Penelitian membutuhkan sampel untuk memperoleh hasil yang relevan. Untuk mengambil sampel, ada beberapa jenis metode yang bisa diterapkan. Dua di antaranya adalah random sampling dan purposive sampling? Apa sajakah perbedaan random sampling dan purposive sampling?
Sebelum memilih salah satu metode pengambilan sampel, kamu perlu memahami perbedaan kedua metode ini. Agar dapat memahaminya, mari simak artikel berikut. Di dalam artikel ini, akan membahas pengertian, contoh, serta perbedaan random sampling dan purposive sampling.
Daftar Isi
Pengertian Purposive Sampling
Sebelum memahami perbedaan kedua metode ini, kamu perlu memahami pengertiannya terlebih dahulu. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitiannya.
Dalam metode ini, sampel dipilih secara tidak acak. Kualitas data menjadi hal yang utama. Metode ini didasarkan atas pemahaman bahwa suatu kelompok atau individu tertentu dapat memberikan informasi yang relevan.
Contoh Purposive Sampling
Contoh purposive sampling, antara lain:
1. Studi Tentang Pasien yang Menderita Penyakit Langka
Peneliti ingin memahami bagaimana pengalaman hidup dari pasien yang mengidap penyakit langka, seperti penyakit lupus. Sampel yang diambil adalah pasien yang telah mengidap penyakit tersebut minimal selama lima tahun.
2. Penelitian Tentang Pengalaman Pengguna Aplikasi Belajar Bahasa
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman pengguna dalam menggunakan aplikasi belajar bahasa, terutama mereka yang sudah menggunakannya selama minimal 6 bulan dan mempunyai tingkat kemahiran bahasa tertentu, seperti tingkat A2 atau B1.
Peneliti dengan sengaja akan memilih peserta yang memenuhi kriteria tersebut. Mereka dapat menghubungi pengguna melalui media sosial, aplikasi, dan forum online dan menyaring peserta berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.
3. Penelitian Tentang Preferensi Konsumen Terhadap Produk Ramah Lingkungan
Peneliti akan mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan di kalangan generasi milenial. Kriteria sampel yang dibutuhkan adalah individu yang termasuk generasi milenial, tinggal di wilayah perkotaan tertentu, dan mempunyai minat terhadap isu lingkungan.
Purposive sampling sangat berguna bagi peneliti yang ingin fokus pada kelompok tertentu yang memiliki karakteristik khusus. Namun, karena tidak dipilih secara acak, hasil dari purposive sampling tidak bisa digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.
Pengertian Random Sampling
Sedangkan, pengertian random sampling adalah metode pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Metode ini dilakukan untuk memperoleh sampel yang representatif atau dapat mewakili seluruh populasi.
Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mengurangi bias. Sesuai dengan namanya, pengambilan sampel dalam metode ini dilakukan secara acak. Metode ini dikenal dengan istilah sampling acak.
Contoh Random Sampling
Berikut ini merupakan contoh random sampling.
1. Penelitian Tentang Tingkat Kesehatan Siswa di Sebuah Sekolah
Peneliti ingin mengetahui tingkat kesehatan para siswa di sebuah sekolah. Peneliti dapat membuat daftar siswa dan memberikan nomor pada setiap siswa. Kemudian, peneliti dapat menggunakan random number generator untuk memilih sampelnya.
2. Survei Kepuasan Kerja Karyawan di Sebuah Perusahaan
Peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan di sebuah perusahaan yang memiliki 500 orang karyawan. Mereka dapat memasukkan seluruh nama karyawan ke sebuah sistem komputer dan memilih seratus nama secara acak untuk dijadikan sebagai sampel.
3. Survei Kepuasan Pelanggan Terhadap Layanan dari Sebuah Perusahaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang disediakan oleh sebuah perusahaan. Populasinya adalah seluruh pelanggan perusahaan. Peneliti akan memiliki daftar lengkap seluruh pelanggan.
Untuk memilih sejumlah pelanggan dari daftar tersebut, peneliti akan menggunakan metode acak. Setiap pelanggan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Contohnya, sebuah perusahaan memiliki 20.000 orang pelanggan. Peneliti ingin memilih 1.000 orang pelanggan secara acak untuk diwawancarai.
Mereka bisa memakai generator angka acak untuk memilih 1.000 nomor acak antara 1 dan 20.000, dan pelanggan dengan nomor urut sesuai dengan angka acak yang terpilih akan menjadi sampel.
Random sampling merupakan teknik yang sangat penting dalam penelitian karena memungkinkan peneliti untuk memperoleh sampel yang representatif dari populasi yang lebih luas. Sehingga, peneliti bisa membuat generalisasi yang lebih akurat mengenai populasi tersebut.
Baca Juga: Cluster Sampling Adalah: Contoh, Rumus dan Cara Pengambilan
Perbedaan Random Sampling dan Purposive Sampling
Setiap metode pengambilan sampel mempunyai kelebihan masing-masing, begitu pula dengan random sampling dan purposive sampling. Berikut ini adalah perbedaan random sampling dan purposive sampling.
1. Jenis Teknik
Jenis-jenis teknik dalam purposive sampling meliputi typical case sampling, deviant case sampling, critical case sampling, homogeneous sampling, maximum variation sampling, quota sampling, dan snowball sampling.
Sedangkan, random sampling terdiri atas beberapa teknik yang mencakup simple random sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, dan cluster random sampling.
2. Pemilihan Sampel
Dalam purposive sampling, peneliti memilih sampel menurut kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan sampel tidak dilakukan secara acak, melainkan berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan peneliti tentang populasi. Kriteria yang dipakai bisa bervariasi, tergantung dengan tujuan penelitiannya.
Dalam random sampling, setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Proses pemilihannya dilakukan secara acak, tanpa kriteria atau pertimbangan khusus dari peneliti.
3. Representasi Populasi
Purposive sampling memiliki tingkat representasi yang rendah. Sampel yang didapatkan mungkin tidak representatif terhadap populasi secara keseluruhan.
Sedangkan, random sampling mempunyai tingkat representasi yang tinggi. Sampel yang diperoleh representatif terhadap seluruh populasi. Dengan sampel yang representatif, peneliti bisa menggeneralisasikan hasil penelitian ke populasi yang lebih besar.
4. Fokus Utama
Perbedaan dari kedua metode ini juga terlihat dari fokus utamanya. Purposive sampling memiliki fokus utama untuk memperoleh informasi yang spesifik. Sedangkan, random sampling memiliki fokus utama untuk memperoleh sampel yang merepresentasikan populasi.
5. Penggunaan Umum
Umumnya, peneliti menggunakan purposive sampling untuk penelitian kualitatif, studi kasus, focus group, dan penelitian eksploratori. Sedangkan, random sampling umum digunakan untuk survei, penelitian kuantitatif, uji klinis, dan penelitian pasar.
6. Tingkat Bias
Purposive sampling mempunyai tingkat bias yang lebih tinggi dari random sampling. Hal ini dapat terjadi karena pemilihan sampelnya didasarkan pada kriteria subjektif peneliti. Sedangkan, random sampling mempunyai tingkat bias yang lebih rendah dari purposive sampling.
Hal ini karena setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sehingga cenderung lebih representatif terhadap populasi.
7. Tujuan
Purposive sampling bertujuan untuk memperoleh sampel yang representatif dari populasi. Sehingga, hasil penelitian bisa digeneralisasikan ke populasi tersebut. Sedangkan, random sampling bertujuan untuk memperoleh informasi yang spesifik mengenai kelompok tertentu yang menari bagi peneliti.
8. Proses
Proses pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dilakukan dengan cara mengidentifikasi populasi target, membuat daftar lengkap seluruh anggota populasi, dan menggunakan metode acak untuk memilih sampel dari sampling frame.
Proses pengambilan sampel dengan random sampling adalah mengidentifikasi kriteria yang relevan dengan tujuan penelitian dan memilih anggota populasi yang sesuai dengan kriteria tersebut.
Random sampling merupakan opsi yang tepat bagi kamu yang menginginkan hasil yang representatif dan bisa digeneralisasi. Sedangkan, purposive sampling cocok untuk penelitian yang membutuhkan informasi yang relevan.
Sekian pembahasan mengenai perbedaan random sampling dan purposive sampling. Menentukan metode pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah yang penting dalam penelitian. Jika kamu masih bingung, kamu juga bisa membeli Buku Penelitian di Deepublish Store dengan banyak pilihan.
Sumber:
Penerbit Deepublish. https://jakarta.penerbitdeepublish.com/accidental-sampling-purposive-sampling-dan-random-sampling/ diakses pada 9 Februari 2025
Gramedia. https://www.gramedia.com/literasi/random-sampling/?srsltid=AfmBOoqtrvKxeQglbGZgx03Mfc2e8alVcPuRxut9d9tFIiuELX0R_veu diakses pada 9 Februari 2025
Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.