Pengertian Pendidikan Nasional Disertai Fungsi dan Tujuannya

Pengertian Pendidikan Nasional – Pendidikan nasional menjadi tujuan yang sangat penting bagi pemerintah. Lewat pendidikan nasional, akan membantu mencetak generasi handal. Dalam rangka mencapai itu semua, maka dibutuhkan kerjasama banyak pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk tetap menyekolahkan putra-putri mereka hingga jenjang setinggi-tingginya. 

Sebagai Negara berkembang, tidak heran jika pendidikan nasional mengalami permasalahan. Salah satunya masalah putus sekolah. Banyaknya anak-anak yang putus sekolah akibat perekonomian tentu menjadi keprihatinan sendiri.

Beberapa tahun lalu, pendidikan nasional masih menegaskan bahwa wajib belajar hanya 9 tahun saja. sekarang pemerintah mengubah aturan wajib belajar, minimal 12 tahun. Diharapkan, dengan wajib belajar ini dapat meningkatkan kemajuan di bidang pendidikan secara administratif. 

Kenapa secara administratif? Yap, menurut saya tetap pendidikan nasional akan tercapai jika kualitas sumber daya manusia dan mentalitas sumber daya manusia memiliki integritas dan pemikiran cerdas.

Nyatanya, banyak orang yang tidak lulus sekolah, tetapi mereka orang-orang yang mampu memberikan perubahan terhadap lingkungan dan menjadi orang besar. Misalnya, mereka membuka lapangan kerja dan mengentaskan angka pengangguran Negara. 

Jadi menurut hemat saya, bukan melulu tergantung pada tingkat pendidikan saja. tetapi pada integritas, kecerdasan orang tersebut. kembali lagi membahas pendidikan nasional, barangkali ada yang bertanya tentang definisi, fungsi dan tujuannya. Nah, berikut adalah beberapa penjelasannya. 

Affiliate Buku

Pengertian Pendidikan Nasional 

Pengertian pendidikan nasional memang memiliki beberapa versi, tergantung dilihat dari perspektif mana. Salah satu dilihat dari Undang-undang 20 tahun 2003 pendidikan nasional secara garis besar mengulas tentang sistem pendidikan nasional.

Yang mana di pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kecakapan, kreatif, mandiri, sehat, berilmu, berakhlak mulia dan tentunya bisa menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sebenarnya ada banyak sekali pengertian pendidikan nasional. Berikut adalah beberapa pendapat pendidikan nasional. 

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles pendidikan dapat diartikan sebagai fungsi negara untuk mencapai tujuan suatu negara itu sendiri. Tentu saja setiap negara memiliki tujuan sendiri-sendiri.

Aristoteles menyebutkan bahwa pendidikan sebagai sarana untuk bekal mencapai aktivitas atau pekerjaan yang lebih baik dan lebih layak. Maka dari itu, agar langkahnya jelas dibuatlah undang-undang untuk mengatur, dimana undang-undang tersebut dibuat agar sesuai dengan koresponden dengan hasil analisis psikologis atau semacamnya.

Reseller Buku

2. Socrates 

Berbeda dengan pendapat Socrates yang mengartikan pendidikan nasional sebagai sarana untuk mencari kebenaran melalui dialektika. Sedangkan menurut John Dewey yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai proses pembaharuan dan pengalaman.

3. John Dewey

Dan pendidikan yang dimaksud John Dewey pun tidak melulu pendidikan dibangku formal, berlaku dalam bidang pendidikan nonformal. Dimana kunci dari pendidikan adalah menghasilkan kesinambungan sosial yang membutuhkan pengawasan. 

4. Edgar Dale

Menurut Edgar Dale, pendidikan tidak selalu dalam bentuk pendidikan formal dan nonformal dan dicari sepanjang hayat. Menurutnya, pendidikan memiliki peranan yang besar di berbagai sektor.

5. Ki Hajar Dewantara

Sedangkan menurut para tokoh indonesia, seperti Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah permintaan dalam kehidupan anak-anak. Dimana pendidikan sebenarnya mengarah pada seluruh kekuatan agar setiap orang yang belajar mencapai kebahagiaan hidup dan mencapai keselamatan yang tinggi. 

Promo Buku

6. Soekidjo Notoatmodjo

Menurut Soekidjo Notoatmodjo berpendapat lain, pendidikan sebagai upaya untuk membuat rencana, dimana rencana tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi seseorang, masyarakat ataupun kelompok.

7. Imam Al-Ghazali

Berbeda dengan Imam Al-Ghazali yang juga fokus di dunia pendidikan islam. Beliau mengatakan bahwa pendidikan islam sebagai bentuk proses memanusiakan manusia.

Dimana sejak lahir sebenarnya manusia sudah belajar hingga nanti akhir hayatnya. Ilmu pengetahuan yang disampaikan atau yang dipelajari yang baik dilakukan secara bertahap. Tahap belajar pun juga bertahap, yang awalnya belajar sebagai proses pengajaran agar bertanggung jawab, menuju ke pendekatan diri kepada Allah demi menjadi manusia yang sempurna.

Berbeda dengan Imam Khomeini, pendidikan sebagai kebutuhan yang sudah dipelajari sejak manusia lahir. Dimana dari pendidikan, seseorang akan mengetahui wujud Tuhan dan mengenal Allah swt.

Ia pun menceritakan bahwa pendidikan semestinya mampu mengantarkan manusia tidak hanya dari segi materi tetapi juga mengantarkan manusia pada kebahagiaan hakiki.

Baca juga : 7 Rekomendasi Buku Pendidikan Untuk Para Calon Pendidik

Fungsi Pendidikan Nasional 

Fungsi pendidikan nasional memang sangat menjadi perhatian utama. Tidak hanya untuk pemerintah saja, saat musim pencalonan diri, pendidikan pun dijadikan salah satu alat untuk mengumbar janji ke masyarakat, agar di pilih. Dari sini menunjukan bahwa pendidikan masih menjadi poin penting ddan kesadaran masyarakat terhadap dunia pendidikan pun juga sudah baik. 

Meskipun banyak orang menyadari betapa pentingnya pendidikan nasional, ternyata tidak semua orang tahu fungsi dari pendidikan itu sendiri. Lantas apa saja sih fungsi dari pendidikan Nasional? Simak ulasannya sebagai berikut. 

1. Menciptakan Generasi Penerus Bangsa 

Fungsi pendidikan nasional tentu saja menciptakan generasi penerus bangsa. Tanpa generasi muda saat ini, maka tidak ada harapan yang bisa di estafetkan. Itu sebabnya, generasi anak-anak yang sekarang ada, penting sekali diberikan pendidikan yang layak. Kelayakan dalam arti ini tidak melulu secara sarana saja, tetapi secara psikologis mempersiapkan dan meletakkan calon penerus agar bisa berfikir berfikir kritis. 

Salah satu upaya menciptakan generasi penerus bangsa ini sudah dilakukan oleh pahlawan. Salah satunya Ki Hajar Dewantara. Saat beliau di buru Belanda dan hendak di hukum, Ki Hajar memilih diasingkan ke Belanda. Dari pengasingan itulah, beliau belajar dan menimba ilmu. Sepulang dari pengasingan, beliau pun menularkan ilmu pendidikan berbasis pendidikan lokal. 

Dari situlah beliau mulai fokus pada dunia pendidikan. Beliau pun mendirikan sekolah taman siswa yang melahirkan banyak penerus bangsa yang mendunia. Tidak heran jika beliau dinobatkan sebagai bapak pendidikan yang pemikirannya pun cemerlang.

Dari secuil cerita ini, menunjukan bahwa fungsi pendidikan nasional itu seperti pendidikan yang ada saat ini. dimana, hanya belajar dan belajar saja. Ada banyak perjuangan yang dilakukan oleh pahlawan bangsa kita, salah satunya menegakan hak belajar bagi kaum Wanita yang diperjuangkan RA Kartini.

2. Dapat dijadikan Untuk Mengukur Kepedulian terhadap generasi bangsa 

Fungsi pendidikan ternyata juga dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kepedulian terhadap generasi bangsa. Kemudian diatur dalam Undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 6 yang berisi bahwa masyarakat memiliki tanggung jawab akan pelaksanaan pendidikan di Indonesia. 

Secara tidak langsung, menunjukan bahwa masyarakat memiliki peranan besar untuk mengawal pendidikan. Jadi posisi masyarakat selain sebagai pelaksana pendidikan, juga sebagai control. Misalnya, di lembaga pendidikan terjadi penyelewengan wewenang, maka masyarakat secara tidak langsung membantu pemerintah dalam melakukan pengawasan. 

3. Media transformasi nilai dan transformasi ilmu pengetahuan

Seperti yang disebutkan di bab sebelumnya, bahwasanya fungsi dari pendidikan nasional tidak lain dan tidak bukan sebagai media transformasi. Mulai dari transformasi kepemimpinan, transformasi ilmu pengetahuan dan transformasi kreativitas dan inovasi. Tanpa adanya transformasi, tidak bisa dibayangkan betapa berantakan tatanan masyarakat karena tidak memiliki aturan, tidak memiliki sopan santun dan tidak memiliki moral. 

Ironisnya, jika tidak terjadi transformasi, ilmu pengetahuan akan terputus. Saat ilmu pengetahuan terputus, maka banyak pemikiran sumbu pendek yang mengancam tatanan masyarakat. Misalnya, mudah berkelahi, hilang rasa kemanusiaan, hilang integritas dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, dengan adanya transformasi, segala ilmu pengetahuan akan tetap langgeng dan akan terus berkembang. 

Semakin berkembang ilmu pengetahuan, semakin cemerlang perspektif atau pemikiran masyarakat terhadap persoalan dan permasalahan hidup. Sehingga hidup lebih damai, dan tentu saja mengurangi terjadinya ketimpangan dan kesenjangan. Jadi, fungsi pendidikan nasional itu memang sangat berpengaruh besar di segala sektor. 

Termasuk pula dapat dimanfaatkan untuk transformasi nilai-nilai budaya. Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia sebagai Negara kepulauan yang memiliki beragam budaya, suku dan ras yang jika kita jaga, sangat luar biasa asset yang menjanjikan. Ditengah arus globalisasi seperti ini, penting sekali mentransformasikan nilai budaya agar nilai-nilai budayanya tidak hilang begitu saja. 

4. Membentuk Karakter Bangsa

Fungsi lain dari pendidikan nasional adalah membentuk karakter bangsa. Semakin maju dunia pendidikan, maka semakin melek masyarakat. Ketika masyarakat sudah melek, maka sedikit permasalahan dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Sedikit pula terjadi pertentangan atau permasalahan dibidang psikososial. 

Diranah yang lain, semakin baik karakter semakin banyak generasi muda yang memiliki pemikiran brilian. Dimana mereka tidak hanya memiliki otak yang cerdas dan cemerlang, tetapi juga memiliki moral, martabat dan integritas yang baik.

Baca juga : Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Digital

Tujuan Pendidikan Nasional 

Tidak dapat dipungkiri jika pendidikan nasional menjadi fokus pemerintah yang cukup penting untuk memajukan bangsa Indonesia ini. ternyata ada beberapa tujuan dari pendidikan nasional loh. diantaranya sebagai berikut. 

1. Melahirkan Generasi yang Kreatif 

Memiliki regenerasi yang kreatif adalah aset Negara. Bagaimana tidak, kreatifitas inilah yang mampu mengubah nasib dan memaksimalkan potensi yang dimiliki Indonesia. Orang yang kreatif tentu saja memiliki keputusan yang solutif dalam berbagai masalah. Sehingga masalah-masalah yang menjadi sumber masalah Negara juga terminimalisir. 

Semakin banyak orang kreatif, diharapkan semakin banyak regenerasi yang membantu pemerintah mengurangi permasalahan yang Negara. Lahirnya orang-orang kreatif tentu saja menjadi problem solving di daerah tempat tinggal mereka. Jadi orang kreatif tidak melulu di bidang akademik atau dibidang pendidikan, dalam kehidupan bermasyarakat sekalipun juga penting. 

2. Melahirkan Regenerasi Berdikari 

Belum afdol jika banyak orang yang pintar secara akademik, tetapi tidak memiliki jiwa berdikari (berdiri di kaki sendiri). jika ingin maju sebuah Negara dan pendidikan nasional tercapai, penting sekali menanamkan akan kehidupan mandiri.

Selama ini banyak yang belajar secara akademik hanya mengejar nilai, mengejar peringkat dan mengejar gengsi agar bisa sekolah dijenjang yang lebih bergengsi. 

Sedikit orang yang belajar memang karena kebutuhan dan memang itu kewajiban dalam agama setiap orang untuk terus belajar. Lantas apa hubungannya? Orang yang belajar karena mengejar status sosial dan gengsi, jatuhnya tidak menjadi pribadi yang mandiri, tetapi pribadi yang hanya menyusahkan Negara di kemudian hari. Karena dari segi pemikiran terkotakan pada status, gengsi, dan nilai. 

Padahal dalam kehidupan nyata, dibutuhkan perspektif yang luas dalam menilai dan memandang orang. Kita tidak bisa berjalan terlalu kaku, dan hanya sebatas selembar kertas. Karena orang-orang semacam itu kurang memiliki integritas dan kurang cerdas.

Beda cerita jika belajar bukan melihat dari yang disebutkan di atas, melainkan belajar karena merasa menjadi sebuah kebutuhan dan keingintahuan secara alami, maka dalam diri seseorang itu akan membentuk kemandirian dalam banyak hal.

Mulai membentuk kemandirian dari sudut pandang, secara tingkah laku dan masih banyak lagi. Hal seperti inilah yang seharusnya di uri-uri agar dalam memandang segala sesuatu tidak dilihat berdasarkan pencapaian dari hasil pendidikan. Karena tujuan dari kemandirian dalam pendidikan adalah kemampuan untuk melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain dan dapat memecahkan secara cerdas.

3. Melahirkan generasi yang Bertanggung Jawab 

Sulit memiliki rasa tanggung jawab di era saat ini. Karena sekarang terjadi krisis mentalitas dan minim integritas. Bagaimana saya bisa mengatakan seperti itu? Tidak perlu jauh-jauh, sedikit-sedikit melakukan demo. Memang demo itu gerakan yang positif dan bagus. Jika itu demo dilakukan era dulu-dulu saya percaya, tetapi untuk saat ini, TIDAK SEMUA DEMO demikian. 

Demo saat ini banyak ditunggangi kepentingan orang-orang tertentu. Dari segi kualitas pun menurut saya tidak berbobot. Era kepemimpinan Soekarno, demo dapat dilihat lebih hikmat karena apa yang di demokan memang demo yang sebenarnya. Dulu demo menuliskan apa yang harus ditegakkan lewat tulisan yang dibawa oleh si pendemo. Mereka menggunakan bahasa Belanda, Jepang, dengan konteks isi pun mengenai sasaran.

Sekarang? Sungguh memprihatinkan, isi tulisan demo justru slengekan dan menurut saya kurang penting. Ironisnya lagi, tulisan-tulisan itu asyik menjadi bahan pemberitaan dan viral di media sosial karena lucu dan menggelitik. Memang dari segi kelucuan dan kerecehan itu menggelitik. Tetapi kembali ke konteks demo, menurut hemat saya itu menunjukan semakin turunnya kualitas, sudut pandang dan jiwa tanggung jawabnya. 

Ironisnya lagi, banyak kasus dari pendemo yang hanya mengumpulkan masa sebanyak-banyaknya. Ketika ditanya apa yang di demokan, banyak yang tidak tahu apa yang mereka demokan. Banyak yang ikut demo hanya ingin merasakan keramaian mengikuti demo. 

4. Melahirkan Generasi yang Berketuhanan 

Sebenarnya tujuan pendidikan nasional pemerintah sangat mulia, yaitu berharap agar bisa melahirkan regenerasi yang berketuhanan. Regenerasi yang memiliki jiwa ketuhanan besar, diharapkan mampu memiliki hubungan yang baik dengan manusia. Hubungan yang baik inilah yang menjadi cikal bakal untuk membangun dan memupuk nasionalisme

Itulah tiga poin penting dalam pendidikan nasional. Dimana dari masing-masing poinnya memiliki beberapa pembahasan lagi. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan nasional itu tidak sekedar tugas pemerintah saja. tetapi sebagai tugas bersama. Karena bagaimanapun juga pendidikan sebagai kebutuhan utama setiap manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. 

Dimana dari pendidikan yang diperoleh, dapat melancarkan secara karir, mematangkan cara berfikir, membukakan wacana dan pengetahuan baru hingga memberikan kesempatan yang lebih baik lagi. Bahkan, lewat pendidikan nasional, manusia mampu membangun hubungan antar manusia lebih baik dan lebih harmonis. 

Tidak hanya itu saja, ternyata dengan pencapaian pendidikan nasional, juga mampu mengurangi permasalahan pelik sekaligus mampu mengentaskan angka kemiskinan. Setidaknya orang yang memiliki pengetahuan, mereka bisa mendapatkan pekerjaan atau bisa mendapatkan uang yang halal dan barokah lewat ilmu yang dimilikinya. 

Apakah Anda sedang mencari buku tentang Pendidikan? Dapatkan BUKU PENDIDIKAN hanya di Toko Buku Deepublish.

Nah, semoga dengan ulasan tentang pendidikan nasional yang panjang ini memberikan perspektif dan ilmu baru. Ingat kata pepatah, harta banyak bisa hilang seketika, ilmu pengetahuan dapat menghasilkan banyak harta dan uang.

Terimakasih sudah membaca artikel Pengertian Pendidikan Nasional, selanjutnya baca juga :

Kontributor : Irukawa Elisa

Tinggalkan komentar