Perbedaan IP dan IPK

Siapa yang belum familiar dengan IP dan IPK? Hayo ngaku deh! Mungkin diantara kalian masih ada yang bingung dengan perbedaan IP dan IPK.

Kamu yang berstatus mahasiswa baru alias maba mungkin masih asing dengan dua istilah tersebut. Bagi mahasiswa lama, IP dan IPK akan sering ditemukan saat jadwal hasil studi diperbarui di situs akademik perguruan tinggi. Bila kamu belum tahu dan paham tentang IP dan IPK, tak apa. Yuk, pelan-pelan belajar.

Seperti kalimat bijak berikut ini: you are never too old to learn.

Tidak ada Batasan usia untuk belajar. Hal itu berarti belajar haruslah menjadi dilakukan manusia sepanjang napasnya. Jadi selagi masih hidup, semestinya manusia tetap belajar, tak harus secara formal, bisa juga secara informal. Belajar apa saja bahkan tentang hal-hal sederhana dalam keseharian.

Penjelasan Perbedaan IP dan IPK

Nah, kali ini mari belajar tentang IP dan IPK. Para mahasiswa merapat, ya. Kamu sudah tahu mengenai perbedaan IP dan IPK? Eits, keduanya hampir mirip tapi tak sama loh. Maksudnya gimana nih? Berikut ini penjelasannya.

Program Afiliasi

Kapan Terakhir Kali Dengar IP?

Usai menyelesaikan Ujian Akhir Semester, kamu mungkin gugup menunggu hasil studi. Pikiranmu mungkin dipenuhi dengan pertanayaan semacam ini: 

Apakah nilaiku bagus? 

Ada yang dapat nilai C nggak, ya? Bisa gawat kalau ada nih.

Kira-kira berapa ya IP yang kudapet semester ini?

IP-ku naik atau turun?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut wajar bila muncul di kepala. Sebagai manusia pasti merasakan kecemasan asalkan tidak berlebihan. Nah, saat mendapatkan hasil studi inilah kamu akan mengetahui berapa IP yang didapat di semester tersebut. 

Ebook Bisnis

Baca juga : Apa Itu SKS? Ini Kepanjangan dan Yang Harus Diperhatikan saat KRS-an

Pengertian IP (Indeks Prestasi)

IP atau Indeks Prestasi adalah laporan hasil belajar mahasiswa yang di dalamnya terdapat sekumpulan nilai. IP dikenal juga dengan nama IPS atau Indeks Prestasi Semester. Tak sedikit mahasiswa yang menggunakan istilah IPS. Mau disebut IPS atau IP, keduanya tetap sama. 

Jadi IP menunjukkan keseluruhan hasil belajar mahasiswa dalam satu semester. Mahasiswa menempuh keseluruhan mata kuliah, mengikuti Ujian Tengah Semester, mengikuti Ujian Akhir Semester, mengerjakan tugas individu dan kelompok, dan praktikum bila ada. Setelah itu, mahasiswa mendapatkan hasil dari akumulasi nilai semua proses belajar tersebut. 

Rentang penilaiannya seperti di bawah ini. Penilaian sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi ini.

A480 -100
B368 – 79.99
C256 – 67.99
D145 – 55.99
E00 – 44.99

Ada juga penilaian dengan menggunakan A, B+, B, C+, C, D, E. Tergantung setiap universitas yang menerapkannya. Nah, di universitas kamu pakai yang mana nih?

Dalam hasil studi nanti, kamu akan mendapatkan satu dari sekian nilai tersebut untuk tiap mata kuliah. Contohnya, kamu mendapatkan nilai B+ untuk mata kuliah Manajemen dan nilai A untuk mata kuliah Teori Ekonomi. Nilai yang kamu dapat akan mempengaruhi jumlah IP.

Program Afiliasi

IP ditentukan oleh jumlah nilai didapatkan dan jumlah SKS yang diambil. Sebagai contoh berikut ini adalah hasil studi dari Rey.

Mata Kuliah 13 SKSNilai ADikonversikan menjadi 4Hasilnya: nilai SKS dikali nilai konversi. Jadi, 3 x 4: 12
Mata Kuliah 23 SKSNilai B Dikonversikan menjadi 3Hasilnya: nilai SKS dikali nilai konversi. Jadi, 3 x 3: 9
Mata Kuliah 33 SKSNilai BDikonversikan menjadi 3Hasilnya: nilai SKS dikali nilai konversi. Jadi, 3 x 3: 9
Mata Kuliah 43 SKSNilai ADikonversikan menjadi 4Hasilnya: nilai SKS dikali nilai konversi. Jadi, 3 x 4: 12
Mata Kuliah 53 SKSNilai BDikonversikan menjadi 3Hasilnya: nilai SKS dikali nilai konversi. Jadi, 3 x 3: 9
Mata Kuliah 63 SKSNilai CDikonversikan menjadi 2Hasilnya: nilai SKS dikali nilai konversi. Jadi, 3 x 2: 6

Kemudian total keseluruhan nilai dibagi jumlah keseluruhan SKS. Berarti, jumlah keseluruhan SKS adalah 18. Sedangkan jumlah nilai yang telah dikonversikan adalah 57. Selanjutnya, nilai yang telah dikonversikan dibagi dengan jumlah keseluruhan SKS. Berarti, hasilnya adalah 57:18= 3.16.

Baca juga : Apa Itu IPK, IPS, KHS, dan Cumlaude – Mahasiswa Baru Wajib Tahu

Pengertian IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)

Nah, sekarang pembahasan bergeser ke IPK nih. Indeks Prestasi Kumulatif atau disingkat IPK adalah hasil dari pembelajaran mahasiswa dari semester awal hingga semester akhir. IPK merupakan keseluruhan nilai dari proses belajar yang dilakukan mahasiswa selama masa perkuliahan. Jadi IPK ini dapat jadikan sebagai tolok ukur keberhasilan akademik mahasiswa.

Yang paling membedakan antara IP dan IPK adalah IPK menggambarkan hasil belajar mahasiswa selama masa perkuliahan. Sementara IP hanya menggambarkan satu semester saja. Kamu bisa melihat IP dan IPK di Kartu Hasil Studi atau disebut juga dengan KHS. Ibaratnya KHS ini rapor ya dalam lingkup perguruan tinggi.

Setelah mengetahui tentang IPK kamu tidak akan salah sebut ya ketika mendapatkan pertanyaan berapa IP atau berapa IPK. Ingat baik-baik letak perbedaan IP dan IPK ini. Di dalam KHS, kamu tinggal mencari nilai IP dan IPK. Biasanya sudah tertera di sana.

Baca juga : Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi – Penjelasan Disertai Tabel

Selanjutnya terdapat kategori IPK. Pernah mendengar tentang IPK cumlaude? Ya, nilai IPK yang kamu dapatkan dapat masuk ke dalam kategori IPK di bawah ini:

  1. Cumlaude
  2. Magna Cumlaude
  3. Summa Cumlaude

IPK yang kamu peroleh dapat dikategorikan cumlaude apabila minimal nilainya 3.50. Kemudian nilai diatas 3.50 dapat dikategorikan magna cumlaude dan summa cumlaude. Namun ketentuan IPK berapa tergolong cumlaude, magna cumlaude, atau summa cumlaude bisa jadi berbeda tiap perguruan tinggi. Pada dasarnya tidak jauh berbeda namun rentang nilainya bisa saja berbeda.

Sangat disarankan kamu mencari tahu kebijakan di perguruan tinggi tempat kamu menempuh pendidikan. Kamu bisa menanyakan banyak hal terkait IPK. Sehingga informasi yang kamu terima semakin lengkap.

Selain itu, saat seorang mahasiswa menyelesaikan masa perkuliahannya, ia akan mendapatkan IPK beserta predikatnya. Ada tiga predikat yakni memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan pujian. Mahasiswa dengan IPK 2.76-3.00 dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan. 

Kemudian mahasiswa dengan IPK 3.01-3.50 dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Terakhir adalah mahasiswa dengan IPK lebih dari 3.50 dinyatakan lulus dengan predikat pujian. Kategori IPK tersebut dapat digunakan untuk mengukur apakah nilai yang kamu dapatkan bagus atau tidak. 

Nah, sebenarnya gimana sih cara menghitung IPK? Caranya hampir sama dengan menghitung IP. Hanya saja mencakup lebih banyak semester. Kamu bisa menghitung IPK-mu sendiri dengan Langkah sebagai berikut.

  1. Jumlahkan semua SKS yang kamu dapatkan selama kuliah
  2. Jumlahkan juga hasil nilai yang kamu dapatkan
  3. Jumlah hasil nilai kemudian dibagi dengan jumlah semua SKS

Dari hasil pembagian tersebut, kamu sudah mengetahui nilai IPK. Mudah bukan?

Jadi, Gimana?

Setelah membaca tulisan ini, apakah kamu sudah paham atau belum perbedaan IP dan IPK?.

Baca juga : Apa Itu UKM? Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Macam UKM di Kampus

Tinggalkan komentar