Model Pembelajaran Kooperatif: Pengertian, Tujuan, Kelemahan dan Kelebihan

Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan sarana meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik. Kita tahu bahwasanya pendidikan menjadi unsur dasar dan paling penting untuk membangun karakter, moral dan mental peserta didik. 

Salah satu upayanya adalah, para tenaga pendidik berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan metode pembelajaran yang diusulkan pihak pemerintah. Nah, buat kamu yang mungkin kebetulan adalah tenaga pendidikan yang sedang mencari tahu tentang model pembelajaran kooperatif, artikel ini adalah jawaban yang pas. 

Apa Itu Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif atau yang disebut dengan cooperative learning adalah metode pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik untuk turut serta dalam diskusi kelompok kecil. Jadi dalam satu kelompok kecil hanya terdiri beberapa orang saja. 

Sementara menurut para ahli, pengertian Model Pembelajaran Kooperatif berbeda-beda. Diantaranya beberapa pendapat menurut ahli.

1. Usman 

Menurut usman pembelajaran kooperatif adalah ajang belajar kelompok. Usman mengkategorisasikan Model Pembelajaran Kooperatif sebagai kerjasama, membangun dalam sebuah kelompok. 

Program Afiliasi

2. Burton 

Berbeda dengan pendapat Burton, yang mendefinisikan Pembelajaran Kooperatif sebagai salah satu cara seseorang membangun kerjasama antara individu dengan orang lain dengan tujuan bersama. Tidak hanya sebagai bentuk kerjasama, menurutnya pembelajaran kooperatif sebagai salah satu upaya untuk membangun relasi.

3. David & Rager Johnson 

Lebih spesifik lagi, David dan Roger memandang bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tidak sekedar sebagai cara membangun kelompok kecil untuk diskusi. Tetapi juga memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap  materi yang sedang diulas. 

4. Nurhadi 

Model Pembelajaran Kooperatif diartikan Nurhadi sebagai membangun diskusi dalam kelompok kecil bertujuan untuk meningkatkan dan mencapai tujuan pembelajaran dan kondisi pembelajaran lebih kondusif.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif hanya sarana untuk membangun kualitas dan kemampuan peserta didik terhadap tujuan belajar. Sehingga tujuan pembelajaran pun bisa tercapai dan tepat sasaran.

5 Tipe Model Pembelajaran Kooperatif

Bagi masyarakat umum yang awam, tentu saja tidak mengetahui tipe jenis pembelajaran kooperatif. Ternyata ada lima tipe model. Untuk mengetahui jawabannya langsung kita simak ulasan berikut ini. 

1. Jigsaw

Jigsaw adalah tipe model pembelajaran yang secara tidak langsung memotivasi peserta didik memiliki kesadaran diri untuk membantu dan menguasai materi pembelajaran. Metode ini pun membagi menjadi kelompok asal dan kelompok ahli dari masing-masing kegiatan belajar mengajar. Kemudian masing-masing kelompok yang membawa materi sama berkumpul menjadi kelompok ahli. 

Kelompok ahli inilah yang bertugas untuk membuat materi atau pokok bahasan. Peserta didik yang bertanggungjawab akan hal tersebut dituntut untuk mempelajari topik sebaik mungkin, karena ketika mereka dikembalikan ke kelompoknya masing-masing dituntut untuk mengajarkan ke teman-teman kelompoknya untuk didiskusikan. Adapun langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

  • Guru membentuk kelompok kecil, bisa diikuti 4-5 peserta didik
  • Setiap kelompok kecil mendapatkan tugas untuk menganalisis materi
  • Hasil analisis kelompok kecil didiskusikan karena nanti diskusi tersebut akan diadu didiskusikan dengan kelompok besar
  • Guru bertugas mengevaluasi setiap akhir pembelajaran dari diskusi.

2. STAD (Student Team Achievement Division)

Program Afiliasi

Sementara STAD atau student team achievement division adalah model pembelajaran yang memberikan dorongan kepada peserta didik agar bisa mencapai prestasi dan nilai yang maksimal. Biasanya model pembelajaran ini dilakukan melalui lima tahap yang meliputi tahap penyajian materi, kerja kelompok, tes individu, penghitungan skor pengembangan individu dan pemberian penghargaan kelompok. 

Adapun langkah jika ingin menerapkan metode pembelajaran STAD, sebagai berikut. 

  • Guru membuat kelompok kecil. Dimana satu kelompok kecil berisi peserta didik yang memiliki terdiri dari beberapa potensi dan kemampuan peserta didik. 
  • Setiap satu kelompok kecil terdiri 4-5 orang
  • Masing-masing kelompok kecil saling bekerjasama dan dituntut untuk memahami materi yang hendak di diskusikan. 
  • Evaluasi dilakukan oleh sesama peserta didik 
  • Sementara guru yang memberikan penilaian berdasarkan pemahaman anak.

3. TGT (Team game Tournament)

Team Game Tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif yang mana guru membentuk kelompok belajar kecil. Dimana masing-masing kelompok yang terbentuk terdiri dari beberapa siswa siswa. Kemudian diberikan permainan pada setiap meja turnamen. Permainan games ini berisi soal dan kunci jawaban. 

Jadi permainan dapat dimulai dengan membagikan kartu soal ke para pemain. Atau bisa juga pemain mengambil kartu. Kemudian kartu tersebut diberikan kepada pembaca soal. Dan pemain pun menjawab soal secara mandiri sampai menyelesaikan game.

4. GI (Group Investigation)

Berbeda dengan metode pembelajaran kooperatif Group investigation (GI). Metode ini bisa dibilang metode pembelajaran yang cukup kompleks. Karena menggabungkan metode belajar kooperatif dengan metode pembelajaran konstruktivisme. Secara tidak langsung, metode pembelajaran ini berprinsip pada pembelajaran demokrasi.

Group Investigation sangat membutuhkan keterlibatan peserta didik. Dimana mereka diberikan peluang untuk mengeksplorasi ketajaman gagasan mereka. Secara tidak langsung, peserta didik pun dilatih secara kritis, reflektif, produktif dan analitis.

5. NHT (Number Head Together)

Beda lagi dengan tipe model pembelajaran kooperatif NHT, atau yang familiar disebut dengan Number Head Together. Model pembelajaran ini termasuk dari pengembangan model TGT. Dimana Number Head Together ini menuntut peserta didik menyelesaikan tugas dengan saling berbagi ide dalam satu teman kelompoknya. Sehingga, jika ada teman yang tidak memahami dan tidak menguasai tugas, maka rekannya memiliki tanggungjawab untuk memberikan pemahaman.

6. TPS (Think Pair Share)

Model pembelajaran kooperatif yang terakhir adalah Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran ini sudah diperkenalkan sejak tahun 1981 oleh Frank T. Lyman. Dimana metode ini menuntut anggota kelompok untuk bisa berkontemplasi terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Kemudian masing-masing anggota kelompok mendiskusikan pertanyaan yang diajukan, dan nantinya masing-masing kelompok diminta untuk mengumpulkan jawaban dan tanggapan mereka.

Itulah beberapa model pembelajaran kooperatif. Dari keenam model pembelajaran tersebut, setiap peserta didik memiliki kesenangannya masing-masing.

Artikel Terkait Masalah Murid: Kesulitan Belajar Bagi Siswa dan Cara Mengatasi

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif 

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif tentu saja memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Lalu apa saja sih kelebihan dan kelemahannya? Langsung saja simak ulasannya sebagai berikut.

Kelebihan Model Pembelajaran ini.

  1. Peserta Didik memiliki kebebasan interaksi
  2. Membangun kepedulian sesama teman 
  3. Membangun rasa percaya diri secara internal 
  4. Melatih peserta didik beradaptasi terhadap lingkungan 
  5. Membangun bonding terhadap teman lain
  6. Secara akademik peserta didik  bisa menghasilkan problem solving yang lebih baik

Kekurangan Model Pembelajaran.

  1. Bagi peserta didik yang tidak bisa solid, maka nilai yang diperoleh hanya dari “ikut-ikutan” kerja keras teman yang effort. 
  2. Peserta didik yang tidak memiliki empati dan egois, memiliki peluang lebih besar untuk tidak mempedulikan rekan yang dianggap di bawahnya.
  3. Peserta didik sangat mungkin mengalami kesulitan memahami materi secara komprehensif jika tidak diarahkan dengan baik.

Itulah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif. Jadi, meskipun model pembelajaran kooperatif memiliki keuntungan yang bagus untuk perkembangan peserta didik, untuk kasus tertentu juga ada sisi kelemahannya, yang sudah sepantasnya disikapi dengan bijak oleh peserta didik, agar mampu meminimalisir. 

Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif 

Setelah mengetahui pengertian kelemahan dan tipe model pembelajaran kooperatif, rasanya kurang lengkap jika tidak tujuan dari model pembelajaran. Lalu apa saja sih tujuan model pembelajaran? Diantaranya sebagai berikut.

  • Disadari atau tidak model pembelajaran ini mengajarkan kepada siswa bahwa keberhasilan seorang individu tergantung dari keberhasilan kelompok. 
  • Mengajarkan kepada peserta didik pentingnya bekerjasama dalam tim, untuk mencapai tujuan yang sama. Karena jika dikerjakan sendiri, tanpa mengandalkan tim, tetap sulit rasanya pada satu tujuan
  • Mengajarkan kepada peserta didik yang lebih mampu, lebih pandai untuk membimbing peserta lain yang belum menemukan pemahaman yang sama. Karena keberhasilan dalam satu tim adalah kesamaan pandangan 
  • Memberikan peluang kepada peserta didik menyikapi dan belajar tentang perbedaan. Baik itu berbentuk perbedaan selama mengerjakan tugas, ataupun perbedaan personal dengan peserta didik lain yang mungkin berbeda suku, agama dan RAS. 
  • Membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan sosial mereka.

Itulah beberapa tujuan model pembelajaran kooperatif yang belum semuanya tersebut satu persatu. Jadi buat kamu yang punya pengalaman tentang model pembelajaran kooperatif bisa tuliskan di kolom komentar. 

Semoga sedikit ulasan tentang model pembelajaran kooperatif ini tidak sekedar memberikan wawasan. Tetapi juga bermanfaat. (Irukawa Elisa)

Artikel-artikel penting terkait pendidikan.

Tinggalkan komentar