Dalam membuat makalah penelitian, salah satu bagian yang terpenting adalah hipotesis. Hipotesis berfungsi untuk membuktikan kebenaran, seorang peneliti bisa saja secara sengaja menciptakan suatu gejala, yaitu dengan penelitian atau percobaan. Apabila suatu hipotesis kebenarannya telah teruji, maka hipotesis tersebut akan disebut dengan teori.
Terdapat tiga macam hipotesis, salah satunya yakni hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif termasuk salah satu hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian selain deskriptif dan Komparatif. Supaya kamu lebih paham tentang hipotesis asosiatif, pada artikel ini, kamu akan menemukan jawabannya. Yuk simak baik-baik.
Daftar Isi
Pengertian Hipotesis Asosiatif
Secara umum, pengertian hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah yang sifatnya praduga dan harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.
Pendapat lain mengatakan arti hipotesis adalah suatu pendapat yang kebenarannya masih diragukan dan harus diuji untuk membuktikan kebenarannya melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah melalui proses penelitian dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut akan disebut sebagai teori.
Hipotesis yang akan kita bahas pada artikel ini adalah hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pengertian Hipotesis Asosiatif Menurut Para Ahli
Menurut Gulo (2000) hipotesis asosiatif biasanya berada pada variabel yang memiliki kesamaan jenis data, berupa data ordinal, interval, ataupun rasio, maupun salah satunya rasio atau interval. Perlu ditekankan bahwa hubungan asosiatif hanya menekankan bahwa kadua variabel sama-sama berubah.
Menurut Zulfikar (2014) membagi hipotesis asosiatif menjadi tiga bagian, diantaranya sebagai berikut.
1. Hipotesis Hubungan Simetris
Hipotesis hubungan simetris, yaitu hubungan yang lebih menekankan hubungan kebersamaan antara variabel, bukan hubungan sebab akibat.
Contoh: ada hubungan antara curah hujan dengan banjir, ada hubungan antara kemiringan lereng dengan tingkat bahaya longsor, ada hubungan antara rotasi bumi dengan pasang surut air laut, ada hubungan antara penghasilan orangtua dengan fasilitas yang digunakan.
2. Hipotesis Hubungan Sebab Akibat
Hipotesis hubungan sebab akibat, hubungan yang sifatnya saling mempengaruhi, dengan kata lain, mempengaruhi secara sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Contoh: angin borohok yang terjadi berpengaruh positif terhadap kerusakan lahan pertanian, kurangnya asupan makanan berpengaruh positif terhadap gizi buruk, pasang surut air laut berpengaruh positif terhadap arus laut, ketekunan siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
3. Hipotesis Interaktif
Hipotesis Interaktif, jenis hipotesis asosiatif ini merupakan hubungan antara variabel yang saling mempengaruhi, jika hipotesis adalah hubungan sebab akibat, maka hipotesis interaktif adalah hubungan timbal balik.
Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat infiltrasi dengan permeabilitas tanah, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara curah hujan dengan evaporasi, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara laju sedimen dengan tingkat erosi, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara pencemaran sungai dengan limbah masyarakat.
Baca juga: Perbedaan Populasi dan Sampel
Pengujian Hipotesis Asosiatif
Sebelum masuk ke Contoh Hipotesis asosiatif, perlu kamu ketahui pengujian adalah merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut.
- Untuk itu dalam langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu koefisien korelasi antar variabel dalam sampel, baru koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. jadi menguji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisiensi korelasi yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi.
- Bila penelitian dilakukan untuk seluruh populasi, maka tidak diperlukan pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, yang berarti peneliti tidak perlu merumuskan dan menguji instrumen statistik
- Terdapat 3 hubungan Asosiatif: Simetris Sebab akibat (kausal) Interaktif (saling mempengaruhi)Korelasi: angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar variabel.
Contoh Hipotesis Asosiatif
Arah: dinyatakan dalam bentuk hubungan positif (+) atau negatif (-)
Kuat: dalam besaran koefisien korelasi
Hubungan variabel dinyatakan positif bila kenaikan nilai variabel yang satu mengakibatkan kenaikan nilai variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai penurunan nilai variabel yang satu mengakibatkan penurunan nilai variabel yang lain.
Contoh (+) : semakin tinggi orang semakin berat badannya
Hubungan variabel dinyatakan negatif bila kenaikan nilai variabel yang satu justru mengakibatkan penurunan nilai variabel yang lain dan sebaliknya penurunan nilai variabel yang satu justru mengakibatkan kenaikan nilai variabel yang lain
Contoh (+) : hubungan antara tinggi curah hujan dengan es yang terjual
Kisaran Koefisien Korelasi (r) : -1 s/d 1
Hubungan sempurna : r = 1 atau -1
Artinya : kejadian variabel yang satu dapat dijelaskan secara sempurna oleh variabel yang lain, tanpa melakukan kesalahan sedikitpun Semakin kecil r, semakin besar error (kesalahan) untuk membuat prediksi. Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui dengan penyebaran pertemuan titik-titk antar variabel x dan y.
- Jika titik-titiknya berbentuk lingkaran: r = 0
- Jika titik-titiknya berbentuk elips (oval): r = 0,5
- Jika titik-tiknya berbentuk garis lurus: r = 1
Baca juga: Sistematika Penulisan Skripsi Dari Bab 1 sampai Bab 5
Pedoman Memilih Teknik Korelasi
MACAM/TINGKATAN DATA | TEKNIK KORELASI |
Nominal | Koefisien Kontingency |
Ordinal | Spearman RankKendal Tau |
Interval dan Ratio | Pearson Product MomentKorelasi GandaKorelasi Parsial |
Korelasi Product Moment
Digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel, bila data kedua variabel berbentruk interval atau ratio, dan sumber data dari kedua variabel tersebut adalah sama
r xy = Σ xy
√ Σ x2 y2
dimana:
x = (xi – x) dan
y = (yi – y)
r xy = n Σ xi yi – (Σ xi ) (Σ yi)
√ ( n Σ xi2 – (xi)2)( n Σ yi2 – (yi)2)
Rumus di atas digunakan bilamana kita sekaligus akan mencari persamaan regresinya
Contoh Soal Hipotesis Asosiatif
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pendapatan dan pengeluaran. Untuk keperluan tersebut telah dilakukan pengumpulan data terhadap 10 responden yang diambil secara random. Berdasarkan 10 responden tersebut diperoleh data tentang pendapatan (x) dan pengeluaran (y) per bulan dalam ribuan sebagai berikut :
x = 800 900 700 600 700 800 900 600 500 500
y = 300 300 200 200 200 200 300 100 100 100
Ho: Tidak ada hubungan antara pendapatan dan pengeluaran
Ha: Terdapat hubungan antara pendapatan dan pengeluaran
atau :
Ho: ρ = 0
Ha: ρ ≠ 0
Tabel Penolong untuk menghitung korelasi antara pendapatan dan pengeluaran
No | Pendapatan per bulan ( Y ) | Pengeluaran per bulan ( Y ) | _ ( X – X) x | _ ( Y – Y) y | X 2 | Y 2 | XY |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 | 8 9 7 6 7 8 9 6 5 5 | 3 3 2 2 2 2 3 1 1 1 | 1 2 0 -1 0 1 2 -1 – 2 2 | 1 1 0 0 0 0 1 – 1 -1 – 1 | 1 4 0 1 0 1 4 1 4 4 | 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 | 1 2 0 0 0 0 2 1 2 2 |
Σ = 70 _ X = 7 | Σ = 20 _ Y = 2 | 0 | 0 | 20 | 6 | 10 |
r xy = Σ xy = 10 = 0,9129
√ Σ x2 y2 √(20)(6)
Kesimpulan
Terdapat korelasi positif sebesar 0,9129 antara pendapatan dan pengeluaran setiap bulannya, dimana semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluaran. Demikian pembahasan mengenai Contoh Hipotesis Asosiatif, semoga bermanfaat. (Novia Intan)