Di tahun 2018 lalu, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk siswa di jenjang SMP dan SMA maupun sederajat memunculkan kegaduhan. Pada momen tersebut, Kemendikbud pertama kali memperkenalkan tipe soal LOTS dan HOTS. Nah, apa perbedaan keduanya?
Istilah HOTS kemudian diikuti oleh kepopuleran istilah LOTS dalam dunia pendidikan di tanah air. Menurut Mendikbud di tahun tersebut, perubahan soal dari LOTS menuju ke HOTS adalah proses transisi untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air.
Banyak praktisi di bidang pendidikan kemudian menyampaikan pendapatnya, salah satunya adalah soal HOTS akan lebih mudah dikerjakan. Apabila para siswa mendapatkan sistem atau metode pembelajaran HOTS juga.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan LOTS maupun HOTS tersebut? Sebab saat ini semakin banyak lembaga pendidikan yang mempromosikan diri sudah menggunakan metode pembelajaran HOTS dan meninggalkan metode LOTS.
Daftar Isi
Apa Itu LOTS
Sebelum membahas perbedaan antara LOTS dan HOTS, maka perlu dibahas satu per satu terlebih dahulu. Dimulai dari LOTS yang mengarah pada dua hal, pertama pada metode pembelajaran dan yang kedua pada tipe soal. Dimana keduanya saling berhubungan.
LOTS memiliki kepanjangan Lower Order Thinking Skills. LOTS adalah sebuah kemampuan berpikir siswa secara fungsional. Jadi, LOTS pada dasarnya mengacu pada metode atau sistem pembelajaran. Bisa juga disebut sebagai teknik pembelajaran.
Seorang siswa atau pelajar yang belajar menggunakan teknik LOTS akan akrab dengan kegiatan mencatat, menyalin, meniru, menghafal, mengingat, dan mengikuti arahan baik dari teman yang dinilai lebih pintar maupun arahan dari guru.
Metode pembelajaran ini adalah metode yang paling umum sekaligus paling klasik di dunia pendidikan Indonesia. Sebab sejauh ini kebanyakan pelajar ketika sekolah akan aktif mendengarkan penjelasan guru.
Kemudian mencatat hal-hal yang dianggap penting, sesekali menyalin catatan dari buku guru maupun teman. Setelah sampai di rumah siswa akan mempelajarinya dengan membaca, menghafalkan, dan mengikuti arahan yang diberikan oleh guru di sekolah.
Fokus utama dari metode LOTS ini adalah menghafalkan materi pembelajaran, sehingga tidak dituntut untuk paham. Resikonya, materi ini akan diingat dengan mudah saat menerima pelajaran dan kemudian bisa cepat dilupakan saat bertumpuk dengan materi lain.
Daya ingat mengenai materi menjadi terbatas, hal ini yang membuat lulusan SMA jika diberi soal-soal dari jenjang SMP akan kesulitan. Khususnya untuk materi hafalan berupa kalimat-kalimat panjang seperti pada mata pelajaran IPS.
Apa Itu HOTS
Sedangkan HOTS memiliki kepanjangan Higher Order Thinking Skills. Jadi, HOTS adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi. HOTS menuntut seorang pelajar untuk berpikir secara kritis dan mendalam sehingga baru bisa memahami materi pembelajaran.
Demikian juga dengan soal HOTS, dilihat dari tingkat kesulitan soal-soal HOTS jauh lebih sulit dibandingkan dengan soal LOTS. Soal LOTS umumnya dibuat pendek dan langsung to the point pada pertanyaan utama.
Berbeda dengan soal-soal HOTS yang umumnya identik dengan kalimat yang panjang, dimana beberapa kalimat hanya sebagai “pemanis” saja. Sehingga pembaca soal harus jeli dan teliti sekaligus kritis untuk mengetahui apa saja yang berguna di dalam soal untuk menemukan jawabannya.
Soal-soal HOTS kemudian mulai akrab diperkenalkan ke ranah pendidikan di Indonesia. Dimulai dari UNBK seperti penjelasan di muka, disusul tes masuk perguruan tinggi yakni SBMPTN, kemudian tes seleksi CPNS, dan lain sebagainya. Tidak tertutup kemungkinan soal-soal pegawai KPK tempo hari juga menggunakan tipe soal HOTS.
Supaya bisa menyelesaikan soal HOTS dengan baik maka seorang pelajar harus akrab dulu dengan metode pembelajaran HOTS itu sendiri. HOTS sama seperti LOTS yang merupakan teknik atau metode pembelajaran yang kini mulai diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia.
Dalam metode pembelajaran HOTS siswa memiliki setidaknya 6 tuntutan dalam belajar. Sementara pada LOTS hanya dua yakni mengingat dan memahami. Sementara di HOTS wajib mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasikan pembelajaran.
Metode pembelajaran HOTS memang sekilas akan lebih sulit untuk dijalani karena ada kebutuhan untuk berpikir kritis, mengevaluasi, dan mengkreasikan pembelajaran. Namun, dengan metode inilah setiap pelajar memiliki kebebasan untuk memahami dan mengimplementasikan setiap ilmu yang didapatkan.
Dalam metode ini, seorang guru juga dituntut untuk kritis dan kreatif dalam menjelaskan materi pembelajaran. Sekaligus memiliki kecakapan untuk melibatkan berbagai media pembelajaran, baik cetak maupun elektronik, baik dalam bentuk teks, gambar, maupun video.
Jika guru sudah sering mengajar dengan metode HOTS maka pelajar akan terbiasa juga belajar dengan metode HOTS tersebut. Sehingga setiap harinya akrab dengan proses berpikir kritis. Jika menjumpai soal HOTS saat ujian, maka mengerjakannya akan semudah menjentikkan jari.
Melalui penjelasan tersebut maka bisa disimpulkan bahwa metode HOTS memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan LOTS. HOTS memiliki definisi lebih luas dibandingkan hanya menghafal dan menceritakan kembali suatu materi pembelajaran. Pelajar HOTS juga perlu berpikir kritis dan kreatif untuk mengembangkan materi pembelajaran tersebut.
Bloom’s Taxonomy
Jika membahas mengenai apa itu LOTS dan HOTS maka akan membahas juga mengenai Bloom’s Taxonomy atau Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom merupakan teori pendidikan klasik yang dikenal dunia pendidikan sejak dulu sampai sekarang, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia.
Taksonomi Bloom menjelaskan tentang konsep tingkatan pemikiran. Dimulai dari yang terendah menuju ke tingkatan paling tinggi. Dalam hal ini tingkatannya adalah Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis, dan paling tinggi adalah Evaluasi.
Teori pendidikan tersebut memiliki esensi mencapai tujuan pembelajaran yang kemudian terbagi dalam tiga ranah. Yaitu Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Bagi pelajar dan mahasiswa dijamin sangat familiar dengan tiga tujuan pembelajaran ini.
Sebab tiga istilah tersebut sudah mulai diperkenalkan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK. Dimana KBK pertama kali diterapkan di tahun 2004 di berbagai jenjang pendidikan di Indonesia.
Enam tingkatan berpikir di dalam Taksonomi Bloom kemudian berhubungan erat dengan LOTS dan HOTS. Tiga tingkatan pertama termasuk ke dalam LOTS yakni dari tingkatan Pengetahuan, Pemahaman, dan Penerapan.
Kemudian tiga tingkatan berikutnya masuk ke dalam HOTS. Yakni dimulai dari tingkatan Analisis, Sintesis, dan Evaluasi. HOTS kemudian menjadi salah satu metode pembelajaran terbaik yang tingkatannya lebih tinggi dibanding dengan LOTS.
Bagi dunia pendidikan di Indonesia, HOTS masih menjadi hal asing. Namun sebaliknya di sejumlah negara maju, HOTS sudah menjadi hal atau metode yang umum digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jika HOTS ini diterapkan dengan baik dan didukung dengan sosialisasi yang baik juga dari Kemendikbud. Maka hasilnya akan maksimal, yakni mampu meningkatkan mutu pendidikan di tanah air dan mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia.
Kelebihan dan Kekurangan Belajar LOTS
Meskipun LOTS dianggap sebagai metode pembelajaran klasik dan memiliki banyak kekurangan. Harus diakui, LOTS juga punya banyak kelebihan yang membuatnya bertahan cukup lama di Indonesia dan di sejumlah negara. Kelebihan tersebut antara lain:
- Fokus pada satu materi, LOTS identik dengan kegiatan mengingat atau menghafal materi. Sehingga dalam metode pembelajaran ini pelajar akan diminta fokus dulu di satu materi. Jika sudah dihafalkan dan dipahami baru beralih ke materi berikutnya.
- Kemudahan untuk berpikir hal-hal eksplisit. Yakni hal-hal yang gamblang, terus terang, tidak berbelit-belit atau to the point tadi.
- Referensi belajar lebih terarah, sehingga setiap buku dan modul pembelajaran memiliki struktur yang sama dan membuat proses belajar bisa dari sumber mana saja dan tetap bisa mengikuti.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan LOTS sendiri juga ada beberapa, yaitu:
- Kemampuan memahami materi rendah atau lemah sebab fokus utamanya adalah menghafal atau mengingat materi.
- Mudah lupa dengan pelajaran yang didapatkan di sekolah, karena sekali lagi fokusnya adalah mengingat bukan memahami dan mengembangkannya.
- Kesulitan untuk mengerjakan soal yang tingkatannya sudah HOTS, karena soal lebih panjang dan tersaji pilihan jawaban yang nyaris semua sama atau mirip.
- Siswa kurang tertantang dalam belajar karena selalu mengikuti arahan guru dan tidak bisa belajar secara mandiri.
Kelebihan dan Kekurangan Belajar HOTS
Metode pembelajaran HOTS meskipun memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan LOTS. Namun harus diakui HOTS juga punya kelebihan dan kekurangan seperti LOTS. Dilihat dari kelebihan, HOTS memiliki beberapa poin berikut ini:
- Mendukung siswa atau pelajar untuk berpikir sistematis dan juga logis.
- Meningkatkan dan mengasah kemampuan siswa untuk bisa menganalisis permasalahan dengan lebih kritis.
- Pembelajaran HOTS membantu siswa terbiasa untuk berpikir secara luas sekaligus bisa mengikuti perkembangan zaman.
- Mendorong siswa untuk lebih kreatif.
- Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mampu mengajukan banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban kritis juga.
- Siswa lebih mudah memahami konsep pembelajaran karena punya kemampuan untuk menghubungkan antara konsep pembelajaran tersebut dengan materi pembelajaran.
Selain itu, HOTS juga memiliki beberapa kekurangan yang tentunya perlu dijadikan perhatian semua pihak. Kekurangan tersebut antara lain:
- Lebih menguntungkan bagi siswa dengan kemampuan kognitif baik, sehingga mereka bisa memahami materi dan mengerjakan soal-soal HOTS dengan lebih mudah. Sementara siswa dengan kognitif rendah akan kesulitan sehingga bisa menciptakan kesenjangan antara mereka yang kognitifnya baik dengan yang kurang baik.
- Pemahaman soal yang terbilang sulit, sebab soal HOTS cenderung panjang dan dari semua kalimat dalam soal beberapa hanya kiasan yang tidak membantu penyelesaian soal. Hal ini bisa mengecoh konsentrasi dan pemahaman siswa, sehingga perlu cara berpikir sangat kritis untuk bisa memahami soal dan baru kemudian menemukan jawaban yang tepat.
- Kesulitan untuk menentukan jawaban soal yang tepat, sebab salah satu ciri khas soal-soal HOTS adalah punya jawaban berbentuk pilihan ganda dan dibuat mirip. Sehingga saat mengerjakan soal butuh fokus dan konsentrasi tinggi agar bisa paham yang dicari dalam soal dan menemukan jawaban yang paling sesuai.
- Referensi masih terbatas, sebab LOTS lebih dulu berkembang dan sudah bertahan sekian dekade di Indonesia. Beralih ke HOTS tentu tidak bisa instan apalagi sebagian besar buku pembelajaran masih setia dengan metode LOTS. Oleh sebab itu, metode HOTS terbentur oleh minimnya referensi baik untuk guru maupun siswa.
Baik LOTS maupun HOTS memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun, harus diakui penerapan metode HOTS perlu diutamakan. Sebab dengan kemampuan berpikir yang kritis dan kreatif inilah, setiap lulusan akan memiliki kualitas yang baik.
Terbiasa berpikir kritis, berpikir secara kreatif, dan bisa terus berkembang. Sehingga para alumni memiliki kecakapan untuk mengikuti perkembangan zaman. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan nasional. Yakni mencetak generasi yang siap menjawab tantangan zaman.
Perbedaan LOTS Dan HOTS
Jika dipahami dengan lebih mendalam, maka penjelasan tersebut akan memberi gambaran mengenai sejumlah perbedaan antara LOTS dan HOTS. Berikut rangkumannya:
A. Definisi
Perbedaan yang pertama tentu saja dilihat dari definisinya, LOTS memiliki definisi sebagai kemampuan berpikir secara fungsional. Sehingga fokus pada hal-hal eksplisit yang cenderung langsung ke persoalan dan tidak berbelit-belit.
Sementara HOTS merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tidak hanya fokus pada cara berpikir fungsional saja melainkan lebih kompleks lagi. Lewat metode pembelajaran HOTS maka setiap siswa diharapkan bisa berpikir kritis dan kreatif.
C. Tujuan Pembelajaran
Perbedaan selanjutnya adalah dilihat dari tujuan pembelajaran, dimana LOTS memiliki dua tujuan utama. Yakni mengingat atau menghafalkan dan menerapkan materi pembelajaran.
Sedangkan pada metode pembelajaran HOTS, tujuannya lebih kompleks lagi dimana lebih dari sekedar mengingat dan menerapkan. Siswa juga dituntut untuk bisa menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreativitaskan diri berdasarkan ilmu yang didapatkan selama pembelajaran berlangsung.
C. Konsep Pembelajaran
Antara LOTS dan HOTS juga ada perbedaan dari aspek konsep pembelajaran. Konsep pembelajaran pada LOTS lebih terarah dengan fokus utamanya adalah guru, dan guru ini menjadi titik pusat dari kegiatan pembelajaran.
Sementara pada HOTS, guru konsepnya adalah sebagai fasilitator yang menjelaskan dan memberi kebebasan bagi siswa untuk berkreasi. Ada kebebasan bagi siswa untuk belajar dari media dan sumber manapun sekaligus dituntut aktif di dalam kelas. Sehingga kelas lebih interaktif.
F. Tingkatan Pemikiran
Jika dihubungkan dengan Taksonomi Bloom, maka juga akan menemukan perbedaan antara LOTS dan HOTS. Pada LOTS, tingkatan pemikiran adalah tingkatan paling awal. Dimulai dari Pengetahuan, Pemahaman, sampai Penerapan.
Sedangkan tingkatan pemikiran pada HOTS lebih tinggi dibandingkan dengan LOTS. Yakni mencakup Analisis, Sintesis, dan Evaluasi. Sehingga para siswa memiliki jalan untuk melakukan evaluasi terhadap materi pembelajaran.
Sekaligus bisa membuatnya lebih kreatif lagi ketika disampaikan ulang. Misalnya disampaikan kembali saat menjawab sebuah soal isian maupun memilih jawaban yang paling sesuai dengan soal pada soal pilihan ganda.
G. Kualitas Pemahaman
LOTS dan HOTS juga memiliki kualitas pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang berbeda. Jika dilihat dari kualitas, HOTS lebih unggul karena tidak hanya menghafal materi saja.
Melainkan juga memahami dan bisa mengimplementasikannya dengan baik sekaligus bisa membuatnya lebih kreatif dan inovatif. Meskipun begitu, siswa dengan metode LOTS bisa tetap punya kualitas tinggi selama kemampuan kognitifnya baik.
Yakni tidak hanya bisa mengingat materi saja melainkan juga memahaminya dengan baik. Sehingga bisa menyampaikan jawaban yang tidak harus sama persis dengan isi buku, melainkan bisa dikembangkan dengan bahasa sendiri.
H. Karakter Siswa
Siswa yang mengikuti metode pembelajaran LOTS cenderung pasif karena menunggu dan mengikuti arahan dari guru. Sebab pusat dalam pembelajaran ini adalah guru bukan pada siswa.
Sementara pada metode HOTS, siswa memiliki andil cukup besar dalam mensukseskan kegiatan pembelajaran. Siswa bisa berperan aktif di kelas dengan mengajukan banyak pertanyaan secara kritis dan dituntut untuk berani berpendapat.
Metode pembelajaran HOTS saat ini masih menjadi yang paling unggul, hanya saja masih terbentur dengan referensi yang terbatas. Tentunya membutuhkan waktu untuk bisa menerapkannya secara nasional dan bebas dari keluhan. Yuk, baca artikel penting lainnya disini.
- 12 Tips Belajar Bahasa Inggris Pemula
- Rekomendasi Buku Belajar Bahasa Inggirs
- 7 Orang Hebat yang Belajar Otodidak
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari