Pembelajaran di kelas memerlukan model pembelajaran. Model pembelajaran berisi strategi dan metode pembelajaran. Metode pembelajaran menjelaskan berbagai langkah yang dilakukan agar tujuan pembelajaran bisa dicapai.
Model pembelajaran juga berisi rencana dan alur untuk merencanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih disesuaikan dengan kondisi sekolah. Lantas, apa saja jenis model pembelajaran yang bisa diterapkan di kelas? Silahkan simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Daftar Isi
Pengertian Model Pembelajaran
Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan model pembelajaran? Model pembelajaran adalah pola yang dipakai sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi.
Model pembelajaran memberikan arah yang jelas dalam proses pembelajaran. Sehingga, murid dan guru mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk meraih tujuan pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang tepat, proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Model pembelajaran yang baik dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran harus dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, serta karakteristik murid.
Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Berikut ini adalah ciri-ciri model pembelajaran yang baik:
1. Memiliki Teori Berpikir yang Logis
Model pembelajaran memiliki teori berpikir yang logis. Artinya, teori dibuat dan dipertimbangkan dengan kenyataan. Sehingga, para siswa mampu berpikir secara sistematis, rasional, dan objektif.
2. Memiliki Tujuan yang Jelas
Model pembelajaran memiliki tujuan yang jelas dan spesifik. Tujuan tersebut meliputi apa saja yang akan dicapai, termasuk apa dan bagaimana siswa belajar serta bagaimana menyelesaikan suatu masalah dalam pembelajaran.
3. Mempunyai Lingkungan Belajar yang Kondusif
Ciri lain dari model pembelajaran yang baik adalah memiliki lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang nyaman diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lingkungan ini dapat menciptakan suasana yang mendukung siswa untuk belajar.
9 Jenis Model Pembelajaran
Berikut ini adalah jenis-jenis model pembelajaran yang sering digunakan di Indonesia:
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran ini mengajak murid untuk belajar dengan menyelidiki masalah atau situasi yang terjadi di kehidupan nyata. Model ini mendorong para murid untuk menggunakan kemampuan nalar untuk memecahkan masalah. Model ini juga meningkatkan kemampuan belajar para siswa.
Kelebihan dari model pembelajaran ini, yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Kekurangannya adalah persiapan pembelajarannya cenderung kompleks. Kekurangan lainnya yaitu perlu waktu yang lebih lama.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif berfokus pada kerja sama antarsiswa. Model pembelajaran ini bisa mengembangkan hubungan antarsiswa dan meningkatkan hasil belajar. Para siswa dibagi dalam kelompok kecil. Kemudian, mereka akan mengerjakan tugas bersama.
Meskipun bekerja sama secara kelompok, setiap individu juga harus bisa menghadapi tugas dan tes secara individual. Tipe-tipe model pembelajaran kooperatif, antara lain:
a. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Dalam CIRC, para murid dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok akan menerima bacaan sesuai topik yang sedang dipelajari untuk didiskusikan bersama. Setelah berdiskusi, para siswa akan menanggapi topik tersebut. Kelompok lain juga bisa memberikan tanggapan. Setelah itu, guru akan menyampaikan kesimpulan.
b. Team Game Tournament (TGT)
TGT menerapkan sistem yang mendorong murid menjadi lebih kompetitif. Salah satu komponen dari model ini, yaitu presentasi di kelas. Para siswa harus memperhatikan presentasi dengan baik. Sehingga, para siswa bisa mengerti materi dan mengerjakan kuis dengan baik. Komponen lainnya adalah perancangan game. Pengetahuan para murid dapat diuji dengan menggunakan game ini.
c. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
STAD mendorong para siswa untuk saling menolong. Para murid dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Model pembelajaran ini bisa diterapkan pada berbagai tingkat kelas dan mata pelajaran.
d. Pembelajaran Kooperatif Menggunakan Kartu
Model ini menggunakan kartu dalam pembelajaran. Kartu ini berisi pertanyaan dan jawaban. Guru akan membagi para siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok berisi dua orang siswa. Setiap kelompok akan menjawab pertanyaan dari kartu murid lainnya. Tipe ini akan terasa lebih menyenangkan bagi para siswa. Sebab, model ini membuat para murid saling berinteraksi.
e. Numbered Head Together (NHT)
Melalui NHT, siswa diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan untuk mengutarakan pendapatnya. Siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Kepada setiap kelompok, guru akan memberi materi pelajaran dan lembar kerja.
Para siswa akan mengerjakan lembar kerja bersama. Setiap siswa harus mengetahui jawabannya. Lalu, siswa akan dipanggil dan diberi pertanyaan. Siswa bisa merasa gelisah karena takut jawabannya salah. Apabila jawaban murid salah, guru harus menenangkan siswa.
f. Jigsaw
Dalam model tipe jigsaw, para murid akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Di setiap kelompok, setiap murid akan memperoleh materi dengan topik yang berbeda. Setelah selesai membaca, setiap siswa dengan topik yang sama dari kelompok yang berbeda untuk melakukan diskusi.
Setelah selesai melakukan diskusi, mereka akan kembali ke kelompok masing-masing dan membagikan hasil diskusinya.
3. Model Pembelajaran Kontekstual
Fokus dari model ini adalah hubungan antara materi pelajaran dengan kehidupan. Proses pembelajaran dilakukan secara inkuiri, yaitu proses berpikir yang dilakukan secara sistematis.
Model ini juga menerapkan sistem belajar secara kelompok. Penilaiannya dilakukan dengan mengukur seluruh aspek pembelajaran yang terdiri atas proses, kinerja, dan hasil pembelajaran siswa.
Baca Juga: Model Pembelajaran Inkuiri: Pengertian, Penerapan dan Contoh
4. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran di mana guru menyusun materi pembelajaran dan menyampaikannya kepada siswa secara langsung. Penerapan model ini bisa dilakukan di kelas yang kecil dan besar.
Model ini dapat mendorong siswa lebih terbuka untuk menyampaikan kesulitannya kepada guru secara langsung. Tapi, model ini sulit untuk mengatasi perbedaan gaya belajar dan kemampuan murid. Para murid diajak untuk terlihat dengan aktif.
Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peran yang paling penting. Jadi, kalau guru tidak memahami materinya dengan baik, kemungkinan besar siswa juga akan sulit memahaminya. Kegiatan belajar pun jadi terhambat.
5. Discovery Learning
Discovery Learning adalah model pembelajaran yang dilakukan melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian. Contohnya, guru memberikan tugas kepada murid untuk menelusuri apa saja faktor yang menyebabkan banjir di area setempat.
Para murid bisa bekerja sama secara kelompok untuk memperoleh informasi. Mereka dapat mencari informasi di internet dan melakukan wawancara. Setelah itu, mereka perlu membuat kesimpulan dan melakukan presentasi.
6. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran ini memberi tugas bagi siswa untuk melakukan proyek tertentu. Para siswa akan mengeksplorasi ide, mengembangkan gagasan, membuat prototipe produk, melakukan uji coba terhadap produk, dan memasarkan produk.
Untuk mengembangkan gagasan, para siswa bisa memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi. Murid bisa memakai software untuk membuat sketsa produk. Respon pasar terhadap produk dapat diuji melalui Google Survey.
7. Model Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman Sendiri (Self Directed Learning/SDL)
Guru bisa membantu para siswa untuk mengidentifikasi kebutuhan belajarnya. Contohnya, kemampuan apa yang ingin mereka kuasai. Selain itu, para siswa dapat belajar mandiri dengan mengakses Youtube, menerapkan apa yang dipelajari, dan mengevaluasi kemampuannya.
8. Bermain Peran dan Simulasi
Dalam model pembelajaran ini, para siswa diajak untuk bermain peran dan menirukan adegan tertentu. Misalnya, guru memutarkan sebuah video di kelas. Kemudian, para siswa diminta untuk mencermati alur cerita dari video tersebut.
Mereka juga perlu mengamati peran dari tokoh-tokoh yang ada. Setelah itu, para siswa akan berlatih sesuai dengan tokoh yang akan diperankan. Para siswa juga bisa diberi tugas untuk membuat cerita sendiri dan memperagakannya.
9. Model Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif adalah model pembelajaran yang dilakukan secara tim. Model ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Dalam model ini, para siswa tidak hanya menerima informasi, namun juga terlihat secara aktif dalam proses pembelajaran. Para murid membantu dan berbagi ide.
10. Diskusi Kelompok Kecil
Kelompok kecil melakukan diskusi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Tujuannya untuk melatih komunikasi dan meningkatkan keterampilan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk meningkatkan partisipasi para murid. Setiap kelompok diskusi terdiri atas empat hingga lima orang. Metode ini bisa meningkatkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi.
Kesimpulan
Itulah penjelasan dari Deepublish Store tentang pengertian dan jenis model pembelajaran. Ternyata ada beberapa jenis model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa dan guru.
Jika ada pertanyaan dan komentar yang mau kamu sampaikan, silahkan tulis di kolom yang telah tersedia. Untuk membagikan informasi ini kepada yang lain, kamu bisa menekan tombol share.
Sumber:
Penerbit Deepublish. https://penerbitdeepublish.com/model-pembelajaran/ diakses pada 9 November 2024
SMA Negeri 1 Marikit. https://www.sman1marikit.sch.id/berita/detail/421274/9-model—model-pembelajaran-di-abad-21/ diakses pada 9 November 2024
SMP Negeri 2 Kalibawang. https://smpn2kalibawang.sch.id/read/7/mengenal-metode-dan-model-pembelajaran-pada-kurikulum-2013 diakses pada 9 November 2024