Masalah Penelitian: Pengertian, Jenis dan Contoh

Penelitian dapat disebut penting bila terdapat permasalahan penelitian. Jadi, sebelum melakukan riset, seseorang harus menentukan masalah penelitian terlebih dahulu. Lalu, apa sebenarnya masalah penelitian itu? Baca penjelasan dalam artikel ini hingga habis ya karena akan ada contoh masalah penelitian juga.

Masalah berarti adanya penyimpangan dalam suatu kondisi atau situasi dari batas-batas toleransi maupun aturan yang sudah ditetapkan. Dari masalah tersebut maka akan berkembang menjadi beberapa pertanyaan, seperti penyebab masalah, bagaimana dampaknya, dan lain sebagainya. Lalu, semua jawaban dari pertanyaan tersebut dijabarkan dalam karya tulis ilmiah.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan penelitian sebagai kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta menyajikan data secara sistematis sekaligus objektif untuk memecahkan sebuah masalah atau menguji hipotesis.

Lalu, apa sebenarnya masalah penelitian, bagaimana cara mengembangkannya, dan kondisi apa yang bisa membuat penyimpangan dikategorikan sebagai masalah penelitian? Untuk tahu jawabannya, baca penjelasan berikut!

Apa Itu Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas, masalah penelitian berarti penyimpangan dari suatu kondisi terkini yang perlu dipecahkan atau diuji secara sistematis. 

Affiliate Buku

Tapi tidak semua persoalan dapat dikembangkan menjadi permasalahan penelitian. Suatu masalah dalam penelitian dapat dikembangkan bila mencakup:

  • Ada kesenjangan atau penyimpangan dari yang seharusnya terjadi, berdasarkan teori atau fakta empiris termuan penelitian terdahulu, dengan kenyataan.
  • Persoalan tersebut dapat dikembangkan menjadi pertanyaan serta hipotesis.
  • Pertanyaan dari persoalan tersebut memungkinkan untuk dijawab dengan lebih dari satu kemungkinan.

Masalah penelitian dapat muncul dari berbagai sumber, seperti pengalaman peneliti dalam kehidupan sehari-hari maupun kendala yang dialami oleh banyak orang terhadap suatu kondisi hingga perdebatan kebijakan pemerintah. 

Singkatnya, sumber masalah penelitian dapat berasal dari berbagai macam kondisi. Sumber masalah penelitian dapat terbagi menjadi 2 jenis, yakni formal dan non formal.

Sumber Masalah Penelitian Non Formal

Berikut sumber masalah yang diidentifikasi secara non formal:

1. Pengalaman

Pengalaman peneliti dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi sumber permasalahan untuk dikaji dalam sebuah penelitian asalkan memenuhi tiga faktor sebuah permasalahan dapat dikembangkan menjadi penelitian.

2. Konsensus atau kesepakatan

Masalah penelitian dapat muncul dari hasil kesepakatan. Contohnya persetujuan dari para ahli di bidang yang sama mengenai suatu persoalan yang terjadi. Umumnya pendekatan ini diterapkan oleh para ilmuwan yang sudah ahli dalam bidangnya.

3. Fenomenologi

Berarti peneliti menemukan permasalahan baru dari fenomena atau kejadian yang dapat diteliti. Pendekatan ini paling sering digunakan oleh peneliti pemula, misalnya mahasiswa semester akhir ketika mencari tema untuk membuat skripsi. Latar belakang penelitian dibuktikan secara empiris atau faktual.

4. Konjektur

Reseller Buku

Permasalahan dapat ditemukan secara naluriah dan tanpa dasar yang jelas. Orang-orang yang memiliki intuisi kuat dan peka terhadap fenomena penelitian biasanya mudah melakukannya. Asalkan latar belakang dari permasalahan tersebut bisa dijelaskan, maka bisa dikembangkan menjadi sebuah penelitian ilmiah.

Sumber Masalah Penelitian Formal

Sementara itu, berikut sumber masalah penelitian secara formal:

1. Analogi

Peneliti dapat menemukan masalah dari mengadaptasi masalah suatu pengetahuan dan menerapkannya dalam bidang pengetahuan baru. Namun, kedua bidang tersebut harus sesuai.

2. Rekomendasi penelitian lain

Permasalahan dapat ditemukan dari rekomendasi hasil suatu penelitian. Jadi, peneliti akan merekomendasikan suatu masalah kepada peneliti lain pada bagian akhir jurnal.

Di dalamnya, peneliti juga akan menjabarkan keterbatasan, kesimpulan dari penelitian itu, dan saran untuk peneliti lain. 

Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkaji hal-hal yang belum terungkap untuk memperkaya teori sehingga suatu saat ilmuwan lain dapat menemukan jawaban final. Umumnya, pendekatan ini dilakukan oleh ilmuwan dalam bidang kedokteran atau farmasi.

3. Renovasi

Renovasi berarti peneliti menemukan permasalahan dengan cara mengganti, mengurangi, maupun menambahkan unsur baru untuk memperkaya suatu teori yang sudah ada dari penelitian sebelumnya.

Baca juga: Analisis Jurnal dan Formatnya

Promo Buku

Memilih Masalah Penelitian

Jika sudah menemukan sejumlah masalah penelitian, peneliti perlu menyeleksi beberapa agar lebih fokus dalam melakukan riset. Ada sejumlah faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih masalah penelitian:

1. Aktual

Aktual berarti sedang terjadi atau up to date. Artinya, masalah tersebut benar-benar sedang terjadi di masyarakat. Misalnya seperti pandemi Covid-19 pada akhir 2019 lalu, ilmuwan berusaha meneliti virus corona jenis baru yang menulari manusia.

2. Masalah baru

Baru dalam hal ini berarti masalah tersebut sama sekali belum terungkap oleh penelitian sebelum-sebelumnya. 

3. Memadai

Memadai maksudnya masalah tersebut masih dapat dijangkau atau ruang lingkupnya tidak terlalu luas maupun sempit. 

4. Praktis

Masalah yang dipilih harus praktis, sehingga ketika diterapkan tidak membuat pemborosan sumber daya tanpa adanya manfaat apapun.

5. Sesuai kemampuan

Ini adalah hal penting. Jadi, peneliti harus memiliki kemampuan sesuai bidang yang akan diteliti. Sehingga dapat mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya kelak.

6. Memiliki dukungan

Ingat, penelitian juga memerlukan biaya untuk melakukan riset dan lain sebegainya. Peneliti dapat mengajukan penelitiannya kepada sponsor dari instansi di bidang yang sama untuk mendapat sokongan dana.

Contoh Masalah Penelitian Kualitatif

Berikut salah satu contoh masalah penelitian kualitatif beserta judulnya

“DAMPAK PSIKOLOGI REMAJA PELAKU KLITIH DI SLEMAN”

Masalah penelitian ini adalah:

Dalam satu tahun terakhir telah terjadi  50 kasus klitih atau begal terhadap pengendara motor dengan nomor polisi bukan AB. Sebagian pelaku masih remaja, berusia 15 – 17 tahun. Mereka kerap melukai korban menggunakan senjata tajam. Psikolog sempat menjelaskan bahwa para pelaku klitih merupakan golongan anak yang kurang diperhatikan orang tua mereka.

Penjabaran tersebut yang melatarbelakangi munculnya ide penelitian, yakni mengetahui dampak psikologi para pelaku klitih yang masih remaja.

Contoh Masalah Penelitian Kuantitatif

Contoh judul penelitian kuantitatif: 

PENGARUH INTENSITAS PAPARAN BERITA HOAX DI TWITTER PADA PENGGUNA BERUSIA 18-20 TAHUN TERHADAP KESEHATAN MENTAL

Berita hoax semakin merajalela di media sosial, khususnya Twitter. Sementara pengguna Twitter usia 18 – 20 tahun sebesar 51% dari total keseluruhan. Sementara berita hoax dapat menyebabkan sejumlah dampak buruk bagi pembaca yang percaya, termasuk gangguan kesehatan mental.

Uraian di atas melatarbelakangi peneliti dalam mencari tahu apakah paparan berita hoax di Twitter dapat memengaruhi kondisi mental pengguna berusia 18 hingga 20 tahun.

Itulah penjelasan lengkap dari masalah penelitian. Jangan sampai keliru ya. Selain masalah penelitian, pahami betul juga mengenai beberapa masalah dalam penelitian seperti berikut ini.