Naskah Fragmen: Langkah Menulis dan Contoh

Naskah Fragmen adalah istilah umum yang merujuk pada hasil dari rasterisasi primitif suatu bagian dari keseluruhan. Fragmen juga berarti cuplikan atau petikan sebuah cerita atau lakon utuh yang dipentaskan dalam karya seni.

Menurut tim Kemdikbud, fragmen juga sering disebut sebagai pementasan teater dengan durasi singkat. Pementasannya terdiri dari beberapa adegan inti dan jalan cerita yang relatif sederhana.

Salah satu contoh pementasan fragmen, termasuk Mahabarata sebagai cerita utuh dan dibuat terpisah yang merupakan hasil pengembangan dari cerita Ramayana.

Sebelum mengenali fragmen lebih jauh, Anda perlu memahami pengertian naskah fragmen, fungsi dan langkah-langkah penulisan naskah fragmen.

Pengertian Naskah Fragmen

Fragmen bisa dijadikan sebagai pentas sederhana pada suatu pertunjukan teater. Pertunjukan teater biasanya akan membutuhkan naskah drama yang cukup panjang dengan banyak adegan atau babak. Naskah untuk pertunjukkan inilah disebut naskah fragmen.

Affiliate Buku

Naskah fragmen merupakan naskah yang berkaitan dengan seni teater atau pertunjukkan drama dengan kisah yang sudah dipersingkat. Umumnya, fragmen adalah pentas seni yang berisi dialog dan plot yang dipersingkat.

Tapi, teknik penulisan naskah fragmen harus tetap memiliki plot yang lengkap dari awal sampai masuknya konflik dan penyelesaiannya. Seorang aktor atau aktris bisa memainkan cuplikan adegan yang diambil dari naskah fragmen, sebelum memerankan semua adegan dalam naskah fragmen yang panjang dan rumit.

Anda perlu mengingat bahwa pentas seni fragmen akan berhasil bila didukung dengan naskah fragmen yang menarik. Karena itu, seorang penulis naskah fragmen harus menguasai beberapa teknik penulisan naskah fragmen yang kuat dan menarik.

Di samping itu, Anda juga perlu memahami bahwa pementasan fragmen itu tidak selalu di atas panggung teater besar yang biasa dilakukan oleh grup teater. Para pemain teater profesional pun bisa memainkan adegan fragmen di area yang lebih kecil dan sempit, seperti ruangan sanggar atau rumah.

Bahkan, pementasan fragmen terkadang dilakukan di ruangan kecil di ruangan sekolah atau kampus dengan penonton terbatas. Karena itu, setiap adegan dalam naskah fragmen bisa dilakukan di ruangan kecil.

Baca juga: Pengertian Naskah

Langkah-Langkah Menulis Naskah Fragmen

Naskah merupakan salah satu bagian penting dalam pementasan teater, termasuk fragmen. Karena, naskah ini yang akan menggambatkan setiap karakter, tokoh dan alur cerita yang tertulis jelas dalam sebuah naskah. Supaya, naskah ini memudahkan pemain dan sutradara untuk menafsirkan watak yang diinginkan oleh pengarang.

Reseller Buku

Dalam hal ini, naskah fragmen merupakan skenario untuk menggelar pertunjukkan yang menarik untuk membuat alur drama semakin hidup dan menghibur penonton.

Menurut Kemendikbud (2017), penulisan naskah atau skenaio yang menarik harus memperhatikan penulisan naskah fragmen. Adapun beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam pembuatan naskah ini, termasuk tema, plot cerita, penokohan atau aktor dan setting atau latar cerita.

Penulis juga bisa mengangkat satu kisah nyata atau imajinasinya untuk membuat naskah fragmen. Jadi, sumber penulisan naskah ini tergolong beragam tapi harus memiliki konflik, yang menjadi kunci penting dalam pementasan fragmen.

Konflik adalah pertentangan yang terjadi antara satu tokoh dengan tokoh lainnya, baik yang bersifat pertentangan batin maupun fisik. Konflik sebuah cerita ini pastinya membutuhkan tokoh protagonis sebagai tokoh utama maupun tokoh antagonis yang bertentangan dengan tokoh utama.

Baca juga: Apa itu cerpen?

Konflik juga bisa terjadi pada satu orang, misalnya seseorang yang mengalami pertentangan antara idealisme dalam dirinya dan kebutuhannya sehari-hari. 

Tapi, satu yang terpenting adalah konflik tidak bisa muncul begitu saja. Konflik bisa muncul berdasarkan orientasi yang tepat agar lebih terasa dan memuat tema yang jelas juga agar dapat tersampaikan dengan baik.

Berikut ini, langkah-langkah untuk menciptakan naskah fragmen yang baik, menarik dan kuat.

Promo Buku

1. Menentukan tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide pikiran suatu cerita. Tema merupakan  hal utama yang harus ditentukan sebelum menyusun sebuah cerita, naskah drama maupun naskah fragmen.

Karena, tema merupakan ide dasar dari keseluruhan naskah dan pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan oleh pengarangnya. Sehingga, langkah pertama menulis naskah ini yang harus dilakukan adalah menentukan temannya.

Penentuan tema ini sangat penting untuk keseluruhan naskah fragmen yang utuh, kuat dan menarik. Di samping itu, naskah ini juga bertujuan menentukan setiap tahapan dalam penyusunan plot, pemilihan tokoh dan latar belakang suatu cerita.

2. Menyusun alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka untuk menggerakkan jalan cerita dari awal, tengah, mencapai klimaks hingga akhir cerita sehingga membentuk satu cerita yang utuh. Alur juga merupakan jalan cerita dari tema yang sudah ditentukan. 

Umumnya, naskah fragmen terdiri dari enam adegan yang meliputi pengenalan tokoh, kemunculan konflik, peningkatan konflik, puncak konflik atau klimaks, konflik menurun dan penyelesaian.

Tahap penyusunan alur cerita ini juga mempertimbangkan tempat kejadian peristiwa dan tokoh yang mengisi cerita, baik tokoh utama yang protagonis, tokoh antagonis dan tokoh pendukung cerita.

3. Menentukan tokoh dan penokohan

Tokoh adalah pelaku atau aktor yang mengalami peristiwa dan persoalan-persoalan dalam cerita dan rekan sehingga peristiwa itu bisa menjadi suatu cerita yang menarik. Sedangkan, penokohan adalah cara pengarang menampilkan karakter setiap tokoh dalam sebuah cerita.

Langkah ketiga menulis naskah fragmen adalah menentukan tokoh dan penokohan. Penentuan tokoh dan penokohan ini sesuai dengan tema dan alur tertentu dalam sebuah skenario. Lazimnya, penokohan digambarkan berdasarkan kondisi fisik dan psikologisnya.

4. Menentukan latar

Langkah keempat menulis naskah fragmen adalah menentukan latar cerita, termasuk keterangan waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan di dalam sebuah karya sastra.

Umumnya, penentuan latar cerita berkaitan dengan tempat terjadinya suatu peristiwa. Tapi, latar cerita juga bisa ditentukan dari waktu terjadinya peristiwa.

5. Menyusun Adegan

Langkah penulisan berikutnya adalah menyusun adegan. Adegan adalah bagian dari drama atau film yang menunjukkan perubahan peristiwa. Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau latar cerita.

Anda bisa menyusun setiap adegan yang akan ditampilkan dalam setiap babak setelah rangkaian naskah ini sudah terbentuk secara utuh. Adanya adegan ini akan membantu mengetahui urutan tokoh-tokoh yang akan tampil.

6. Membuat Dialog Tokoh

Langkah terakhir menulis naskah ini adalah membuat dialog setiap tokoh. Dialog adalah sebuah literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan secara lisan atau tertulis antara 2 orang atau lebih.

Salah satu hal yang bisa membedakan naskah ini dengan karya sastra lain adalah dialog antar tokoh. Dialog setiap tokoh harus disesuaikan dengan karakteristik tokoh yang berperan, seperti tokoh orang tua pastinya berbeda karakter dengan tokoh anak-anak.

Pembuatan dialog tokoh juga harus ditentukan oleh latar belakang Lingkungan masing-masing karakter. Misalnya, orang yang tinggal di pedesaan pasti memiliki gaya bahasa dan tingkah laku yang berbeda dengan orang yang tinggal di perkotaan. Anda bisa menggambarkan perbedaan karakter setiap tokoh ini dalam naskah fragmen agar unik dan menarik.

Contoh Naskah Fragmen

Judul : patuh pada orangtua.

Tema : sosial.

Jumlah pemeran : Drama 3 orang.

1. Tomy

2. Lisa

3. Sinta

Sinopsis drama

Tomy sedang ngobrol dengan Lisa di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah mereka. Tomy dan Lisa adalah dua remaja yang sangat patuh pada orangtua. Tidak lama kemudian datanglah Sinta. Sinta adalah sosok remaja yang kurang memperhatikan perintah orangtua dan sering melanggarnya.

Sinta : Eh.. ada apa kok kelihatannya lagi pada serius gitu?

Tomy :Eh kamu Sinta.. nggak kok, Lisa cerita ke aku kalau dia kemarin disuruh Ibunya untuk beli barang kebutuhan dapur, tapi dia kelupaan.

Lisa : Iya, Sinta.

Sinta : Terus? Kenapa gitu aja kok kayak jadi masalah serius gitu buat kamu Lisa?

Lisa : Ya iya dong, itu namanya kan aku nggak ngendahin perintah Ibu aku. Kan nggak baik kalau seorang anak sering nggak memperhatikan perintah orang tuanya.

Tomy : Betul tu.. harusnya Lisa nggak suka lupa gitu.

Sinta : Yea elah.. kalau cuman gutu aja mah aku sering. Ngapain juga urusan kecil gitu aja kalian pikir sampe segitunya.

Tomy : Kok kamu seperti itu sih Sinta? Ya sudah seharusnya dong Lisa menyesal, kan itu nggak bagus namannya. Nggak memperdulikan perintah orangtua.

Sinta : Kalau aku sih, bukan sekali-dua kali saja begituan. Lagian yang namanya nggak ingat mau gimana lagi. Masak setiap orang tua nyuruh kita harus dipenuhi, nggak juga kan?

Lisa : Ya harus dong Sinta. Yang namanya orangtua kalau udah nyuruh kita yang kita harus kerjakan.

Tomy : Ah.. aku sih kalau sempat yang aku kerjain, kalau nggak yang nggak.

Lisa : Itu nggak baik Sinta. Itu namanya kamu anak yang tidak patuh pada perintah orang tua. Kamu harus bisa merubah sikap kamu, ntar kamu jadi anak yang durhaka lagi.

Tomy : Betul kata Lisa itu Sinta. Kamu harus berubah. Jangan membiasakan diri meremehkan perintah Ibu/Ayah kamu. Nggak baik itu.

Sinta : Iya deh.. aku ngerti.

Baca juga artikel lainnya disini

Tinggalkan komentar