Diferensiasi Sosial: Pengertian, Bentuk dan Contoh

Dalam hidup bermasyarakat tentunya akan menjumpai banyak orang dengan karakter masing-masing dan kemudian muncul perbedaan, yang dikenal sebagai diferensiasi sosial. Sudah menjadi hukum alam bahwa setiap manusia terlahir berbeda baik secara fisik maupun dari aspek lainnya. 

Bahkan seseorang yang terlahir bersaudara kembar, bersama kembarannya pun akan dijumpai perbedaan. Entah itu dari warna rambut, punya tidaknya tahi lalat, dan lain sebagainya. Perbedaan ini wajar dan harus disikapi dengan sangat bijak. 

Maka dalam ilmu sosial kemudian dibahas mengenai ilmu diferensiasi di bidang sosial. Dimana ilmu ini penting untuk bisa lebih siap terjun di tengah masyarakat dan berhadapan dengan segunung perbedaan. 

Lalu, apa sebenarnya diferensiasi sosial? Kemudian kenapa materi ini penting untuk dipahami dengan baik oleh semua orang? Simak informasi detailnya di bawah ini. 

Pengertian Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial secara umum merupakan perbedaan antara anggota masyarakat secara horizontal, yakni adanya faktor pembeda yang menunjukan semua pihak berada pada level atau tingkatan dan derajat yang sama. 

Affiliate Buku

Misalnya saja dalam satu kelas, setiap siswa memiliki sejumlah perbedaan. Mulai dari perbedaan jenis kelamin karena ada siswa dan siswi, kemudian perbedaan agama yang dianut masing-masing siswa, perbedaan ras, suku, dan lain sebagainya. 

Jadi, meskipun dalam satu kelas ada banyak siswa dan masing-masing punya ciri unik yang membedakan semuanya satu sama lain. Namun posisi atau derajat mereka sama, yakni sama-sama berstatus sebagai siswa dan mendapatkan hak maupun kewajiban yang sama. 

Diferensiasi secara sosial juga bisa terbentuk karena ada perbedaan fisik yang dimiliki setiap orang sejak lahir ke dunia. Sehingga perbedaan pada diferensiasi sosial kemudian tidak lantas menunjukan seseorang lebih dominan dibanding orang lainnya. 

Pengertian Diferensiasi Sosial Menurut Para Ahli

Agar bisa lebih mudah lagi memahami pengertian diferensiasi sosial, maka berikut merupakan pendapat para ahli: 

A. Soerjono Soekanto 

Pendapat pertama dalam menjelaskan pengertian diferensiasi di bidang sosial disampaikan oleh Soerjono Soekanto. Dijelaskan bahwa diferensiasi sosial adalah bentuk variasi profesi kerja dalam masyarakat yang dianggap sebagai sebuah prestise, tanpa memberikan perbedaan-perbedaan yang nyata. 

Sehingga meskipun dalam suatu lingkungan, setiap orang di tengah masyarakat punya perbedaan yang mencolok. Namun perbedaan ini tidak lantas menimbulkan perbedaan derajat, posisi, hak dan kewajiban, dan lain sebagainya. Perbedaan ini hanya tampak secara kasat mata namun tidak berimbas terhadap kegiatan masyarakat. 

B. Susanto 

Pendapat kedua yang menjelaskan pengertian dari diferensiasi sosial disampaikan oleh Susanto. Beliau menjelaskan bahwa diferensiasi sosial adalah fenomena sosial yang mampu menciptakan perbedaan dalam kehidupan masyarakat dengan lebih melihat pada status horizontal (setara).

Reseller Buku

Perbedaan pada masyarakat memang sangat beragam, dan faktor pembeda ini sangat beragam. Menurut Susanto, diferensiasi sosial bisa terbentuk atau terjadi karena adanya perbedaan dari segi horizontal. Adapun perbedaan horizontal sudah dijelaskan di awal seperti perbedaan jenis kelamin, agama, ras, dan lain-lain. 

C. Vina Dwi 

Pengertian diferensiasi sosial juga disampaikan oleh Vina Dwi, menurut beliau diferensiasi sosial merupakan pandangan terkait dengan perbedaan di lingkungan sosial bermasyarakat yang menyebabkan adanya pembagian agama, jenis kelamin, ras serta pemisahan dengan berbagai pandangan yang menyelimutinya.

Jadi, ada proses menyadari adanya perbedaan di tengah masyarakat berdasarkan perbedaan horizontal. Hal ini kemudian membuat masyarakat membagi atau mengelompokan masyarakat berdasarkan perbedaan tersebut. Namun, setiap masyarakat tetap memiliki posisi sama, dimana ada hak dan kewajiban yang sama juga. 

Jadi, diferensiasi sosial adalah perbedaan yang dimiliki setiap anggota masyarakat dan sifatnya horizontal. Adanya perbedaan ini membuat suatu daerah, wilayah, bahkan negara memiliki keanekaragaman yang menarik. 

Misalnya ada banyak suku yang mendiami suatu daerah, semuanya bisa saling membaur dan bersosialisasi dengan baik. Meskipun memiliki perbedaan suku, setiap masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama. 

Seperti kewajiban membayar pajak, seseorang dari suku Jawa tidak lantas bebas dari kewajiban pajak sementara suku lain sebaliknya. Semua suku di Indonesia punya hak dan kewajiban yang sama. Sehingga sifat perbedaannya horizontal.

Ciri Ciri Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial berbeda dengan perbedaan lain di tengah masyarakat. Supaya lebih mudah membedakan mana yang termasuk diferensiasi sosial dan mana yang tidak. Maka berikut sejumlah ciri yang dimiliki diferensiasi sosial secara umum: 

1. Ciri Fisik 

Ciri pertama dari diferensiasi sosial adalah ciri fisik. Yaitu ciri yang bisa dilihat oleh mata karena memiliki bentuk fisik dan penampakan yang terlihat dengan jelas. Perbedaan dari segi fisik kemudian masuk ke dalam jenis ciri ini. 

Misalnya perbedaan dari segi warna kulit, warna mata, bentuk mata, bentuk hidup, rambut, dan lain sebagainya. Setiap orang baik yang memiliki ras sama maupun berbeda dijamin memiliki perbedaan. Misalnya saja orang Jawa, meskipun dalam satu lingkungan bisa bertemu dengan orang Jawa juga. Tentunya akan ada sejumlah perbedaan fisik seperti bentuk rambut, bentuk hidup, warna kulit, warna mata, dan lain-lain. 

Sehingga perbedaan dari segi fisik ini tidak lantas membuat seseorang memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Sebab setiap orang dilahirkan ke dunia dengan ciri fisik yang khas dan tidak ada yang sama persis. 

2. Ciri Sosial 

Ciri kedua dari diferensiasi sosial adalah ciri sosial. Yaitu perbedaan sosial yang muncul dari profesi atau pekerjaan dan peran masing-masing dalam suatu lingkungan. Setiap orang dijamin memiliki profesi tersendiri sesuai keahlian yang mereka miliki. 

Setiap profesi ini akan membangun kehidupan sosial yang sehat, sebab satu sama lain saling berhubungan dan saling membantu. Misalnya saja dalam lingkungan satu kantor. Ada yang bertugas sebagai staff keuangan, staff administrasi, staff HRD, staff pemasaran, dan lain-lain. 

Setiap karyawan dalam perusahaan kemudian punya tugas yang berbeda dan memiliki satu tujuan yang sama. Yakni mencapai tujuan perusahaan tempat mereka bekerja. Ini baru di lingkungan tempat kerja, hal serupa juga berlaku di lingkungan tempat tinggal. 

Misalnya di lingkungan tempat tinggal ada yang berprofesi sebagai ketua RT, RW, satpam, tenaga kebersihan, dan sebagainya. Meskipun memiliki profesi dengan tugas dan peran berbeda. Namun tidak lantas membuat perbedaan ini dirasa mengganggu dan harus dihapuskan. 

3. Ciri Budaya 

Ciri diferensiasi berikutnya adalah ciri budaya. Ciri budaya adalah ciri khas yang membedakan antara satu orang dengan orang lain dari aspek kebudayaan yang dimiliki. 

Seseorang yang berasal dari daerah berbeda tentunya memiliki budaya yang berbeda. Misalnya, masyarakat dari Bali akan terbiasa dengan budaya upacara Ngaben untuk mereka yang meninggal dunia. Kemudian di Jawa tidak ada atau tidak mengenal upacara Ngaben tersebut. 

Meskipun punya perbedaan budaya, namun setiap masyarakat bisa hidup rukun dan saling menghargai. Sekaligus memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai Warga Negara Indonesia. 

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial kemudian bisa membedakan antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok yang lain. Selain bisa dibedakan berdasarkan ciri-ciri diferensiasi sosialnya. Masyarakat juga bisa dibedakan dalam bentuk diferensiasi sosial yang dimiliki, dimana cukup beragam. Berikut beberapa diantaranya: 

1. Jenis Kelamin 

Bentuk diferensiasi sosial yang paling mudah ditemukan dalam kehidupan sosial adalah perbedaan jenis kelamin. Yakni ada laki-laki dan ada perempuan, perbedaan yang dimiliki secara hakiki adalah perbedaan gender. 

Sejak lahir seseorang sudah menjadi laki-laki maupun perempuan dan tentunya tidak bisa diubah. Perbedaan jenis kelamin kemudian tidak mempengaruhi derajat seseorang, semua sifatnya sederajat sehingga termasuk perbedaan horizontal. 

Meskipun untuk menyetarakan kedudukan antara perempuan dan laki-laki belum bisa dilakukan 100%. Khususnya di negara tertentu yang memiliki pandangan bahwa laki-laki lebih kuat dibanding perempuan. 

Namun, pada umumnya semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Baik laki-laki maupun perempuan punya hak suara dalam pemilu, keduanya punya hak untuk mengajukan perceraian ke pengadilan, punya hak untuk menjadi seorang pemimpin, dan bisa menekuni profesi yang sama di bidang tertentu. 

2. Suku Bangsa 

Bentuk kedua dari diferensiasi sosial adalah suku bangsa, yakni perbedaan antara satu individu dengan individu lain karena memiliki suku yang berlainan dalam satu bangsa. 

Jadi, perbedaan suku tidak hanya bisa dijumpai ketika bertemu dengan orang dari luar negeri saja. Melainkan juga dengan orang dari negara yang sama. Di sejumlah daerah, tidak sedikit masyarakat yang hidup bertetangga dengan mereka yang berasal dari suku lain. 

Perbedaan suku juga termasuk ke dalam jenis perbedaan horizontal karena tidak mempengaruhi derajat seseorang. Kemudian tidak mempengaruhi hak dan kewajiban masing-masing sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik. 

DI Indonesia berlaku hukum bahwa setiap suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan juga martabat. Semua ini kemudian dijamin oleh konstitusi hukum di Indonesia dan diterapkan secara adil dan merata. 

3. Klan 

Indonesia di masyarakat daerah tertentu mengenal bentuk diferensiasi sosial yang disebut klan. Klan adalah perbedaan yang dilihat dari garis keturunan, seperti istilah marga dalam masyarakat Batak. 

Klan atau garis keturunan dari garis ibu disebut matrilineal, sementara dari garis bapak atau ayah disebut patrilineal. Seluruh masyarakat yang memiliki klan kemudian memiliki perbedaan garis keturunan dan tidak membedakan derajat sosial mereka. 

Jadi, meskipun dari marga X misalnya, tetap memiliki hak dan kewajiban yang sama persis dengan marga Y dan marga yang lainnya. Sehingga perbedaan dalam bentuk klan ini termasuk perbedaan horizontal. 

4. Ras

Setiap orang lahir dengan atau dari ras tertentu. Beberapa orang menikah dalam satu ras dan melahirkan anak-anak dengan ras yang sama dan punya ciri fisik sama. Beberapa lagi menikah antar rasa yang berbeda, dan kemudian memiliki anak-anak dengan ciri fisik yang lebih khas lagi. 

Bentuk diferensiasi sosial berikutnya adalah perbedaan ras, dimana di Indonesia sendiri jenis ras ini sangat banyak. Ras yang berbeda kemudian memberikan tampilan fisik yang berbeda juga. 

Misalnya dari warna kulit, warna mata, warna dan bentuk rambut, dan lain sebagainya. Perbedaan ras kemudian masuk kategori perbedaan horizontal yang tidak mempengaruhi derajat masing-masing orang. 

5. Agama 

Secara umum setiap orang atau setiap individu menganut agama tersendiri, biasanya dianut sejak kecil. Mereka yang lahir dari kedua orangtua dengan agama sama biasanya akan menganut agama yang sama juga. 

Sebaliknya, bagi anak yang lahir dari kedua orangtua dengan agama berbeda maka anak biasanya akan memeluk salah satu agama kedua orangtuanya. Anak kemudian diberi hak untuk memilih agama mana yang diyakininya dan bisa menjalankan seluruh ajaran di dalam agama tersebut. 

Agama juga termasuk bentuk diferensiasi sosial karena aspek ini termasuk perbedaan horizontal. Indonesia memiliki beberapa agama yang diakui oleh pemerintah dan agama Islam sebagai agama mayoritas. 

Meskipun menjadi agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk di Indonesia, tidak lantas penganutnya memiliki derajat lebih tinggi dibanding pemeluk agama lain. Jadi, secara hukum posisi atau kedudukan semua pemeluk agama sama. 

6. Profesi atau Pekerjaan 

Bentuk terakhir dari diferensiasi sosial adalah profesi atau pekerjaan, dimana setiap orang memiliki profesi yang berbeda-beda. Biasanya pemilihan profesi akan disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki. 

Misalnya saja lulusan akuntansi tentu akan bekerja sebagai staff keuangan atau akuntan di sebuah perusahaan. Kecil kemungkinan mereka akan ditempatkan sebagai staf HRD atau bagian yang lain. 

Profesi kemudian termasuk perbedaan horizontal karena apapun profesi yang dimiliki seseorang. Maka seseorang tersebut sudah berkontribusi dalam memberikan jasa pada kehidupan. Hasil pekerjaan mereka akan bisa dimanfaatkan oleh orang lain, baik di satu bidang maupun yang berlainan.

Sehingga tidak ada istilah profesi A memiliki derajat lebih tinggi dibanding profesi B dan seterusnya. Semua memiliki derajat yang sama karena memiliki peran dalam kehidupan sosial. Sekaligus memiliki keahlian masing-masing yang bisa dimanfaatkan oleh orang sekitar juga.  

Dampak Adanya Diferensiasi Sosial

Jika membahas mengenai diferensiasi sosial maka akan membahas juga mengenai dampaknya. Dampak dari diferensiasi sosial bisa positif bisa juga negatif. Adapun dampak positif dari perbedaan horizontal dalam kehidupan sosial antara lain: 

  • Memperkuat ikatan golongan atau kelompok yang bersangkutan, terutama jika  menghadapi ancaman yang berasal dari luar.
  • Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya. 
  • Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan kepada bangsa. 
  • Memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan atau bangsa.
  • Mempererat relasi antar kelompok atau organisasi yang memiliki ideologi yang sama.

Sedangkan dampak negatif dari diferensiasi sosial antara lain: 

  • Membangkitkan prasangka dan permusuhan terhadap golongan atau kelompok sosial yang memiliki atau dianggap berbeda. 
  • Dapat menghambat hubungan antar kebudayaan atau bangsa.
  • Menghambat proses asimilasi dan integrasi sosial. 
  • Dapat menjadi kekuatan yang terpendam yang dapat mengakibatkan konflik antar golongan atau kebudayaan (suku, agama, ras dan antargolongan atau SARA).
  • Mengakibatkan jurang perbedaan antara kelompok yang memiliki aliran atau pandangan yang berbeda.

Contoh Diferensiasi Sosial 

Berikut adalah sejumlah contoh dari diferensiasi sosial yang umum dijumpai dalam keseharian: 

  1. Perbedaan budaya antara masyarakat di Jawa dengan di Kalimantan, meskipun punya budaya yang berbeda namun tidak lantas harus memisahkan diri. Semua bisa rukun dan hidup berdampingan, karena faktor budaya tidak membuat masing-masing merasa lebih unggul dan dominan. 
  2. Perbedaan gender dalam satu kelas, dimana ada siswa laki-laki dan siswa perempuan. Semuanya memiliki hak untuk belajar, menjadi ketua kelas, dan lain sebagainya. 
  3. Perbedaan jabatan di dalam satu kantor atau bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Meskipun memiliki posisi dan tanggung jawab berbeda namun semua merupakan karyawan yang sama-sama punya hak dan kewajiban ke dan dari perusahaan. 

Diferensiasi sosial adalah hal yang terbentuk atau terjadi secara alami, karena makhluk hidup pasti punya perbedaan. Apalagi manusia, yang secara fisik antara satu orang dengan orang yang lain punya perbedaan mencolok. Oleh sebab itu pemahaman tentang diferensiasi sosial ini penting agar bisa meminimalkan dampak negatifnya.

Tinggalkan komentar