Lembaga sosial lebih familiar dengan istilah lembaga kemasyarakatan. Meskipun lembaga sosial terbentuk atas dasar kesengajaan dan diciptakan, dampak dan hasil banyak membantu masyarakat. Apalagi untuk sistem demokrasi dan kemasyarakatan seperti di Negara Indonesia. Dimana cultural masyarakat Indonesia sangat kental dengan kebersamaan antar warga.
Di dalam lembaga sosial inilah terdapat yang namanya istilah fungsi laten dan fungsi manifes lembaga sosial. Nah untuk mengetahui jawaban keduanya, kamu bisa baca artikel ini sampai selesai.
Jika belum membaca secara penuh tentang lembaga sosial, bisa baca artikelnya di Jenis, Ciri dan Contoh Lembaga Sosial.
Daftar Isi
Fungsi Laten Lembaga Sosial
Fungsi laten adalah lembaga pendidikan yang memiliki peran secara tidak langsung, namun memiliki pengaruh yang signifikan pada masyarakat. Adapun fungsi laten sosial, sebagai berikut.
1. Pengendalian sosial
Pengendalian sosial upaya masyarakat menertibkan atau mengatur anggota masyarakatnya, tujuannya sebagai kontrol sosial. Pengendalian sosial dapat pula diartikan sebagai pengendalian yang bertujuan untuk menyelaraskan perilaku masyarakat, agar tidak melanggar normal dan menentang aturan yang sudah berlaku di masyarakat.
2. Mempertahankan kelas sosial
Ada juga yang disebut dengan kelas sosial, yaitu pengelompokan masyarakat yang memiliki minat, nilai berdasarkan kesamaan. Baik kesamaan status ekonomi, kesamaan perilaku, kesamaan kepercayaan hingga kesamaan tingkat pendidikan.
Menurut elly m setiadi dan usman kolip kelas sosial dalam masyarakat akan selalu muncul, karena ini bersifat ilmiah. Bagaimanapun juga kehadiran kelas sosial ini sebagai bagian dari hukum alam.
3. Sarana pembentukan identitas sosial
Sebagai sarana pembentukan identitas sosial. Dimana ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, meliputi kreativitas, ideologi kelompok, status sosial, media massa dan pleasure and fun atau kesenangan.
Sementara konstruksi identitas sosial dibangun melalui internalisasi dan melalui pelembagaan. Umumnya konstruksi identitas sosial ini dilakukan secara berulang-ulang dalam kehidupannya, sehingga menciptakan pola yang kemudian di legitimasi.
Adapun fungsi laten lembaga sosial, seperti sebagai sarana untuk memperpanjang masa remaja dan masih banyak lagi yang tidak tersebut satu persatu.
Fungsi Manifes Lembaga Sosial
Apakah kamu pernah mendengar istilah fungsi manifes? Fungsi manifes termasuk lembaga sosial. Fungsi manifes dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan yang berperan secara jelas dan terlihat dari luar. Peran manifes itu sendiri memberikan beberapa aspek pendidikan, mulai dari pendidikan formal, non-formal hingga informal. Sementara untuk lembaga pendidikan yang memfasilitasi juga akan memberikan sertifikasi dan pengakuan atas kualifikasi individu.
Proses Terbentuknya Lembaga Sosial
Terbentuknya lembaga sosial umumnya dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat pada keteraturan akan kehidupan bersama. Atas dasar demi tercapainya keinginan bersama, maka dibuatlah lembaga sosial. Dari perspektif yang lain, proses terbentuknya lembaga sosial dari norma-norma masyarakat.
Dimana cikal bakal norma itu lahir melalui proses pengenalan, kemudian pengakuan, kemudian berlanjut untuk dimengerti dan pada akhirnya dipatuhi. Bentuk kepatuhan inilah yang pada akhirnya dapat di institusionalisasi atau pelembagaan. Jadi proses institusionalisasi ini dapat terbentuk karena ada nilai-nilai yang dianggap penting oleh masyarakat secara umum.
Pengaruh terbentuknya proses lembaga sosial ini dipengaruhi oleh proses habitualisasi dan tipifikasi. Istilah habitualisasi merupakan proses pembentukan kebiasan dari perilaku yang diulang-ulang.
Sementara istilah tipifikasi ini lebih merujuk pada proses penerimaan dan pembenaran dari kebiasaan berulang yang sering muncul muncul. Adapun istilah lain yang disebut institusionalisasi, yaitu proses terbentuknya lembaga sosial karena terjadinya proses habitualisasi yang berlanjut ke tipifikasi.
Jadi, dari kebiasaan yang berulang (habitualisasi) jika itu buruk, maka kebiasaan tersebut belum tentu dianggap baik, sehingga tidak akan diterima atau akan ditentang. Sementara apabila kebiasaan (habitualisasi) yang ditimbulkan berdampak baik maka dapat diakui, dan akan diikuti oleh orang lain (tipifikas).
Dari proses seperti inilah yang pada akhirnya akan menciptakan tipe-tipe tertentu berdasarkan kebiasaan. Misalnya, kebiasaan adat jawa saat prosesi pernikahan, dan kebiasaan adat sumatra. tentu keduanya memiliki kebiasaan yang berbeda dan diikuti oleh masing-masing suku
Syarat Terbentuknya Lembaga Sosial
Interaksi yang terjadi antara satu individu dengan individu lain akan melahirkan hubungan sosial dan dapat pula bermanifestasi ke dalam proses pelembagaan. Lantas untuk bisa dikatakan sesuai syarat terbentuknya lembaga sosial itu yang seperti apa sih? Berikut jawabannya.
1. Tata kelakuan bersifat baku
Syarat terbentuknya lembaga sosial adalah kebakuan. Khususnya terkait tata kelakukan seperti norma dan adat, baik yang secara tertulis maupun secara ingatan/lisan. Meskipun bentuknya adalah aturan adat, kebakuan menjadi unsur yang paling penting.
Karena aturan adat yang sering berubah-ubah akan dipertanyakan objektivitasnya. Sementara aturan adat atau norma yang sifatnya menetap dan sudah dibuktikan atau diikuti selama turun temurun, nilainya lebih sentimentil dan sakral.
Karena bagaimanapun juga, kesakralan itu harus dijaga sebagai bentuk kewibawaan. Dengan adanya aturan adat yang bersifat baku, maka tidak ada yang bisa mengotak atik ataupun mempermainkan aturan adat untuk kepentingan pribadi.
2. Kebersamaan dalam Visi dan Norma
Syarat yang kedua, harus ada pengikutnya/kelompok. Kemudian kelompok tersebut juga harus menjalankan aktivitas sesuai dengan norma-norma yang sudah disepakati bersama. Jika tidak mengikuti aturan norma padahal sudah mendeklarasikan diri bagian dari kelompok tersebut, maka bisa memicu terjadinya sanksi sosial.
3. Memiliki Kelengkapan yang Lengkap
Arti lengkap dalam hal ini adalah memiliki perlengkapan dan peralatan yang memadai. Sebagai tatanan kelembagaan, kelengkapan menjadi kunci penting yang tidak terpisahkan. Kelengkapan juga dapat dijadikan sebagai sarana charisma, sehingga pengikutnya merasa lebih segan, merasa nyaman dan merasa terlindungi.
4. Sistem aktivitas konsisten
Adapun syarat terbentuknya lembaga sosial yang tidak kalah penting, yaitu memiliki sistem aktivitas untuk kurun waktu yang lama. Artinya, aktivitas kebiasaan ini tidak mudah berubah-ubah, sehingga dapat diturunkan dan diikuti oleh regenerasi kelompok baru.
5. Sarana memenuhi kebutuhan
Sebagai syarat terbentuknya lembaga sosial, maka suatu kelompok masyarakat dalam menjalankan kegiatan haruslah saling berinteraksi dengan pihak lain, sesuai dengan norma, dengan tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya hubungan jual beli, hubungan dalam bersosialisasi gotong royong di masyarakat dan masih banyak lagi.
6. Sebagai perangkat kegiatan
Syarat terakhir terbentuknya lembaga sosial adalah, sebagai perangkat kegiatan yang bertujuan untuk membangun komunikasi dan pemenuhan kebutuhan antar anggota masyarakat. Kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang hidup bergantung dan butuh orang lain. Maka dari itu, lembaga sosial sangat diperlukan, salah satu caranya dengan membuat perangkat kegiatan untuk masyarakat.
Itulah sedikit uraian terbentuknya lembaga sosial. Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembentukan lembaga sosial bagi masyarakat modern maupun tradisional lahir dikarenakan kebutuhan masyarakat dan keteraturan hidup.
Adapun fungsi dari kehadiran lembaga sosial, yaitu sebagai pedoman kepada anggota masyarakat, menjaga keutuhan hubungan antar masyarakat dan memberikan pegangan kepada masyarakat agar tidak melanggar norma sosial yang sudah ada.
Bagaimana? Semoga dari sedikit pembahasan tentang terbentuknya lembaga sosial ini cukup membantu dan bisa sudah menjawab rasa penasaran dan pertanyaan kamu ya. (Irukawa Elisa)


