Deskripsi
Sinopsis Buku Agribisnis Kakao
Buku Agribisnis Kakao Kebutuhan kakao terutama di industri makanan, kosmetik, dan farmasi membuat kakao tak pernah kehilangan pasar, terutama di skala global. Sebagai produk perdagangan internasional, harga kakao ditentukan melalui bursa terminal London dan New York. Kakao yang merupakan tanaman yang pertama kali ditemukan di belantara hutan Amerika Tengah di antara Sungai Orrinocco dan Panama sangat adaptif untuk tumbuh di beberapa daratan di Indonesia. Komoditas subsektor perkebunan ini menjadi penyumbang devisa terbesar ketiga dunia setelah karet dan sawit. Negara tujuan ekspor biji kakao Indonesia didominasi negara-negara Eropa, terutama di Swiss, Belanda, dan Jerman yang merupakan pusat industri pengolahan kakao terbesar dunia. Secara ekonomi, kakao menjadi produk unggulan perkebunan yang strategis, baik dari sisi makro maupun mikro. Pada sektor hulu, kakao menyerap banyak tenaga kerja utamanya di pedesaan. Pada sektor hilir, sejalan dengan road map MAKING Indonesia industry 4.0, yakni industrialisasi kakao dengan menumbuhkan UKM-UKM pengolahan biji kakao. Oleh karena itu, berbagai konsep teori dan kajian lapangan diramu untuk bisa merunut dan memberikan gambaran yang komprehensif terkait agribisnis kakao. Penulis lebih dalam merinci terkait gambaran umum kakao, pola kemitraan kakao, on-farm kakao, rantai nilai usaha tani kakao, agroindustri kakao, dan analisis pengembangan agribisnis kakao. Kakao melalui pendekatan agribisnis, diharapkan mampu eksis dan menjadi global competitiveness product Indonesia yang bisa diandalkan. Kakao yang bisa diserap pasar dengan harga dan juga kualitas yang tak kalah dari kakao Ghana dan Pantai Gading. Yang terpenting dari semuanya, kakao dari sisi on-farm (hulu) harus berkuantitas dan berkualitas tinggi. Pada sisi off-farm (hilir), industri kakao dalam negeri terus didorong agar laju berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar (market needs). Semakin terbukanya pasar dan berkembangnya industri membuat nilai jual kakao semakin konvergen karena semakin berkembangnya teknologi dan informasi. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan daya saing kakao Indonesia adalah program sertifikasi kakao sesuai dengan standar pasar internasional. Tujuan mendasar dari program sertifikasi yakni meyakinkan pasar atau konsumen terkait kemurnian dan keaslian biji kakao, kualitas, keamanan, atribut sosial dan juga lingkungan dengan pemenuhan standar akuntabilitas, kelayakan produksi dan juga sustainabilitas. Petani tentunya membutuhkan dukungan sumber daya modal, peningkatan kualitas SDM, dan juga penyediaan infrastruktur yang memadai. Swisscontact melalui program kemitraan menerapkan konsep kakao berkelanjutan, yaitu SCPP (Sustainable Cocoa Production Program). Programnya berfokus pada 3P, yaitu profit (ekonomi), people (sosial), dan planet (lingkungan). Misi utama yang diharapkan, yaitu mengurangi tingkat kemiskinan dengan menerapkan usaha tani ramah lingkungan dan mengurangi dampak gizi buruk bagi rumah tangga petani. Program ini selaras dengan target SDGs (Sustainable Development Golds) untuk mengurangi dampak malnutrisi di tahun 2030. Program kemitraan Swisscontact dan petani tentu akan menciptakan mutualisme antar keduanya, di mana Swisscontact berkolaborasi dengan industri pengolahan cokelat skala besar sehingga adanya jaminan harga bagi petani. Jika pola-pola kemitraan berjalan secara seimbang, tentu peningkatan nilai tambah (added value) pada subsistem hulu dan juga hilir akan mendukung tumbuh kembang kakao di Indonesia. Buku Agribisnis Kakao ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish. Dapatkan buku-buku berkualitas hanya di Toko Buku Online Deepublish. Kami berfokus menjual buku-buku kuliah untuk Mahasiswa di seluruh Indonesia, dengan pilihan terlengkap kamu pasti mendapatkan buku yang Anda cari. Kelebihan kami : *Buku Baru *Original *Pengiriman Cepat *Stok selalu tersedia *Packing aman & rapi *Garansi 100% jika produk rusak/cacat/tidak sesuai KAMI GANTI atau UANG ANDA KEMBALI
Ulasan
Belum ada ulasan.