3 Kaidah Kebahasaan Teks Argumentasi dan Jenisnya

Kaidah kebahasaan teks argumentasi harus kamu perhatikan saat membuat teks argumentasi. Teks argumentasi dapat didukung dengan fakta dan data. Penulisnya bisa menyampaikan argumen pro atau kontra terhadap suatu permasalahan.

Meskipun menyampaikan argumen penulis, teks ini tetap memberikan informasi yang logis dan objektif. Ada tiga bagian dalam struktur teks argumentasi. Tiga bagian tersebut mencakup pendahuluan, badan argumen, dan kesimpulan.

Dalam teks argumentasi, kaidah kebahasaan mempunyai peran penting dalam memastikan kejelasan dari pesan yang akan disampaikan. Agar lebih paham tentang teks argumentasi, mari simak artikel berikut ini yang akan membahas tentang kaidah kebahasaan dalam teks argumentasi

Pengertian Teks Argumentasi

Nah sebelum membahas tentang kaidah, kamu harus tahu apa itu kaidah teks argumentasi? kaidah teks argumentasi adalah teks yang membahas pendapat penulis yang dilengkapi dengan fakta dan alasan yang objektif sehingga dapat meyakinkan para pembaca tentang suatu gagasan. Sehingga, para pembaca ikut menyetujui pendapat tersebut.

Contohnya, kamu menulis teks argumentasi mengenai dampak buruk merokok bagi kesehatan. Kamu bisa mulai dengan menulis bahwa kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan.

Setelah itu, jelaskan mengapa kebiasaan merokok dianggap sebagai kebiasaan yang buruk. Untuk mendukung pendapatmu, sajikan data tentang orang-orang yang menderita penyakit karena kebiasaan tersebut.

3 Kaidah Teks Argumentasi

Tujuan dari teks argumentasi dapat tercapai kalau kamu menerapkan kaidah kebahasaan dengan baik. Kaidah kebahasaan ini perlu kamu perhatikan ketika menulis teks argumentasi. Ada tiga kaidah teks argumentasi, yaitu:

1. Adverbia

Salah satu kaidah dalam teks argumentasi adalah adverbia. Adverbia juga disebut dengan kata keterangan.

a. Pengertian Adverbia

Adverbia adalah kata yang menjelaskan kata lainnya. Sehingga, artinya menjadi lebih jelas. Jadi adverbia digunakan untuk menerangkan kata lainnya. Misalnya, sangat, jarang, biasanya, paling, bukan, dan sebagainya.

Ketika menulis teks argumentasi, jangan menggunakan adverbia secara berlebihan. Misalnya, jangan menggunakan terlalu banyak kata mungkin atau sepertinya. Sebab, hal ini akan menimbulkan kesan ketidakyakinan dan keraguan penulis.

b. Jenis-Jenis Adverbia

Jenis-jenis adverbia meliputi:

  1. Adverbia Syarat: Kata keterangan menginformasikan bagaimana suatu aktivitas terjadi dalam kondisi atau syarat tertentu. Contohnya, jika, selama, asalkan, dan seandainya.
  2. Adverbia Waktu: Kata keterangan yang menginformasikan waktu terjadinya peristiwa. Contohnya, dulu, besok, nanti, dan kemarin.
  3. Adverbia Tempat: Kata keterangan yang menginformasikan lokasi terjadinya suatu kejadian. Contohnya, di situ, di sana, di sebelah, di tengah, di mana, di sekitar, dan sebagainya.
  4. Adverbia Alat: Kata keterangan yang menginformasikan alat atau cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Contohnya, secara, dengan, dan sebagainya.
  5. Adverbia Sebab: Kata keterangan yang menjelaskan penyebab atau alasan mengapa suatu peristiwa bisa terjadi. Kata ini memberikan pemahaman mengenai hubungan sebab-akibat dalam suatu konteks. Contohnya, akibat, sebab, karena, dan lain-lain.
  6. Adverbia Tujuan: Kata keterangan yang menunjukkan tujuan dari aktivitas. Tujuannya adalah menginformasikan alasan di balik suatu perbuatan. Contohnya, supaya, agar, dan untuk.
  7. Adverbia Kesertaan: Kata keterangan yang menunjukkan urutan kejadian. Misalnya, sesudah, sebelum, ketika, saat, sehabis, sementara, sehabis, dan sebagainya.
  8. Adverbia Derajat: Kata keterangan yang menunjukkan tingkat intensitas atau derajat. Contohnya, cukup, amat, terlalu, paling, kurang, hampir, sangatlah, dan sangat.
  9. Adverbia Kepastian: Kata keterangan yang berhubungan dengan kepastian. Contohnya, mungkin, tentu, dan pasti.
  10. Adverbia Aspek: Kata keterangan yang menunjukkan aspek dalam kalimat.

c. Contoh Penggunaan Adverbia dalam Kalimat

Contoh pemakaian adverbia dalam kalimat, yaitu:

  1. Adverbia Syarat: Dia akan merasa malu jika kamu mengejeknya. (Dalam kalimat ini, kata jika berperan sebagai adverbia syarat.)
  2. Adverbia Waktu: Saya akan pergi ke pasar besok. (Dalam kalimat ini, adverbia waktunya adalah kata besok. Kata ini menunjukkan bahwa aktivitas tersebut akan terjadi di masa mendatang).
  3. Adverbia Tempat: Santi belajar mengendarai sepeda di lapangan. (Dalam kalimat ini, adverbia tempat yang digunakan adalah di lapangan. Kata ini menjelaskan di mana Santi belajar).
  4. Adverbia Alat: Sendy belajar Bahasa Inggris dengan rajin. (Di kalimat ini, kata dengan menggambarkan cara yang dilakukan Sendy dalam belajar).
  5. Adverbia Sebab: Dia kesulitan mengerjakan ujian karena tidak belajar. (Dalam kalimat ini, kata karena dipakai untuk menyatakan alasan mengapa dia kesulitan mengerjakan ujian).
  6. Adverbia Tujuan: Ibu bangun lebih awal supaya bisa menyiapkan bekal untuk saya. (Kalimat ini menjelaskan bahwa tujuan ibu bangun lebih awal adalah untuk menyiapkan bekal. Adverbia tujuan dalam kalimat ini adalah supaya).
  7. Adverbia Kesertaan: Marina berangkat kerja ketika Mirna sedang memasak. (Kata adverbia ketika menunjukkan bahwa keberangkatan Marina terjadi pada waktu yang bersamaan dengan kegiatan memasak Mirna).
  8. Adverbia Derajat: Jessica sangat mahir bermain biola. (Kata sangat menunjukkan tingkat kemahiran yang tinggi).
  9. Adverbia Kepastian: Kirana pasti akan merasa lelah setelah bekerja. (Kata pasti menunjukkan kepastian atau keyakinan).
  10. Adverbia Aspek: Mira sudah menyelesaikan tugas sekolahnya. (Adverbia aspek dalam kalimat ini adalah sudah).

Baca Juga: Teks Argumentasi: Struktur Teks, Jenis, Ciri dan Contoh

2. Konjungsi

Selain adverbia, kaidah kebahasaan lainnya yang akan dibahas adalah konjungsi.

Program Afiliasi

a. Konjungsi

Konjungsi adalah kata yang mempunyai peran sebagai penghubung kata, frasa, klausa, dan kalimat. Konjungsi tidak terletak di akhir kalimat. Peran konjungsi sangat penting dalam kalimat. Dengan konjungsi, kalimat akan lebih mudah dipahami. Contohnya, bahkan, sehingga, dan oleh sebab itu.

b. Jenis-Jenis Konjungsi

Berikut ini adalah beberapa jenis konjungsi.

  1. Konjungsi antarparagraf: Kata yang menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf lainnya, seperti seiring berjalannya waktu, berdasarkan, pada akhirnya, dan sebagainya.
  2. Konjungsi intrakalimat: Kata yang bertindak sebagai penghubung kata, frasa, dan klausa. Misalnya, sedangkan, atau, dan, dan tetapi.
  3. Konjungsi antarkalimat: Kata yang bertindak sebagai penghubung kalimat. Konjungsi antarkalimat selalu diletakkan di awal kalimat, seperti selanjutnya, oleh sebab itu, namun, setelah itu.

c. Contoh Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat

Berikut ini adalah contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat.

  1. Contoh Konjungsi antarparagraf: Berdasarkan informasi di internet, PT X sedang membutuhkan tiga orang karyawan di bagian administrasi. (Konjungsi antarparagraf yang digunakan adalah berdasarkan).
  2. Contoh Konjungsi antarkalimat: Selanjutnya, letakkan loyang ke dalam oven. (Kalimat ini menggunakan kata selanjutnya sebagai konjungsi antarkalimat).
  3. Contoh Konjungsi intrakalimat:
  • Konjungsi koordinatif: Sandra dan Sisil adalah siswa di SD Negeri 5 Bandung. (Kalimat ini memiliki konjungsi koordinatif, yaitu dan)
  • Konjungsi korelatif: Baik adik maupun kakaknya tidak rajin berolahraga. (Konjungsi korelatif yang digunakan dalam kalimat ini adalah baik – maupun).
  • Konjungsi subordinatif: Dialah yang mesti memberitahu ibunya. (Konjungsi subordinatif yang digunakan adalah mesti).

Baca Juga: Teks Ulasan: Pengertian, Urutan Struktur dan Contoh

3. Verba

Teks argumentasi juga menggunakan verba. Verba juga disebut dengan kata kerja.

a. Pengertian Verba

Verba adalah kata kerja yang menyatakan sebuah tindakan. Verba menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh subjek. Dalam kalimat, verba berperan sebagai predikat.

b. Jenis-Jenis Verba

Berikut ini adalah jenis-jenis verba.

  1. Verba Asal: Kata kerja yang bersifat tunggal dan belum mengalami perubahan bentuk. Kamu bisa menggunakannya dalam kalimat formal dan informal. Contohnya, hilang, jadi, dan sebagainya.
  2. Verba Turunan: Kata kerja yang dibentuk dari verba asal dan diberi imbuhan. Contohnya, menjalankan, dilempar, mengambil, dan sebagainya.
  3. Verba Intransitif: Kata kerja yang tidak memerlukan objek, seperti tertawa, naik, berpakaian, kelaparan, dan sebagainya.
  4. Verba Transitif: Kata kerja yang memerlukan objek untuk melengkapi artinya. Contohnya, menjual, membuat, menjajakan, dan sebagainya.
  5. Verba Mental: Kata kerja yang dipakai untuk menyatakan dan menerangkan persepsi, pikiran, dan perasaan, seperti khawatir, mengerti, berpikir, melihat, dan merasa.
  6. Verba Relasional: Kata yang bertindak sebagai penghubung dan pelengkap. Kata ini menjadi penghubung antara subjek dengan predikat atau keterangan. Sering kali, kata kerja ini menunjukkan hubungan identitas, status, atau kepemilikan. Contohnya, merupakan, adalah, milik, termasuk, menjadi, terdiri dari, memiliki, mempunyai, dan sebagainya.

c. Contoh Penggunaan Verba dalam Kalimat

Contoh penggunaan pemakaian dalam kalimat, antara lain:

  1. Verba Asal: Sania makan mie goreng setiap pagi. (Verba asalnya adalah makan).
  2. Verba Turunan: Saya sedang membaca majalah di cafe. (Verba turunan membaca berasal dari kata dasar baca).
  3. Verba Intransitif: Burung pipit itu terbang di langit. (Verba intransitifnya adalah terbang. Kata terbang tidak memerlukan objek).
  4. Verba Transitif: Alya menulis sepucuk surat untuk ayahnya. (Verba transitif dalam kalimat ini adalah menulis. Kata ini memerlukan objek. Sepucuk surat adalah objek yang ditulis).
  5. Verba Mental: Santi merasa senang bertemu dengan teman lamanya. (Kalimat ini memiliki verba mental, yaitu merasa).
  6. Verba Relasional: Manila adalah ibu kota Filipina. (Adalah merupakan verba relasional dalam kalimat ini. Kata ini menunjukkan identitas).

Kesimpulan

Itulah penjelasan tentang kaidah kebahasaan teks argumentasi. Pemahaman tentang kaidah kebahasaan tidak hanya membantu kamu memahami teks argumentasi dengan baik, namun juga meningkatkan kemampuan untuk menulis teks argumentasi yang persuasif.

Apakah ada pertanyaan atau komentar tentang teks argumentasi? Jika masih binggung, kamu bisa membeli Buku Bahasa Indonesia yang berisi tentang materi teks argumentasi. Semoga bermanfaat!

Ebook Bisnis

Sumber:

Detik. https://www.detik.com/jateng/berita/d-6518668/teks-argumentasi-pengertian-ciri-ciri-struktur-jenis-dan-contohnya#:~:text=Teks%20argumentasi%20merupakan%20sebuah%20teks,jenis%2C%20dan%20struktur%20penulisan%20tersendiri diakses pada 7 November 2024

Brain Academy. https://www.brainacademy.id/blog/teks-argumentasi diakses pada 7 November 2024

Kata Data. https://katadata.co.id/lifestyle/varia/65696c4a5367b/penjelasan-kaidah-kebahasaan-teks-argumentasi-dan-jenisnya diakses pada 8 November 2024

Ruang Guru. https://www.ruangguru.com/blog/teks-argumentasi diakses pada 8 November 2024

Kumparan. https://kumparan.com/ragam-info/bagaimana-cara-menganalisis-kaidah-kebahasaan-teks-argumentasi-ini-jawaba-23RHrNT7Iim/full diakses pada 8 November 2024

Brain Academy. https://www.brainacademy.id/blog/jenis-dan-contoh-konjungsi diakses pada 8 November 2024

Kompas. https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/14/135637769/verba-pengertian-ciri-ciri-fungsi-dan-macamnya diakses pada 8 November 2024

Liputan 6. https://www.liputan6.com/hot/read/5557322/mengenal-kata-adverbia-dalam-bahasa-indonesia-ketahu-ciri-jenis-jenis-dan-contoh-penggunaannya?page=6 diakses pada 8 November 2024

Tinggalkan komentar