Buku Setra | Para teoretikus Gestalt pada awal abad ke-20 mengajukan keunggulan psikologis lingkaran, kotak dan segitiga di atas bentuk lainnya. Persepsi visual adalah kunci untuk memahami tendensi metode terapan. Ia menggambarkan manusia menjadi ‘baik’ dengan memakai pola bentuk lingkaran, kotak, dan segitiga dalam memandang sesuatu yang dianggap dapat diwakili dengan metode pendekatan psikologis lingkaran, kotak dan segitiga. Premis Gestalt telah diterima secara luas, namun sebaliknya Rosch (1973) misalnya, mengemukakan bahwa ia tidak menemukan keuntungan untuk bentuk ‘baik’ ini di kategori organisasi secara lebih luas. Namun, ada arti penting untuk lingkaran, kotak dan segitiga. Memang, menempatkan bentuk sebagai salah satu jenis input perseptual (dalam istilah filosofis, ‘kabur’) rentan terhadap efek variasi bahasa. Banyaknya organisasi yang menggunakan ‗kualitas bentuk lingkaran‘, dengan asumsi akan menggunakannya dengan cukup efektif. Secara impresionistik, klaim lingkaran telah membuktikan keefektifan ini, hanya sedikit yang terkendali dengan baik penelitian telah dilakukan Adanya latar belakang ini, tidak mengherankan jika kalangan peneliti kualitatif memakai cara itu dan berdampak pada eforia sebuah organisasi (Benscoter, 1983; Donovan & Van Horn, 1980). Persepsi visual dan non visual teori Barat itu penting untuk komparasi, namun jikapun dipakai, ia tak sampai tahap menjelaskan‘. Keadaan tahap menjelaskan‘ hanya dipunyai oleh masyarakat Indonesia sendiri. Maka, metode dan teori orang Indonesia dalam pendekatan ilmu pengetahuan yang berasal dari Indonesia adalah kunci untuk memahami tendensi metode terapan. Penulis mengurai sejarah sétra ini dengan pahit, namun itu mengajarkan untuk tidak frustasi, karena ada sisi yang berwujud kebaikan yang dapat dipetik pada masa kini. Di situ di dapat ‗qada‘ dan ‗qadar‘nya Allah terhadap manusia. Qada bermakna sesuatu yang ditetapkan Allah pada mahluk-Nya, baik berupa penciptaan, peniadaan maupun perubahannya. Sedangkan qadar bermakna sesuatu yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali. Konsentrasinya adalah nilai pembelajaran ridhlo di dalamnya. Pada Bab ini akan dijabarkan tentang lingkup lingkaran yang berwujud nilai ruhaniah dan fisik dari sétra-pradakon-dakon. Proses perkembangan itu berjalan dari semenjak zaman batu hingga modern sekarang ini. Ada suatu yang dinamakan proses sebelum dakon berwujud. Itu yang disebut pradakon (arti ‗pra‘ adalah sebelum, KBBI), yang merupakan suatu jalinan karya antar waktu sebelum paten masyarakat pendukungnya menjadi dolanan dakon. Keseluruhan mengenai keterkaitan tiap bagian yang disajikan pada proses membentuknya merupakan suatu cara pandang yang holistik. Dakon sebagai dolanan telah merambah pada tiga benua, Asia, Afrika, dan Arab. Perembesan kebudayaan yang terjadi pada masa lalu, menyebabkan terjadi pola sebar, yang mengimbas kepada pola dan penggayaan tertentu disertai makna yang terkandung pada elemen hiasnya. Jika merujuk pada tinggalan artevak batu pradakon hingga dakon di Jawa dan Sumatera, maka dolanan ini tua usianya, sebelum manusia mengenal huruf di jaman megalithicum. Buku Setra ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish. Lihat koleksi buku lainnya di : Toko Buku Online Deepublish |
Ulasan
Belum ada ulasan.