Pernahkah bertanya pada diri sendiri mengenai cara menyikapi pluralitas budaya di Indonesia? Budaya di Indonesia sama beragamnya dengan etnis, suku, agama, dan lain sebagainya. Indonesia yang memiliki bentuk negara kepulauan kemudian menciptakan keragaman yang sangat kaya.
Tak hanya bisa menjumpai perbedaan dari segi fisik karena Indonesia memiliki masyarakat dengan banyak ras, suku, bahkan etnis. Namun juga dari segi kuliner khas atau makanan tradisional, bahasa dalam keseharian, dan lain sebagainya. Dalam kondisi tertentu perbedaan ini akan dijumpai secara langsung, dihadapi secara langsung juga dan bukan lagi hanya dibaca dari buku, majalah, atau surat kabar.
Lalu, bagaimana menyikapi semua perbedaan tersebut? Bisa jadi, adanya perbedaan latar belakang dari segi suku, ras, agama, dan sebagainya akan menciptakan kondisi atau perasaan kurang nyaman.
Daftar Isi
Pengertian Pluralitas
Pengertian pluralitas adalah sebuah keberagaman sedangkan pluralisme adalah sebuah paham yang mengakui dan menghormati segala bentuk perbedaan. Perbedaan di berbagai bidang baik itu agama, budaya, politik, dan sebagainya kemudian bisa disikapi dengan baik lalu diterima dengan baik juga. Sehingga tidak menyebabkan perdebatan dan konflik, semua bisa hidup berdampingan.
Paham pluralisme ini tentu sangat dekat dan lekat dengan masyarakat Indonesia. Sebab, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia memang sejak dulu memiliki keberagaman yang sangat kaya. Paham pluralitas atau pluralisme kemudian tidak hanya dipahami teorinya saja, akan tetapi juga sudah dipraktekan.
Pluralitas secara sederhana kemudian dipahami sebagai bentuk untuk menghargai semua orang tanpa memandang aspek apapun, baik itu budaya, agama, politik, dan sebagainya. Pluralitas berkembang dengan baik di Indonesia dan kemudian jenisnya juga cukup beragam.
Jenis-Jenis Pluralitas
Sebelum mencari tahu bagaimana menyikapi pluralitas budaya di Indonesia maka kenali dulu jenis-jenisnya. Dilansir dari berbagai sumber, jenis-jenis dari pluralitas ini antara lain:
a. Pluralitas Agama
Jenis pluralitas yang pertama adalah pluralitas agama, diartikan sebagai sikap untuk menerima dan menghargai perbedaan agama di masyarakat. Sehingga tercipta toleransi antar umat beragama dan kemudian bisa hidup berdampingan. Toleransi agama ini sangat dibutuhkan, karena jika tidak ada toleransi maka bisa memicu konflik.
Konflik yang dilatarbelakangi oleh perbedaan agama bukanlah hal baru. Ada banyak negara di dunia yang mengalami konflik dan perpecahan karena masalah agama ini. Padahal, dengan sikap saling menghargai dan menghormati maka konflik bisa dihindari. Hidup berdampingan antar umat beragama pun bisa terwujud.
Jika suatu kelompok masyarakat sudah mampu menghargai perbedaan agama, kemudian tidak ada tindakan diskriminasi pada agama tertentu. Maka pluralitas agama sudah terbentuk dengan baik. Masyarakat pun bisa hidup rukun dengan warga yang agamanya berbeda-beda.
b. Pluralitas Sosial
Jenis pluralitas kedua adalah pluralitas sosial yang juga perlu disikapi dengan sangat baik. Pluralitas sosial adalah kondisi dimana masyarakat bisa saling menghargai satu sama lain dan terbentuk interaksi sosial yang baik. Sehingga dengan segala perbedaan yang dimiliki tidak lantas menghalangi untuk saling berinteraksi.
Apalagi manusia merupakan makhluk sosial, tidak akan bisa hidup dengan nyaman dan tenang tanpa bantuan orang lain. Pluralitas sosial membantu sebuah kelompok masyarakat untuk bisa berinteraksi sosial dengan kelompok masyarakat lain yang punya perbedaan. Baik dari segi agama, budaya, ras, suku, dan lain sebagainya.
c. Pluralitas Ilmu Pengetahuan
Jenis ketiga adalah pluralitas ilmu pengetahuan dimana setiap orang memiliki hak yang sama untuk mempelajari sebuah ilmu pengetahuan, meyakininya, dan kemudian mengamalkan atau mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut. Dalam pluralitas ilmu pengetahuan setiap individu memiliki hak untuk memutuskan kebenaran.
Selama memiliki ilmu pengetahuan yang bisa menjadi dasar atas kebenaran yang diputuskan tersebut. Meskipun begitu, perbedaan pendapat tentu bisa saja terjadi karena seseorang atau individu lain memiliki pandangan berbeda karena punya dasar ilmu pengetahuan yang berbeda.
Perbedaan ini tidak lantas menimbulkan konflik, harus bisa saling menghargai. Sebab perbedaan pendapat adalah hal lumrah dan harus disikapi dengan bijak agar tidak menjadi konflik dan semakin membesar.
d. Pluralitas Media
Jenis pluralitas berikutnya adalah pluralitas media, hal ini berhubungan dengan sikap saling menghargai perbedaan pendapat dalam menyikapi informasi di suatu atau beberapa media. Setiap orang kemudian memiliki hak yang sama untuk menyampaikan atau memberikan informasi di suatu media.
Perbedaan pendapat bisa saja terjadi saat suatu pendapat dibagikan melalui media tertentu. Hal ini adalah lumrah, dan tentu perlu disikapi dengan baik sebagaimana menyikapi pluralitas budaya di Indonesia secara bijak. Sehingga perbedaan pendapat di dalam suatu media tidak lantas menyebabkan konflik berkepanjangan.
Sebagai contoh dari pluralitas media ini adalah saat kampanye Pemilihan Presiden di tahun 2019 lalu. Beberapa akun di media sosial mendukung calon presiden A dan beberapa lagi mendukung calon presiden B. Perbedaan terhadap dukungan yang diberikan kemudian harus sama-sama dihormati agar tidak terjadi konflik.
e. Pluralitas Budaya
Terakhir adalah pluralitas budaya, yakni sikap saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan budaya di sebuah lingkungan masyarakat. Pluralitas budaya barangkali menjadi satu dari sekian penyebab konflik yang sering terjadi. Umumnya dipicu karena etnis atau suku tertentu merasa yang paling unggul atau paling baik.
Sikap ini kemudian memicu kemarahan dari etnis lain, karena merasa direndahkan posisi dan statusnya. Diskriminasi kemudian terjadi dan secara perlahan menimbulkan konflik. Oleh sebab itu, pluralitas budaya menjadi penting untuk dipahami dan diterapkan.
Supaya masyarakat bisa menerima semua perbedaan budaya dalam satu lingkungan. Hal ini akan mendorong lingkungan lebih damai, masyarakat bisa saling rukun, dan bisa beraktivitas dengan nyaman untuk meraih target atau tujuan hidup masing-masing.
Menyikapi Pluralitas Budaya Bangsa Indonesia
Perbedaan memang menjadi sesuatu yang lumrah ditemukan. Perbedaan ini tak hanya bisa ditemukan di lingkungan masyarakat, dimana ada penduduk asli dan ada pendatang. Melainkan bisa juga dalam satuan sosial lebih kecil, yakni di dalam keluarga sendiri. Setiap orang dalam satu atap dijamin memiliki sifat maupun pendapat berbeda-beda.
Oleh sebab itu, perlu membiasakan diri untuk menerima perbedaan tersebut. Sehingga saat mengetahui ada banyak sekali perbedaan saat berinteraksi dengan orang sekitar maka mampu bersikap dengan baik. Jika ditanya, bagaimana menyikapi pluralitas budaya di Indonesia?
Maka jawabannya adalah perlu menumbuhkan sikap toleransi terhadap semua perbedaan yang ditemukan. Jika diri sendiri bisa menghormati orang lain yang berbeda maka orang lain juga akan menghormati kita. Hal ini akan mendorong terbentuknya hubungan sosial yang baik.
Selain itu, masalah budaya tentu masyarakat di setiap daerah memiliki budaya yang khas. Kita tidak akan pernah mampu memaksakan semua orang untuk mengikuti budaya kita sendiri yang dilakukan dan diyakini sedari kecil. Setiap orang memiliki hak untuk meyakini dan menjalankan budaya mereka, yang merupakan budaya warisan nenek moyang mereka.
Oleh sebab itu, dalam menyikapi pluralitas budaya di Indonesia memang perlu menumbuhkan toleransi. Semakin kita berhati lapang menerima perbedaan semakin mudah bagi kita sendiri untuk diterima oleh masyarakat. Bisa hidup berdampingan, saling membantu, dan saling melengkapi.
Manfaat Pluralitas dalam Kehidupan
Mampu lebih bijak dalam menyikapi pluralitas budaya di Indonesia akan membantu menciptakan kedamaian. Menerapkan paham pluralitas sendiri kemudian diketahui memberikan banyak sekali manfaat. Diantaranya adalah:
1. Mengembangkan Sikap Saling Menghargai
Manfaat pertama dari pluralitas budaya maupun jenis lainnya adalah menciptakan sikap saling menghargai. Yakni menghargai dan mengakui kemampuan maupun prestasi yang dicapai oleh orang lain. Meskipun memiliki agama yang berbeda, ras yang berlainan, etnik yang tidak sama, dan lain sebagainya.
Mampu menghargai siapa saja dengan segala pencapaian mereka akan membantu diri sendiri dihargai juga oleh orang lain. Tidak perlu membedakan orang berdasarkan aspek agama, budaya, ras, dan semacamnya. Sebab setiap orang memiliki kemampuan unik dan bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan orang sekitar.
Menyadari hal ini, maka sikap menghargai prestasi mereka akan terbentuk, Tidak hanya bersedia untuk berinteraksi akan tetapi juga bekerjasama dan memberikan kepercayaan. Tindakan diskriminasi kemudian bisa dihindari dengan tumbuhnya sikap saling menghargai tadi.
2. Budaya Bisa Terus Dikembangkan
Tanpa memiliki kemampuan menyikapi pluralitas budaya di Indonesia dengan baik maka bisa memperbesar resiko suatu budaya akan hilang atau punah. Sebab yang namanya budaya perlu diturunkan ke generasi selanjutnya agar tetap lestari. Ada banyak contoh budaya yang sempat punah di Indonesia.
Misalnya saja budaya ketoprak di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dulu, ketoprak menjadi salah satu hiburan rakyat dan menjadi pilihan siapa saja yang sedang memiliki hajat untuk menggelarnya sebagai hiburan kepada tamu undangan. Perlahan peminat seni ketoprak ini minim dan semakin hilang.
Menghindari kemungkinan budaya yang dimiliki hilang maupun budaya orang lain hilang. Maka harus menumbuhkan sikap pluralitas, sehingga setiap orang leluasa menjaga dan mengembangkan budaya yang dimiliki. Kelestarian budaya akan terjamin, karena bisa diwariskan kepada anak cucu sampai kapanpun.
3. Meningkatkan Kualitas SDM
Siapa sangka dengan kemampuan yang baik dalam menyikapi pluralitas budaya di Indonesia tak hanya menjaga suatu budaya tetap lestari. Akan tetapi juga mampu meningkatkan kualitas SDM atau Sumber Daya Manusia. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Alasannya beragam, dimulai dari kebebasan setiap orang untuk meraih mimpinya. Seseorang tidak akan kesulitan menjadi manager di sebuah perusahaan meskipun memiliki budaya yang berbeda atau berasal dari pemeluk agama minoritas di sebuah daerah maupun di dalam lingkungan perusahaan tersebut.
Sehingga semua orang bisa berjuang dengan maksimal untuk meraih prestasi setinggi mungkin. Mereka tidak mengalami hambatan untuk berkembang lewat kesempatan meraih hak pendidikan, meraih jabatan tinggi, dan sebagainya. Kualitas SDM pun meningkat dan kemudian mampu mendorong perkembangan perekonomian.
4. Menciptakan Kerukunan dan Perdamaian
Manfaat berikutnya dari sikap pluralitas dalam lingkungan masyarakat adalah mampu menciptakan kerukunan dan perdamaian. Suatu lingkungan menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk tinggal jika kondisinya mendukung. Misalnya pendatang diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
Tanpa pernah diremehkan, mengalami diskriminasi, dan sebagainya para pendatang bisa tinggal dengan nyaman di lingkungan baru. Hidup berdampingan dengan masyarakat asli yang lahir dan besar di daerah tersebut kemudian menjadi hal yang mungkin untuk terjadi.
Sehingga bisa hidup rukun, lingkungan menjadi aman dan damai. Hal ini tentu menjadi keinginan semua orang. Sebab jika ada konflik berkepanjangan maka lingkungan menjadi tidak kondusif. Perlahan akan ada lebih banyak orang pindah ke lingkungan lain, lingkungan tersebut bisa mati suri.
Tips Menumbuhkan Sikap Pluralitas
Bagi beberapa orang mencoba menyikapi pluralitas budaya di Indonesia dengan baik atau secara positif bukan hal mudah. Apalagi jika selama ini selalu beranggapan bahwa golongan sendiri adalah golongan paling unggul atau superior. Supaya tidak selamanya merasa demikian dan mampu menerima segala perbedaan. Maka lakukan beberapa tips berikut ini:
1. Memahami Diri Sendiri
Tips pertama untuk bisa menumbuhkan sikap pluralitas adalah memahami atau mengenal diri sendiri dengan baik. Misalnya dengan mulai mengetahui apa saja kelebihan yang dimiliki sekaligus kekurangan yang dimiliki. Tanyakan kepada orang lain, baik itu teman maupun saudara agar penilaian mereka memberi gambaran jelas.
Memahami bahwa diri sendiri juga memiliki kekurangan disamping kelebihan yang membanggakan. Maka bisa dipastikan orang lain yang agamanya berbeda, budayanya berlainan, dan sebagainya juga demikian. Sehingga bisa menerima mereka dengan baik karena menyadari fakta tersebut.
2. Mengenal Perbedaan Secara Mendalam
Tips kedua agar bisa lebih mudah menyikapi pluralitas budaya di Indonesia secara positif adalah mengenal perbedaan secara mendalam. Maksudnya disini adalah mencoba untuk mengenal semua orang dengan segala perbedaannya. Hal ini akan memberi kesadaran bahwa tidak bisa membuat semua orang sama dengan diri kita.
Perbedaan ini akan terus ada sampai hari kiamat datang. Memaksakan diri untuk fokus pada satu golongan yang sama adalah tindakan sia-sia. Bisa jadi di masa mendatang akan menjadi minoritas dan merasakan sendiri betapa tidak enaknya diperlakukan diskriminatif.
Oleh sebab itu, kenali fakta tersebut sehingga bisa menerima perbedaan dengan lapang dada. Perbedaan bukanlah hal buruk, karena dengan adanya perbedaan akan tercipta penghargaan pada orang sekitar dan termasuk pada diri sendiri. Perbedaan juga bisa menambal kekurangan yang kita miliki dengan kelebihan mereka yang dianggap berbeda.
3. Menjalin Persahabatan Seluas-Luasnya
Selanjutnya adalah mencoba menjalin persahabatan seluas mungkin, dan mau mengenal atau bersahabat dengan siapa saja. Semakin dekat dengan seseorang yang tadinya dianggap berbeda bisa karena beda agama, budaya, dan sebagainya.
Maka semakin mengetahui kelebihan mereka dibanding diri sendiri. Sehingga bisa menumbuhkan sikap pluralitas yang membantu menciptakan kerukunan dan perdamaian.
4. Traveling agar Pikiran Lebih Terbuka
Sesekali perlu meluangkan waktu untuk traveling, bukan hanya untuk mencari hiburan akan tetapi juga membantu membuka pikiran. Kunjungi tempat wisata atau tempat menarik lain yang masyarakat setempat memiliki budaya dan agama yang berbeda.
Saat kunjungan dilakukan maka akan menyadari betul bahwa perbedaan itu ada. Kemudian bisa berada di tempat dimana diri sendiri menjadi minoritas bukan lagi mayoritas. Saat diperlakukan dengan baik oleh masyarakat setempat, aka pikiran pun menjadi lebih terbuka mengenai bagaimana harus menyikapi pluralitas budaya di Indonesia.
5. Dekat dengan Orang yang Dianggap Berbeda
Saat mengenal seseorang yang “berbeda” seringnya kita akan menjauh dan enggan berteman atau dekat. Padahal tidak akan rugi jika menjalin hubungan baik dengan mereka, bahkan bisa jadi mereka adalah penolong pertama saat mengalami kesulitan. Padahal orang lain yang dianggap “sama” memilih untuk tidak peduli.
Oleh sebab itu, pertimbangkan untuk menjalin kedekatan dengan mereka yang dianggap berbeda. Sehingga bisa mengenal mereka lebih dalam dan menjalin hubungan baik dan saling menguntungkan sekaligus saling menghargai. Lewat langkah ini, kesempatan untuk hidup rukun dengan mereka yang berbeda akan terbuka.
Penulis : Puji
Baca artikel penting lainnya yang terkait