Mengenal lebih mengenai kerangka teori, fungsi, manfaat, contoh serta cara menyusun kerangka teori yang benar untuk penelitian, skripsi dan lainnya.
Setiap penelitian maupun observasi, para peneliti terlebih dahulu menyusun kerangka teori. Salah satu jenis yaitu kerangka teori disusun agar kegiatan yang dilakukan bisa berjalan lancar dan padat sekaligus berisi kegiatan berkualitas (efisien dan efektif).
Bagi mereka yang sudah terbiasa atau sudah beberapa kali melakukan penelitian dan observasi. Dijamin tidak mengalami kesulitan untuk menyusun kerangka teori tersebut. Namun, bagaimana dengan peneliti pemula dengan pengalaman perdana? Agar tidak bingung, penjelasan berikut bisa disimak.
Daftar Isi
Pengertian Kerangka Teori
Secara umum, kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana yang berisi tentang penjelasan dari semua hal yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang berlandaskan pada hasil dari penelitian tersebut.
Secara garis besar isi dari kerangka satu ini adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada di dalam kegiatan penelitian sehingga peneliti memiliki kewajiban untuk menentukan semua variabel dan merumuskan hubungan antara semua variabel tersebut.
Dengan penjelasan ini, maka bisa dipahami bahwa kerangka teori perlu dibuat di tahap awal, yaitu sebelum melakukan kegiatan penelitian, karena berisi detail variabel yang menjadi kunci dari objek penelitian didasarkan pada detail apa.
Maksudnya Apa?
Jadi, ketika melakukan penelitian maka dijamin menjumpai banyak variabel bisa dalam bentuk usia objek penelitian, daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Semua variabel ini kemudian disederhanakan agar dalam kegiatan penelitian tidak perlu mencari data yang terlalu banyak yang pada akhirnya banyak yang tidak terpakai. Variabel yang sudah disederhanakan kemudian menjadi tujuan dari observasi dan penelitian. Semua dicantumkan dalam sebuah kerangka teori.
Penyusunan kerangka teori juga menjadi hal penting bagi peneliti, karena bisa membantu melaksanakan penelitian dengan baik. isi di dalamnya seperti agenda kegiatan, sehingga peneliti tahu apa saja yang perlu diobservasi, apa saja yang perlu dilakukan, dan lain-lain sejak awal.
Baca juga: Apa itu Kerangka Pemikiran?
Fungsi dan Manfaat
Sebagai salah satu dokumen dan komponen penting dalam kegiatan penelitian, yaitu kerangka teori yang tidak hanya disusun untuk syarat administrasi tetapi kerangka teori diketahui memiliki sejumlah fungsi dan manfaat. Adapun fungsi dan manfaat tersebut adalah:
1. Menetapkan Ketentuan
Fungsi yang pertama dari kerangka teori adalah membantu peneliti untuk menetapkan suatu ketentuan. Isi di dalam kerangka ini bisa seperti glosarium yang memuat semua istilah penting terkait topik penelitian yang dilakukan.
Seluruh istilah penting ini kemudian saling berhubungan dan wajib diketahui dan bahkan diingat oleh peneliti. Kemudian ditentukan apakah semua istilah ini akan digunakan atau sebagian saja.
Proses ini membantu menentukan arah penelitian, yakni fokus pada satu hal dari topik penelitian yang bisa melebar. Semua istilah yang mengarah pada topik kemudian bisa dirumuskan di dalam kerangka teori yang disusun.
2. Menyatukan Seluruh Bagian pada Penelitian
Fungsi dan manfaat kedua dari penyusunan kerangka teori dalam penelitian adalah membantu menyatukan seluruh bagian penelitian tersebut. Maksudnya adalah, dalam penelitian akan didapatkan banyak data dan perlu disusun lalu ditarik kesimpulan.
Kerangka teori membantu menyusun seluruh data yang saling berhubungan dan membantu merumuskan kesimpulan sehingga memudahkan peneliti dalam menyusun laporan penelitian dan juga mendapatkan hasil penelitian.
Sedangkan bagi pembaca laporan penelitian, maka mereka bisa lebih mudah memahami isi dari laporan penelitian tersebut. Semua data sampai kesimpulan atau hasil penelitian dicantumkan di dalam kerangka yang membuatnya mudah untuk dipahami.
3. Membantu Menggambarkan Latar Belakang
Menyusun kerangka teori dalam melakukan penelitian membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang penelitian. Artinya, peneliti sekaligus penulis bisa memaparkan alasan kenapa topik penelitian dipilih dan dilakukan.
Setiap penelitian tentu memiliki alasan kenapa dilakukan. Misalnya seorang peneliti mengambil topik pengaruh pandemi Covid-19 pada perekonomian masyarakat di Bali. Alasan yang mendasarinya bisa karena peneliti lahir dan besar di Bali. Selain alasan personal, juga wajib ada alasan yang lebih umum.
Misalnya untuk ikut berpartisipasi mengatasi dampak pandemi pada perekonomian masyarakat di Bali. Sehingga penelitian yang dilakukan salah satu tujuannya adalah hal tersebut.
4. Menjadi Pembatas pada Penelitian
Kerangka teori juga berperan penting menjadi pembatas masalah, atau bisa dikatakan sebagai batasan terhadap topik penelitian. Saat meneliti tentang dampak pandemi pada perekonomian, maka topik bisa meluas.
Misalnya dampaknya pada pedagang kecil, kemudian kepada pengusaha, lalu ke pendidikan anak-anak, dan lain-lain. Supaya tidak melebar dan tidak fokus, maka di kerangka teori dijelaskan mengenai topik utama. Sehingga menjadi peta jalan agar peneliti tetap fokus pada topik utama yang dicantumkan tersebut.
5. Berisi Informasi Mengenai Metode Penelitian
Menyusun kerangka karangan juga membantu peneliti menjelaskan metode penelitian yang dilakukan. Apakah termasuk metode kualitatif, kuantitatif, atau metode gabungan dari keduanya.
Hal ini membantu peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai untuk observasi dan pengumpulan data. Sekaligus memberi informasi kepada pembaca laporan penelitian mengenai metode yang digunakan.
Nah, banyak sekali metode penelitian yang bisa digunakan. Lebih jelasnya, silakan baca selengkapnya pada Jenis Metodologi Penelitian.
Cara Membuat Kerangka Penelitian Skripsi
Salah satu bentuk penelitian adalah penelitian mahasiswa tingkat akhir dengan laporan penelitian berbentuk skripsi. Supaya lebih memahami lagi mengenai pengertian dan fungsi kerangka teori. Berikut adalah tata cara membuat kerangka teori untuk penelitian skripsi:
1. Menentukan Variabel
Tahap yang pertama adalah menentukan variabel penelitian dan memaparkan detailnya. Jadi, sebagaimana penelitian pada umumnya dijamin setelah menentukan topik akan menjumpai banyak sekali variabel.
Tidak semua variabel akan digunakan untuk mendukung peroleh data penelitian, hanya beberapa yang dinilai paling penting dan mendukung. Oleh sebab itu, perlu menentukan dulu variabelnya dan dijelaskan hubungannya dengan topik dan variabel lain.
Nah, pahami lebih lengkap disini ya mengenai Variabel Penelitian.
2. Mencari Referensi
Setelah variabel berhasil ditentukan dan kemudian bisa menemukan hubungan dari semua variabel penelitian. Maka tahap kedua dalam menyusun kerangka teori penelitian skripsi adalah mencari referensi.
Hal ini menjadi hal wajib, karena tanpa referensi maka peneliti tidak memiliki teori yang menguatkan topik. Bagaimana suatu topik bisa diteliti jika tidak ada dasar teorinya dan belum pernah diteliti sebelumnya?
Maka referensi perlu dicari dan perlu dipastikan ada sekaligus relevan dengan topik penelitian yang diambil. Referensi ini dianjurkan memakai referensi ilmiah, misalnya buku pengetahuan, jurnal penelitian, dan sejenisnya.
Tips & Triks : Cara Mencari Referensi Skripsi Valid dan Ampuh
3. Menguraikan Teori
Setelah mencari referensi maka akan menemukan banyak teori yang mendukung topik penelitian. Semua teori yang relevan ini kemudian dicantumkan di kerangka teori dalam bentuk gagasan utama.
Misalnya meneliti tentang pengolahan limbah, maka perlu mencari teori yang menjelaskan definisi limbah. Pada kerangka teori maka cukup dicantumkan “pengertian limbah industri” dan dihubungkan ke variabel berikutnya.
Teori yang berhasil ditemukan mungkin sangat banyak dan kadang tidak mungkin semua dicantumkan. Lalu, bagaimana solusinya? Tentu saja hanya menyaring beberapa yang dirasa paling mudah dipahami.
4. Mengkaji Semua Teori
Tahap selanjutnya adalah mengkaji semua teori sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Bahwa teori yang ditemukan dari proses mencari referensi bisa sangat banyak, maka perlu dipilih yang dirasa paling sesuai dan paling mudah dipahami.
Baru kemudian dikaji lagi untuk bisa membantu menguatkan topik dan membantu menarik kesimpulan. Sehingga dengan proses inilah peneliti sekaligus bisa merumuskan hasil penelitian atau kesimpulan sementara. Mengkaji ini nantinya akan disusun menjadi sebuah landasan teori yang baik.
5. Menentukan Inti Permasalahan
Selanjutnya adalah menentukan inti permasalahan yang akan diteliti dan dibahas di dalam laporan penelitian (skripsi). Inti permasalahan ini disesuaikan dengan topik yang kemudian disederhanakan agar lebih spesifik.
Misalnya mengambil topik pengolahan limbah industri, maka bisa dipersempit menjadi limbah industri di PT X yang berada di daerah Y. Sehingga inti permasalahan adalah pengolahan limbah di perusahaan tersebut. Baca nih 5 contoh rumusan masalah yang bagus banget.
6. Menunjukan Kontribusi dalam Penelitian
Langkah selanjutnya adalah menunjukan kontribusi peneliti dan penulis dalam penelitian. Khusus untuk skripsi biasanya dikerjakan secara mandiri, artinya peneliti sifatnya tunggal bukan dalam tim.
Meskipun begitu, usahakan tetap mencantumkan kontribusi pada penelitian yang dilakukan. Sekaligus mencantumkan kontribusi berbagai pihak terhadap penelitian tersebut secara singkat, padat, dan tentunya jelas.
7. Menyusun Kesimpulan Sementara
Jika sudah menjelaskan kontribusi peneliti dalam penelitian skripsi, maka tahap berikutnya adalah menyusun kesimpulan sementara. Biasanya dalam bentuk gagasan utama atau poin utama yang nanti perlu dijabarkan lagi di laporan penelitian.
Kesimpulan sementara bisa dirumuskan dengan memperhatikan teori hasil mengkaji semua teori yang relevan di tahap awal. Kemudian dipadukan dengan kemungkinan hasil penelitian yang didapatkan dari berbagai sumber saat mengkaji teori juga.
Kesimpulan sementara bukanlah kesimpulan akhir, dan tidak harus sama persis dengan hasil penelitian yang aktual didapatkan. Jadi kesimpulan sementara ini sifatnya sementara, bisa diubah jika dipatahkan oleh hasil penelitian yang berbeda.
8. Menyusun Kerangka Berpikir
Tahap terakhir dalam membuat kerangka teori adalah menyusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir merupakan bagan alir yang menjelaskan hubungan semua variabel penelitian.
Kerangka berpikir akan membantu merumuskan seluruh kerangka teori yang menjelaskan proses penulisan laporan hasil penelitian. Jika kerangka berpikir fokus pada praktek penelitian, kerangka teori mengarah pada laporan penelitian.
Laporan penelitian ini masuk ke dalam kategori karya tulis ilmiah yang tentu terikat oleh sejumlah aturan. Seperti struktur, gaya bahasa, dan lain sebagainya. Menyusun kerangka teori membantu menyusun karya tulis ilmiah dengan baik dan benar.
Contoh Kerangka Penelitian
Berikut adalah contoh kerangka teori penelitian dengan topik “Kajian Efisiensi Pengolahan Limbah Cair di Industri” yang bisa dijadikan referensi.
Melalui contoh bagan kerangka teori penelitian tersebut bisa dipahami, bahwa penelitian dengan topik pengolahan limbah cair dimulai dengan mendefinisikan limbah cair itu sendiri. Baru kemudian peneliti mencari tahu sumber-sumber limbah.
Tahap inti adalah ke pengolahan limbah cair yang terbagi menjadi tiga perlakuan. Yakni primary treatment, secondary treatment, dan tertiary treatment. Baru kemudian dirumuskan kesimpulan mengenai teori efisiensi pengolahan limbah cair dan baku mutu.
Penelitian tersebut tidak hanya memaparkan tata cara mengolah limbah cair di lingkungan industri saja. Melainkan juga menjelaskan mengenai definisi limbah cair dan sumbernya, yang merupakan pengetahuan umum dan sangat penting.
Lewat pemaparan teori inilah, para pembaca laporan penelitian bisa tahu apa saja yang menjadi sumber limbah. Sehingga di masa mendatang bisa menyiapkan solusi untuk mencegah limbah semakin banyak dan menumpuk.
Melalui penjelasan di atas, maka bisa dipahami bahwa menyusun kerangka teori penelitian adalah hal penting. Bisa berperan sebagai peta jalan dan pembatas masalah yang mendukung penelitian bisa berjalan dengan lancar. Jadi, silahkan membuatnya (Pujiati).
Baca Artikel Penelitian Penting Lainnya Berikut Ini,
Pertanyaan Umum Kerangka Teori
Kerangka teori berisi relasi antar variabel yang menunjukkan adanya sebab akibat dari kedua atau lebih dari dua variabel yang akan diteliti pada penelitian atau karya ilmiah.
Dalam artikel ini terdiri dari 8 cara untuk membuat kerangka, dimulai dari menentukan variabel, mencari referensi sampai menyusun kerangka berpikir.
Secara umum, kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana yang berisi tentang penjelasan dari semua hal yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang berlandaskan pada hasil dari penelitian tersebut.
Sebagai seorang SEO Spesialis, telah berpengalaman dalam membantu berbagai bisnis meningkatkan visibilitas online mereka melalui optimasi mesin pencari. Dengan keahlian dalam riset kata kunci, optimasi konten, dan strategi backlink, berfokus pada peningkatan trafik organik dan peringkat situs web di mesin pencari