Nilai Sosial: Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contoh

Dalam kehidupan bermasyarakat ternyata ada sejumlah nilai sosial yang dianut masyarakat secara umum. Nilai-nilai sosial ini yang kemudian mengatur mereka dalam berhubungan atau berinteraksi sosial. Mari pahami pengertian nilai sosial, ciri-ciri, fungsi dan contohnya.

Mencakup perilaku, ucapan, dan lain sebagainya yang diharapkan bisa meningkatkan keharmonisan dalam bersosialisasi. Nilai sosial ini kemudian menjadi faktor penting yang harus dipahami dan dipraktekkan oleh masyarakat luas. 

Maka bagi siapa saja yang masih merasa asing dengan istilah nilai sosial, tentu ada kewajiban untuk mempelajarinya. Sebab bisa menjadi modal untuk bisa terjun ke dunia masyarakat tanpa khawatir menjadi public enemy

Pengertian Nilai Sosial

Hal pertama yang perlu dipahami dari nilai sosial adalah pengertiannya. Secara umum, nilai sosial adalah standar yang memuat seperangkat perilaku dan berfungsi sebagai pedoman individu dalam hidup bermasyarakat. 

Standar ini kemudian secara otomatis mengatur segala tindakan sampai ucapan semua orang dalam kelompok masyarakat. Keberadaannya membantu setiap masyarakat mendapatkan hak dan melaksanakan kewajiban dengan adil dan merata. 

Affiliate Buku

Selain itu, adanya nilai sosial juga akan membantu mencapai tujuan yang dimiliki suatu kelompok masyarakat. Misalnya bertujuan untuk menciptakan kerukunan meskipun berbeda suku, agama, ras, dan lain-lain. Maka setiap anggota kelompok masyarakat perlu menerapkan nilai-nilai sosial tersebut. 

Masyarakat kemudian akan mengetahui apa saja yang termasuk baik untuk dilakukan dan mana saja yang sebaiknya tidak dilakukan. Setiap orang akan menyadari batasan yang mereka miliki dan berusaha untuk tidak melampaui batas agar bisa diterima oleh kelompok masyarakat. 

Pengertian Nilai Sosial Menurut Ahli

Supaya lebih mudah lagi memahami apa itu nilai sosial dan bagaimana nilai sosial ini punya pengaruh besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Maka berikut sejumlah pengertian nilai sosial yang dikemukakan oleh para ahli: 

A. Anthony Giddens 

Pendapat yang pertama dikemukakan oleh Anthony Giddens. Oleh Giddens dijelaskan bahwa nilai sosial adalah bentuk gagasan-gagasan yang dimiliki seseorang atau kelompok tentang apa yang dikehendaki, apa yang layak diterapkan, dan apa yang baik dan buruk.

Sehingga nilai sosial akan menentukan apa saja yang perlu dilakukan dan diterapkan. Sekaligus menentukan apa saja yang menjadi hal buruk dan jangan sampai dilakukan. Mana juga yang merupakan hal baik yang tentunya perlu dilakukan secara kontinyu. 

B. Horton dan Hunt 

Pendapat kedua disampaikan oleh Horton dan juga Hunt. Keduanya menjelaskan bahwa nilai sosial adalah gagasan yang menjelaskan tentang suatu tindakan dalam masyarakat, dimana tindakan tersebut bisa dikatakan penting atau tidak penting.

Jadi, menurut keduanya nilai sosial mencakup seluruh tindakan yang dilakukan anggota masyarakat. Tindakan ini memiliki penilaian baik dan buruk yang sekaligus menentukan apakah penting untuk dilakukan atau justru tidak penting. 

C. Kimball Young 

Kimball Young juga menyampaikan pendapatnya terkait pengertian nilai sosial. Menurut Young, nilai sosial adalah  asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

Disebut sebagai asumsi abstrak karena nilai sosial terbentuk dengan sendirinya, meskipun pada beberapa kondisi dibentuk dengan sengaja. Nilai ini perlahan diterapkan dan diwariskan secara turun-temurun. Kemudian bisa dianggap penting namun tidak disadari karena sifatnya yang abstrak dan diwariskan tadi. 

D. Dardji Darmodiharjo 

Pendapat berikutnya disampaikan oleh Dardji Darmodiharjo. Beliau menjelaskan bahwa nilai sosial adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia secara jasmani dan rohani sehingga mampu mendorong perilaku seseorang menjadi lebih baik.

E. Hendropuspito 

Selanjutnya ada pendapat dari Hendropuspito, dijelaskan bahwa nilai sosial adalah segala bentuk aturan yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna berupa fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

Melalui pendapat yang disampaikan para ahli tersebut, maka bisa ditarik kesimpulan. Dimana nilai sosial bisa diartikan sebagai hasil kesepakatan bersama yang telah diakui dan dipatuhi bersama oleh suatu kelompok masyarakat. 

Disebut kesepakatan karena akan berisi sejumlah gagasan, pendapat, dan sebagainya yang dipatuhi dan diterapkan bersama. Nilai sosial kemudian menjadi standar perilaku masyarakat dalam bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Klasifikasi Nilai Sosial

Usai memahami pengertian dari nilai sosial, maka berikutnya adalah mengenal klasifikasinya. Sebab jenis-jenis dari nilai sosial ternyata sangat beragam dan jika dilihat dari aspek sumber nilai sosial tersebut. Maka ada 2 jenis nilai sosial, yaitu: 

1. Nilai Ekstrinsik 

Jenis yang pertama dari nilai sosial jika dilihat dari sumbernya adalah nilai sosial ekstrinsik. Nilai ekstrinsik merupakan nilai sosial yang terbentuk dan bersumber dari dalam lingkaran anggota masyarakat. 

Sehingga nilai sosial jenis ini terbentuk dengan melibatkan seluruh penilaian dari anggota suatu masyarakat. Ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya nilai ini. 

Misalnya memandang perbedaan secara fisik, agama, ras, dan sebagainya adalah hal lumrah. Setiap orang disadari memiliki perbedaan namun semuanya tetap menjadi masyarakat yang baik yang mendiami suatu negara atau suatu bangsa. 

2. Nilai Intrinsik 

Jenis kedua adalah nilai sosial intrinsik, yaitu nilai sosial yang bersumber dan terbentuk dari faktor internal individu yang tentunya melibatkan penilaian subjektif individu tersebut. 

Dalam sumber lain juga dijelaskan bahwa nilai intrinsik adalah nilai sosial yang bersumber dari harkat dan martabat manusia (individu). Nilai intrinsik ini kemudian berkaitan erat dengan Hak Asasi Manusia atau HAM. 

Misalnya hak bagi siapa saja untuk berpendapat dan muncul kewajiban untuk menghargai pendapat anggota masyarakat lainnya. Contoh lainnya adalah hak untuk memeluk suatu agama atau keyakinan, hak mendapatkan pendidikan, hak diperlakukan adil di masyarakat, dan lain-lain. 

Sedangkan klasifikasi nilai sosial jika dilihat atau didasarkan pada jenisnya, maka ada 3 jenis. Berikut detailnya: 

3. Nilai Material 

Jenis atau klasifikasi nilai sosial yang pertama berdasarkan jenisnya adalah nilai material. Secara umum nilai material adalah nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia dan memiliki bentuk fisik yang nyata dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan fisik. 

Contoh dari nilai material ini seperti elektronik, dimana elektronik ini punya fisik dan manfaat fisik juga. Seperti AC untuk menurunkan suhu ruangan maupun sebaliknya. Contoh lainnya adalah pasir dan semen yang bisa digunakan manusia untuk membangun rumah sebagai tempat berlindung. 

4. Nilai Vital 

Jenis kedua adalah nilai vital yaitu nilai sosial yang keberadaannya bisa menunjang aktivitas harian manusia dalam sebuah kelompok masyarakat. Jadi, keberadaan hal-hal atau benda-benda yang termasuk nilai vital ini bisa mendukung aktivitas seseorang. 

Tanpa ada nilai penunjang maka kegiatan sosial seseorang bisa terhalang, terlambat, atau kurang maksimal bahkan kurang sempurna. Contohnya pun banyak mulai dari kendaraan, baik mobil maupun motor yang menunjang mobilitas masyarakat menuju tempat yang dibutuhkan. Seperti sekolah, kantor, dan lain-lain. 

Contoh lainnya adalah payung yang bisa digunakan untuk berlindung dari air hujan saat berada di perjalanan. Keberadaan nilai vital membuat aktivitas atau rutinitas masyarakat bisa dilakukan dengan baik dan sebagaimana mestinya. 

5. Nilai Rohani 

Terakhir adalah nilai rohani yang merupakan segala bentuk hal atau nilai yang dirasakan secara batin atau rohani. Bisa juga diartikan sebagai nilai sosial yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rohani atau kebutuhan spiritual masyarakat. 

Nilai rohani kemudian terbagi lagi menjadi 4 jenis, yaitu: 

  • Nilai kebenaran, merupakan nilai yang bersumber dari proses berpikir teratur yang menggunakan akal manusia (logika, rasio) dan diikuti dengan fakta-fakta yang telah terjadi. Sehingga segala sesuatu yang bisa dibuktikan dan menjadi bukti masuk ke dalam klasifikasi ini. 
  • Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berhubungan dengan ekspresi perasaan atau isi jiwa seseorang mengenai keindahan, atau biasanya disebut juga sebagai nilai estetika.
  • Nilai moral, merupakan segala sesuatu nilai mengenai perilaku terpuji dan tercela atau nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan. Nilai moral sering disebut juga sebagai nilai etika.
  • Nilai religius, merupakan nilai ketuhanan yang berisi keyakinan atau kepercayaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama yang dianut merupakan salah satu bentuk dari nilai religius. 

Fungsi Nilai Sosial

Adanya nilai sosial dalam menunjang kehidupan bermasyarakat kemudian memiliki fungsi yang cukup spesifik. Fungsi yang dimaksudkan antara lain: 

  • Pedoman dalam Berperilaku di Masyarakat 

Fungsi dari nilai sosial bisa menjadi pedoman bagi seluruh individu dalam masyarakat untuk berperilaku dengan baik. Sebab dalam berinteraksi sosial tentunya akan melakukan komunikasi baik secara lisan maupun dengan bahasa tubuh atau gerakan tubuh. 

Perilaku juga ditunjukan dengan tindakan yang diambil saat menginginkan sesuatu dan menghadapi sesuatu. MIsalnya saat bertengkar dengan pasangan di rumah, apakah memilih berteriak lantang atau memilih diam dan tenang sambil berusaha mencari jalan keluar. 

Dalam hidup bermasyarakat, semua orang tentu sepakat bahwa memilih tenang dan diam tanpa perlu berteriak apalagi main tangan adalah tindakan baik. Nilai sosial mengatur hal seperti ini, dengan harapan semua orang di lingkungan masyarakat bisa menjaga perilakunya tetap baik dan bisa diterima akal. 

  • Menjadi Sistem Kontrol Sosial Setiap Individu 

Nilai sosial juga berfungsi sebagai kontrol sosial, yang artinya menjadi penentu batas antara apa yang harus dilakukan maupun diucapkan. Nilai sosial mampu memberi batasan yang jelas untuk menunjukan perbuatan mana yang dianggap baik dan dianggap buruk. 

Setiap individu dalam kelompok masyarakat memiliki kebebasan hendak berbuat baik atau buruk. Namun, demi menjaga ketenangan dan kerukunan maka diutamakan perbuatan baik. Adanya nilai sosial memberi batasan jelas sehingga semua orang bisa mengontrol perilaku sosialnya. 

  • Berperan sebagai Pelindung Sosial 

Nilai sosial biasanya akan secara otomatis diwariskan ke anak cucu dan diterapkan dalam jangka panjang. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, karena nilai sosial bisa menjadi pelindung sosial. Mencegah terjadinya penyimpangan, pelanggaran hukum dan HAM, dan sejenisnya. Sehingga hidup bermasyarakat lebih teratur, rukun, dan damai. 

  • Alat Solidaritas 

Nilai sosial bisa berfungsi sebagai alat atau media untuk menjaga solidaritas dan kekompakan dalam masyarakat. Sehingga setiap individu mengutamakan kepentingan umum dan bahu-membahu mencapai tujuan bersama. 

  • Memenuhi Peranan Sosial di Masyarakat 

Nilai sosial di masyarakat akan memenuhi dan meningkatkan peran setiap individu dalam kelompok masyarakat tersebut. Sebab masing-masing menyadari apa saja haknya, kewajibannya, tanggung jawabnya, dan lain-lain. Sehingga masing-masing memiliki peran dalam kehidupan bermasyarakat. 

  • Membangun Normal Sosial 

Nilai sosial juga bisa berfungsi sebagai media untuk membangun normal sosial sehingga ada hukum sosial bagi masyarakat yang melanggar nilai sosial. Misalnya dikucilkan, dijadikan bahan gunjingan, tidak diajak bersosialisasi, dan lain sebagainya. 

Ciri Nilai Sosial

Nilai sosial kemudian juga memiliki sejumlah ciri-ciri yang membuatnya khas dan berbeda dengan hal-hal lain di kehidupan bermasyarakat. Ciri-ciri tersebut antara lain: 

1. Dihasilkan dari Interaksi Sosial 

Ciri yang pertama dari nilai sosial adalah hasil dari interaksi sosial. Pada saat berkomunikasi dengan orang lain maka nilai sosial akan terbentuk secara alami. Maupun terbentuk dengan disengaja, misalnya seseorang ingin lawan bicaranya tidak membahas hal tertentu karena bisa menyakiti hatinya.

Baca juga artikel Pengertian Interaksi Sosial

2. Hasil Proses Pembelajaran

Nilai sosial juga terbentuk sebagai hasil pembelajaran, seseorang bisa belajar mengetahui batas tindakan dan ucapan saat bersosialisasi ketika praktek langsung. Awalnya mengatakan A dianggap biasa, perlahan bisa dianggap menyakiti. Maka proses ini adalah proses pembelajaran yang menghasilkan nilai sosial. 

3. Beraneka Ragam

Nilai sosial dianut dan dibentuk oleh suatu kelompok masyarakat, maka satu kelompok dengan kelompok lainnya bisa berbeda. MIsalnya antara masyarakat Jawa dengan Sunda bisa memiliki nilai sosial berbeda. Maka nilai sosial beraneka ragam, sama beragamnya dengan suku di Indonesia. 

4. Diwariskan 

Nilai sosial memiliki ciri khas diwariskan secara alami dan secara turun-temurun. Seseorang yang lahir dan tumbuh di sebuah kelompok masyarakat secara otomatis akan mengikuti nilai sosial yang sudah terbentuk dari generasi sebelumnya. 

5. Tidak Statis 

Nilai sosial sifatnya tidak statis, artinya terus berkembang. Misalnya untuk suatu tindakan dan ucapan, jika dulu dianggap biasa maka bisa jadi saat ini dianggap menghina dan menyakiti perasaan orang lain. 

6. Mengikat Individu atau Kelompok Masyarakat 

Nilai sosial juga bersifat mengikat individu atau kelompok masyarakat, ada kewajiban dan kebutuhan untuk mematuhi dan menerapkannya. Hal ini terbentuk secara alami dan tanpa disadari sebelumnya meskipun nilai sosial tidak tertulis. 

Contoh Nilai Sosial

Jika masih bingung memahami apa itu nilai sosial, maka berikut beberapa contoh penerapan nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari: 

1. Contoh Nilai Sosial di Masyarakat

Contoh nilai sosial yang pertama bisa diambil dari peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat. Misalnya pada saat ada aksi pencurian sepeda motor dan pelakunya tertangkap oleh warga. Maka masyarakat di lingkungan tersebut bisa menyadari tindakan pencuri bukanlah tindakan baik dan harus dihindari atau tidak ditiru. 

2. Contoh Nilai Sosial di Budaya

Nilai sosial dalam aspek budaya juga ada banyak sekali contohnya, hal ini berhubungan dengan budaya dan adat istiadat suatu daerah atau suatu suku. Misalnya saja di masyarakat Jawa, ada budaya untuk tidak menjemur pakaian dalam di tepi jalan yang membuatnya mudah dilihat siapa saja. 

Hal ini dianggap saru atau kurang sopan dan melanggar nilai sosial. Maka perbuatan tersebut bukanlah perbuatan baik dan tidak boleh ditiru. Pelakunya bisa ditegur masyarakat lain untuk diingatkan agar tidak melakukan perbuatan tersebut. 

3. Contoh Nilai Sosial di Lingkungan Sekolah 

Nilai sosial juga bisa dijumpai di lingkungan sekolah. Misalnya ada siswa yang mencontek saat ujian berlangsung. Kegiatan mencontek adalah perbuatan tidak baik dan tercela yang harus dihindari. 

Setiap siswa menyadarinya dan banyak dari mereka memilih tidak mencontek. Hal ini termasuk nilai sosial karena tidak ada hukum tertulis yang menjelaskan bahwa mencontek adalah perbuatan yang melanggar nilai sosial maupun hukum. 

Nilai sosial memegang andil dalam menjaga kerukunan hidup bermasyarakat dan berkembang menjaga ketertiban masyarakat. Kepatuhan masyarakat menerapkan nilai sosial membuat masyarakat lebih mudah mematuhi hukum dan aturan dari pemerintah. Dampaknya sangat luas dan tentunya perlu dipahami sekaligus diterapkan dalam keseharian.

Nah, semoga penjelasan tentang pengertian nilai sosial, ciri-ciri dan contoh ditas dapat dipahami dan bermanfaat. Baca juga artikel terkait berikut ini.

Tinggalkan komentar