Salah satu cara pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menyebarkan kuesioner. Membuat kuesioner penelitian memerlukan penyusunan yang rinci supaya pertanyaan yang diajukan tidak keluar dari pembahasan yang akan dibuat. Supaya kamu lebih paham mengenai kuesioner penelitian dan cara membuatnya, baca artikel ini sampai selesai ya!
Kuesioner penelitian dibutuhkan oleh banyak bidang, tidak hanya pendidikan. Misalnya, kuesioner penelitian dapat dibuat oleh perusahaan yang ingin mengetahui seperti apa karakteristik target pasar mereka agar dapat membuat produk sesuai kebutuhan, atau perusahaan biomedis yang harus mengumpulkan data suatu penyakit sehingga dapat menciptakan obat yang manjur. Hasil dari jawaban para responden diolah untuk menjadi data.
Jadi, untuk menyusun kuesioner tidak bisa sembarangan, peneliti harus mengetahui permasalahan di lapangan, tujuan pembuatan, hingga pendekatan apa yang akan dilakukan. Bila ketiga poin tersebut dipahami, peneliti tidak akan bingung dalam mengolah data dan tujuan penelitian akan tercapai.
Daftar Isi
Format Kuesioner
Format kuesioner umumnya hanya berupa judul, identitas responden yang tidak begitu spesifik, petunjuk pengisian dan kolom pertanyaan sekaligus jawaban. Bentuk pertanyaan bisa menyesuaikan kebutuhan peneliti.
Berikut contoh kuesioner dari suatu rumah sakit yang sedang meneliti efek begadang terhadap kesehatan fisik.
No. kuesioner
Efek Begadang dalam Kehidupan Sehari-hari Selama Satu Minggu
Identitas responden:
- Jenis kelamin
- Usia
Petunjuk pengisian:
Jawab pertanyaan dalam kolom di bawah ini sesuai dengan jawaban yang dikehendaki.
- Apakah kamu sering begadang?
- Ya
- Tidak
2. Apakah kamu merasakan dampak fisik dari begadang?
- Ya
- Tidak
3. Jelaskan dampak fisik yang dirasakan: …………………
4. Setelah mengetahui dampak tersebut, apakah ingin tetap begadang?
- Ya
- Tidak
Apa Perbedaan Angket dengan Kuesioner?
Pada dasarnya, angket dan kuesioner merupakan hal yang sama karena keduanya berisi daftar pertanyaan dengan tujuan mengumpulkan data dari responden. Lalu, apa perbedaan angket dengan kuesioner? Perbedaannya hanya terletak pada istilah.
Angket merupakan bahasa Indonesia. Sementara kuesioner merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yakni questionnaire. Jadi, makna dari keduanya sama, hanya berbeda dalam penyebutannya.
Rekomendasi Buku Metode Penelitian (PROMO)
Metode Penelitian | Buku Metode Penelitian Kuantitatif |
Buku Metodologi Penelitian Kuantitatif Skripsi |
Dapatkan buku pendukung skripsi & penelitian lainnya di Buku penelitian
Artikel Terkait
Langkah-langkah Membuat Kuesioner Penelitian
Supaya data yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan penelitian, perhatikan langkah-langkah dalam membuat kuesioner penelitian berikut ini:
1. Tentukan target responden
Ada baiknya peneliti membuat target responden. Ini merupakan cara agar peneliti lebih mudah dalam membangun pertanyaan yang terarah, menganalisis serta mengolah data dari jawaban responden. Misalnya, kuesioner ditujukan untuk ibu muda usia 25 hingga 35 tahun atau untuk pria maupun wanita yang mengenakan brand pakaian tertentu.
2. Menyusun rumusan masalah
Peneliti harus memahami permasalahan di lapangan terlebih dahulu. Dari rumusan masalah tersebut akan muncul berbagai hipotesis yang dapat diuji melalui pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.
Untuk mengetahui permasalahan di lapangan, peneliti tentu harus observasi terlebih dahulu.
3. Tentukan tujuan penelitian
Setelah menyusun rumusan masalah, langkah selanjutnya yaitu peneliti harus menentukan tujuan atau hasil apa yang ingin didapat dari penelitian tersebut.
Kembangkan hipotesis dan tujuan penelitian menjadi pertanyaan-pertanyaan yang terarah untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut.
4. Tentukan tipe pertanyaan kuesioner
Ada beberapa tipe kuesioner penelitian yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Apa saja?
- Pertanyaan dikotomis: tipe pertanyaan ini yang hanya menyediakan dua jawaban valid, seperti “ya” dan “tidak” atau “setuju” dan “tidak setuju”. Meski mudah dianalisis, data yang dihasilkan tidak mendetail.
- Pilihan ganda: pertanyaan pilihan ganda menyediakan tiga atau lebih jawaban yang saling bertentangan. Jawaban dari responden dapat dianalisis dengan mudah, tetapi kemungkinan bukan jawaban yang diinginkan responden.
- Pertanyaan terbuka: tipe ini membuka peluang bagi responden untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan keinginan mereka, tetapi cukup sulit dianalisis.
- Pertanyaan berupa skala: pertanyaan ini melibatkan jawaban berupa skala, misalnya dari yang paling diminati hingga tidak diminati sama sekali. Peneliti juga bisa meminta responden mengurutkan pilihan dari yang kurang penting hingga terpenting. Jawaban dari pertanyaan ini mudah dianalisis, tetapi membuat responden mendiskriminasi pilihan yang ada dan tidak menjelaskan alasannya.
Namun terkadang ada peneliti yang mencampur beberapa tipe pertanyaan. Umumnya pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih mendetail mengenai pemikiran responden, peneliti memilih tipe pertanyaan terbuka.
5. Tulis pertanyaan secara ringkas
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak bertele-tele. Responden akan lebih cepat menangkap pertanyaan bila ditulis secara jelas namun lugas. Berikan pertanyaan dalam satu kalimat tetapi menjurus untuk menghindari kebingungan.
Selain itu, batasi pertanyaan. Tidak perlu memberi pertanyaan yang tidak relevan terhadap tujuan penelitian.
6. Pastikan identitas responden tetap rahasia
Biasanya, peneliti akan membuat kuesioner secara anonim untuk melindungi identitas responden. Namun jika ingin mengetahui beberapa informasi pribadi mengenai responden, ada baiknya beri pilihan tanpa nama. Contohnya, pilihan jenis kelamin dan usia.
Terkadang responden tidak ingin namanya diketahui, terlebih jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut berisi hal sensitif bagi mereka.
Rekomendasi Buku Penunjang SKRIPSI (Spesial)
Buku Aplikasi Metodologi Penelitian | Buku Belajar Microsoft Office 2019 (Word, Excel, Powerpoint) |
Buku Teknik Penulisan Skripsi |
Dapatkan buku pendukung skripsi & penelitian lainnya di Buku penelitian
Cara Membuat Kuesioner dengan Google Docs
Google memiliki beragam fasilitas untuk memudahkan pengguna, salah satunya Google Docs yang dapat membantu peneliti menyusun kuesioner. Berikut cara membuat kuesioner dengan Google Docs:
1. Membuka laman Google Docs
Pengguna perlu mengakses situs https://docs.google.com/forms/ di mesin pencarian, atau masuk ke gmail.com dan cari Google Forms pada Google Apps di kanan atas layar. Tampilan pertama dari Google Docs adalah lembar dengan template kosong.
2. Desain form sesuai kebutuhan
Terdapat beberapa template dalam Google Form, seperti ‘Untitled Form’ yang berfungsi untuk memberi judul formulir, ‘Form Description’ yang gunanya untuk membuat deskripsi tujuan kuesioner, dan bagian pertanyaan kuesioner.
Lalu, berbagai pilihan dalam ‘Multiple Choice’ yang memberi peneliti pilihan dalam mendesain kuesioner mereka supaya lebih mudah. Peneliti juga dapat mengunggah dokumen yang relevan dengan pertanyaan.
4. Tanggapan responden
Peneliti dapat melihat tanggapan dari responden secara langsung pada pilihan ‘Responses’ di sebelah kolom ‘Questions’. Peneliti dapat mengunduh jawaban dari responden dalam bentuk Spreadsheet.
Mudah bukan membuat kuesioner penelitian? Asalkan mengikuti setiap langkah pembuatan kuesioner yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tidak akan kesulitan dalam mengolah datanya. (Penulis: Rima Suliastini)
Baca artikel penelitian lainnya sebagai berikut
- Jenis dan Kriteria Pendekatan Penelitian
- Perbedaan Subjek dan Objek Penelitian
- Cara Menentukan Urgensi Penelitian
- Cara Menentukan Populasi dan Sampel
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari
Terimakasih banyak ❤️