Deskripsi
Sinopsis Buku Pengelolaan Fosfat Pada Tanah Ultisol
Buku Pengelolaan Fosfat Pada Tanah Ultisol Ultisol di Pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua membentang luas sekira 48,3 juta hektare. Di Sulawesi Selatan, luas ultisol berkisar 1.529.242 ha (Mulyani et al., 2004; Puslitbangtanak, 2000). Ultisol didefinisikan sebagai tanah mineral yang berkembang, melapuk seiring berjalannya waktu, dan terjadi pencucian secara intensif. Pada daerah yang beriklim basah dengan curah hujan yang lebih dari 2000 mm per tahun tanpa bulan kering membuat lahan sangat mudah membentuk ultisol. Curah hujan tinggi juga memengaruhi tanah ultisol, karena hal tersebut mengakibatkan laju reaksi kimia berjalan sangat cepat, sehingga proses pelapukan dan pencucian pun turut berjalan cepat. Hal tersebut yang mengubah tanah menjadi masam (Giaveno dan Filho, 2000; Miranda et al., 2005). Selain itu, kandungan Al, Fe, dan Mn kian tinggi sehingga menimbulkan sifat racun bagi tanaman. Pada daerah tropis, suhu tinggi dapat membentuk mineral liat yang didominasi oleh mineral liat kaolinit dan gibsit dan sebab pencucian ini terbentuklah horizon albik di lapisan tanah bawah. Berkenaan dengan pencucian liat. Terbentuk pula podsolisasi di mana sesquioksida besi dipindahkan dari horizon albik ke argilik. Dalam horizon argilik ini terkandung liat yang lebih tinggi ketimbang horizon di atasnya (Mulyani et al., 2004). Sebagian besar wilayah lahan kering masam di Sulawesi Selatan didominasi oleh ultisol. Tanaman yang sering dibudidayakan adalah ubi kayu, lengkuas, rumput gajah, beberapa jenis tanaman semusim. Namun demikian, produktivitasnya masih tergolong rendah karena P tersedia pada tanaman masam ultisol tersebut rendah. Hal tersebut berkaitan dengan rendahnya pH tanah (< 5.5) dan tingginya kelarutan Al. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan P pada ultisol di Sulawesi Selatan tersebut adalah dengan aplikasi bahan organik, baik berupa sisa tanaman, pupuk organik dan kompos. Hal tersebut belum banyak dilakukan oleh petani karena keterbatasan informasi mengenai peran sisa tanaman segar dan kompos guna meningkatkan ketersediaan P tanah yang dapat memengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, buku ini mencoba menyajikan referensi berbasis hasil riset tentang karakteristik, prosedur aplikasi, dan pengaruh yang dihasilkan dari aplikasi asam organik dari ekstrak kompos maupun kompos dari sisa tanaman terhadap ketersediaan P tanah. Semoga bisa menjadi sumber rujukan, baik dari segi teori maupun penerapannya sehingga penggunaan sisa tanaman segar dan kompos untuk memperbaiki tanah dapat digalakkan secara masif, terutama di daerah yang lahannya didominasi oleh ultisol. Buku Pengelolaan Fosfat Pada Tanah Ultisol ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish. Dapatkan buku-buku berkualitas hanya di Toko Buku Online Deepublish. Kami berfokus menjual buku-buku kuliah untuk Mahasiswa di seluruh Indonesia, dengan pilihan terlengkap kamu pasti mendapatkan buku yang Anda cari. Kelebihan kami : *Buku Baru *Original *Pengiriman Cepat *Stok selalu tersedia *Packing aman & rapi *Garansi 100% jika produk rusak/cacat/tidak sesuai KAMI GANTI atau UANG ANDA KEMBALI
Ulasan
Belum ada ulasan.