Contoh Konflik Sosial dan Cara Mengatasi

Dalam artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai pengertian dan dampak negatif dari adanya konflik sosial ini. Untuk membacanya, silakan baca pada artikel pengertian dan dampak konflik sosial. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan fokus membahas contoh konflik sosial dan beberapa metode cara mengatasi konflik sosial yang terjadi.

Tanpa basa-basi, yuk pahami artikel ini mengenai konflik sosial.

Cara Mengatasi Konflik Sosial

Konflik yang terjadi di tengah masyarakat pada umumnya bisa diatasi dan semakin dini diatasi maka semakin baik.

Terdapat 3 cara mengatasi konflik sosial, yaitu mediasi, arbitrasi dan konsiliasi. Apa maksud masing-masing? Pahami dalam pembahasan berikut.

A. Mediasi 

Mengatasi konflik di ranah sosial secara umum bisa diatasi dengan tiga cara, yang pertama adalah mediasi. Istilah ini tentu tidak asing karena dari sejumlah konflik yang terjadi di Indonesia mayoritas diselesaikan dengan cara mediasi. 

Affiliate Buku

Mediasi sendiri adalah proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak yang berkonflik atau berseteru. Mediasi ini memerlukan mediator atau pihak penengah yang sifatnya netral. Tidak memihak untuk membantu proses mediasi berjalan lancar dan mendapatkan kesepakatan. 

Kesepakatan ini tentunya menguntungkan kedua belah pihak. Jika tidak ada solusi yang menguntungkan kedua belah pihak maka akan ada proses tawar menawar. Bisa juga ada kondisi dimana salah satu pihak mengalah saat mediasi dilakukan. 

B. Arbitrasi 

Arbitrasi juga menjadi solusi yang bisa diambil untuk menyelesaikan konflik atas hubungan sosial antara dua individu atau kelompok. Arbitrasi adalah proses memperoleh kesepakatan dengan perjanjian yang disepakati kedua belah pihak. 

Perjanjian ini sifatnya resmi dan memiliki kekuatan hukum, dimana ditandatangani oleh kedua belah pihak dan di hadapan beberapa saksi. Sama seperti mediasi, proses merumuskan isi perjanjian membutuhkan pihak ketiga yang sifatnya netral. 

C.Konsiliasi 

Cara mengatasi konflik sosial selanjutnya adalah melakukan konsiliasi. Konsiliasi pengertiannya tidak berbeda jauh dengan dua metode sebelumnya. Yakni kedua belah pihak saling membentuk konsiliasi dan mendiskusikan keputusan terbaik. 

Keputusan ini sifatnya netral, jika untung maka keuntungan dibagi sama rata. Demikian halnya jika ada kesepakatan yang cenderung merugikan salah satu pihak. Maka di poin selanjutnya akan dibuat menguntungkan pihak yang tadinya sedikit dirugikan. 

Pada dasarnya, menyelesaikan konflik perlu mempertemukan dua belah pihak yang berseteru untuk menyampaikan keinginan atau pandangan masing-masing. Kemudian oleh pihak penengah akan diberi solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga keduanya kemudian merasa sepakat, dan konflik terselesaikan saat itu juga.

Contoh Konflik Sosial

Supaya lebih paham lagi mengenai pengertian dan dampak dari konflik di ranah sosial. Maka bisa mengetahui juga berbagai contoh dari konflik-konflik semacam ini. Berikut beberapa contoh tersebut: 

1. Anak Minta Smartphone 

Contoh konflik secara sosial yang pertama adalah dari kasus seorang anak yang minta dibelikan smartphone kepada orangtuanya. Permintaan ini bisa memunculkan perbedaan. 

Pada sisi anak, kebutuhan smartphone perlu dipenuhi untuk menyesuaikan dengan apa yang dimiliki teman sekolahnya. Sementara di sisi orangtua, smartphone belum menjadi kebutuhan anak yang umurnya masih kecil. Maka ada kemungkinan anak kecewa, marah-marah, atau sampai kabur dari rumah. 

2. Demo Kenaikan Upah Buruh 

Demo kenaikan upah buruh yang terjadi setiap akhir tahun menjelang perubahan penentuan jumlah upah minimum adalah contoh konflik di ranah sosial. Konflik ini terjadi karena ada perbedaan kepentingan, antara pelaku usaha dan buruh atau karyawan. 

Kedua belah pihak punya kepentingan untuk mendapatkan keuntungan secara finansial sebesar mungkin. Para buruh ingin gaji naik dalam jumlah besar agar kebutuhan hidup dari kebutuhan pokok sampai komplementer bisa terpenuhi. 

Sementara di sisi perusahaan, tentu dengan naiknya upah karyawan membuat nilai profit menurun untuk membayar beban gaji tersebut. Maka ada perbedaan pendapat, satu sisi ingin upah naik sementara di sisi lain sebaliknya karena beda kepentingan. 

Promo Buku

3. Perang Pemilu 

Saat pemilu digelar, khususnya pemilu pemilihan Presiden RI pada tahun 2019 lalu. Dimana kandidat presiden hanya ada dua calon, yang membelah masyarakat menjadi dua kubu yang berbeda. Perbedaan mana yang didukung kemudian memicu konflik. 

Terjadi perang argumen di media sosial, dan bahkan ada akun khusus yang dibentuk untuk mendukung calon masing-masing. Perang di media sosial tidak dapat dihindari dan satu sama lain memberi julukan yang buruk pada kubu lawan. Inilah salah satu bentuk konflik sosial. 

Konflik sosial apapun penyebabnya memang perlu ditangani dengan baik, biasanya perlu dilakukan diskusi. Sehingga ada kesepakatan antara kedua belah pihak. Semakin dini diselesaikan maka semakin baik untuk menghindari dampak lebih luas dan lebih serius. Adapun penyelesaiannya bisa menggunakan salah satu dari tiga cara yang dijelaskan diatas.

Baca juga artikel sosial lainnya hanya di Blog Toko Buku Online Deepublish

Tinggalkan komentar