terjadi.

Bank sentral memiliki tugas pokok yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan perbankan. Beberapa tugas utama bank sentral di antaranya:

  1. Mengatur dan menjaga seluruh kegiatan terkait dalam tujuan menjaga kestabilan nilai mata uang.
  2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas barang dan jasa, juga meningkatkan pembangunan negara.
  3. Memiliki wewenang dalam mencetak uang baru.
  4. Mengendalikan jumlah uang yang beredar, termasuk menarik uang yang sudah beredar untuk menjaga kestabilan ekonomi.
  5. Mengendalikan serta mengatur seluruh kegiatan bank-bank yang ada di dalam negeri.

4. Pengaruh jumlah uang dan kredit terhadap kegiatan ekonomi

Jumlah uang beredar adalah total uang kartal, giral, dan uang kuasi yang dimiliki masyarakat dan digunakan dalam kegiatan ekonomi. Jumlah ini mencakup uang tunai, saldo rekening bank, dan instrumen keuangan lainnya. Jumlah uang yang beredar sangat berpengaruh pada aktivitas ekonomi di suatu negara.

5. Pembayaran serta sistem moneter internasional

Sistem moneter internasional adalah kerangka institusional yang mengatur pembayaran internasional, pergerakan modal, dan nilai tukar mata uang antarnegara. Sistem ini mencakup perjanjian, undang-undang, aturan, institusi, mekanisme, dan kebijakan yang mengelola arus keuangan dan transaksi lintas batas.

Perkembangan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sistem moneter internasional yang telah melalui lima tahap evolusi: bimetalisme, standar emas klasik, periode antar-perang, sistem Bretton Woods, dan rezim nilai tukar fleksibel atau mengambang terkendali.

Tinggalkan komentar