Sintak problem based learning salah satu metode pembelajaran yang mengasah kemampuan peserta didik. Metode pembelajaran ini memungkinkan peserta didik lebih aktif. Karena mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi argumen, kemampuan analitis dan kreativitas menyelesaikan studi kasus yang diberikan pengajar.
Buat kamu yang penasaran, atau masih merasa asing dengan sintak problem based learning, maka artikel kali ini kita akan membahas tentang syntax prblem based learning secara lengkap.
Daftar Isi
Pengertian Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran berbasis masalah. Artinya metode pembelajaran ini menuntut murid/peserta didik bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya secara kritis, terampil dan kreatif. Problem solving yang dilakukan peserta didik bisa bebas, sesuai dengan skill yang dimiliki dan kreativitas yang dimiliki.
Problem Based Learning salah satu metode pembelajaran yang dipercaya efektif karena PBL mampu memaksimalkan pemahaman peserta didik. Kelebihan metode Problem Based Learning adalah peserta didik bisa lebih fokus dan aktif sehingga proses pembelajaran lebih antusias.
Problem Based Learning ini diperkenalkan sejak tahun 1968 yang lalu di sekolah Kedokteran MCMaster University, Hamilton Kanada. Metode ini dianggap sebagai metode pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan wawasan baru bagi peserta didik. Jadi, polanya pengajar/guru memberikan studi kasus masalah, kemudian peserta didik mengembangkan dan mencari tahu sendiri.
Sehingga para siswa mendapatkan pengalaman baru dalam belajar. Dimana, peserta didik selama proses belajar mengajar ini menekankan pada kemampuan daya analitis, dan berpikir lebih kritis. Jadi, peserta didik tidak seperti robot yang hanya mendengarkan guru mengajar panjang lebar di depan kelas, tanpa ada feedback dari atau komunikasi dua arah dari peserta didik.
6 Sintak Problem Based Learning
Setelah mengintip tentang pengertian problem based learning, ada istilah sintak problem based learning. Istilah sintak mengacu pada aturan khusus yang dirancang pemerintah untuk mendukung program agar lebih maksimal lagi.
Karena konteksnya pembelajaran, sudah sepantasnya jika sintak ini harus jelas, terukur dan bersifat panduan. Berikut adalah sintak model problem based learning yang ada di Indonesia.
1. Pengajar Menyiapkan Pernyataan dan Penugasan
Sintak dari problem based learning yang pertama, guru perlu menyiapkan materi penjelasan yang sudah disesuaikan dengan kompetensi dasar tujuan pembelajaran. Penyiapan materi ini adalah bentuk penyiapan tugas bagi peserta didik.
Tenaga pengajar juga perlu membuat permasalahan yang ada disekitar (masalah nyata yang ada di sekitar peserta didik). Dimana masalah yang dibuat inilah yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
Tenaga pengajar bisa melemparkan pernyataan problem yang terjadi. Kemudian pelajar diminta untuk mengacungkan tangan jika ingin menjawab. Mereka dibolehkan untuk menjawab versi mereka masing-masing. Setiap peserta didik boleh mengutarakan problem solving mereka, sesuai daya analitis, dan kreativitas mereka dalam menyikapi studi kasus yang diberikan tenaga pendidik.
2. Pendidikan Memberikan Masalah Kontekstual
Sintak yang kedua, pendidik harus lebih kritis. Karena pendidikan yang harus mencari masalah kontekstual, yang nantinya akan dijadikan bahan proyek peserta didik untuk mengerjakan tugas mereka.
Masalah kontekstual yang diambil tenaga pengajar haruslah masalah nyata, yang ada disekeliling kita atau yang ada dalam kehidupan keseharian. Jadi tenaga pengajar dibutuhkan kejelian dan sensitivitas untuk melihat masalah yang sesuai dengan di dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu alasan kenapa masalah kontekstual yang harus diberikan kepada peserta didik. Karena pelajar bisa lebih merasakan atas yang terjadi di dalam lingkungan sekitarnya. Sekaligus melatih daya kepekaan peserta didik atas permasalahan yang paling dekat, yang sepele namun sebenarnya perlu diperhatikan dan untuk diselesaikan.
3. Menjalankan Peran Sebagai Fasilitator
Tenaga pendidik dalam sintek model problem based learning sebagai fasilitator. Dimana tenaga pendidik bukan sebagai pusat kegiatan pembelajaran, bukan pusat perhatian yang menguasai isi kelas. Melainkan hanya sebagai fasilitator saja.
Jadi PBL ini lebih menekankan keaktifan peserta didik di dalam kelas selama proses belajar. Pengajar hanya mengawasi, mengarahkan, membantu kesulitan pelajar, mendampingi dan memberikan arahan. Serta tenaga pendidik yang memberikan fasilitas yang dibutuhkan peserta didik.
Baca Juga: Problem Based Learning: Pengertian, Tujuan, dan Manfaat
4. Pengajar Membimbing Diskusi, Penyusunan Laporan dan Presentasi
Sintak model problem based learning, seorang tenaga pengajar tidak sekedar sebagai fasilitator. Tetapi juga sebagai pembimbing dalam kegiatan diskusi, presentasi ataupun penyusunan laporan. Sebagai peserta didik yang sedang belajar dan menimba ilmu, ada banyak keterbatasan dan ketidaktahuan peserta didik.
Misalnya, ketika tenaga pengajar memberikan tugas, maka peserta didik harus dibimbing bagaimana penyusunan laporan, bagaimana cara presentasi yang sistematis dan ilmiah. Serta bagaimana cara bagaimana mencari sumber referensi dan mengajarkan cara melakukan penelitian dengan metode pengambilan data melalui beberapa cara.
Misalnya bisa melalui observasi, wawancara dan masih banyak yang bisa di edukasikan kepada peserta didik.
Salah satu alasan kenapa peserta didik belajar adalah ketidaktahuan dan ingin mengetahui banyak hal. Oleh karena itu, peserta didik perlu memberikan bimbingan dan menjadi contoh. Peserta didik diberikan ajaran terkait tahapan-tahapan, agar mereka tahu mana yang salah dan mana yang benar. Yang salah agar tidak dilakukan dan hanya fokus melakukan pada cara yang benar.
5. Pendidikan Memberikan Dukungan Intelektual
Sudah sepantasnya sebagai tenaga pengajar memberikan dukungan intelektual kepada peserta didik, tanpa pilih kasih dan harus sama rata. Itu artinya, pembelajaran Problem Based Learning fokus untuk memberikan dorongan motivasi untuk memaksimalkan dan mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Salah satu caranya adalah, dengan memberikan arahan. Selebihnya, membiarkan peserta didik melakukan explore intelektual dan mendalaminya secara mandiri. Jika mengalami kesulitan, maka tenaga pendidik siap untuk mendampingi kesulitan yang dihadapinya. Peserta didik sejak awal di konsep untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara mandiri namun tetap diselesaikan secara ilmiah.
6. Pendidikan Melakukan Evaluasi Pada Peserta Didik
Sintak model problem based yang terakhir, peserta didik melakukan evaluasi pada hasil kerja peserta didik. Jadi studi kasus yang sebelumnya sudah diberikan, harus dipresentasikan terlebih dahulu. Setelah dipresentasikan, tenaga pendidik perlu mengevaluasi atas jawaban atau solusi yang sudah jawabnya.
Studi kasus yang sudah diberikan tenaga pengajar, diselesaikan dalam bentuk laporan ilmiah. Sehingga untuk problem solving yang dipecahkan oleh peserta didik diharapkan bisa lebih ilmiah. Ketika peserta didik mempresentasikan inilah, pengajar bisa tahu metode pemecahan masalahnya sudah sesuai atau belum.
Tahap presentasi inilah tahap evaluasi sekaligus sebagai ajang diskusi terkait kelemahan dan kelebihan. Sehingga peserta didik bisa tahu mana yang salah, mana yang kurang dan mana yang harus dibenahi untuk penelitian selanjutnya.
Tujuan Sintak Problem Based Learning
Kehadiran sistem metode pembelajaran problem based learning ini menawarkan beberapa keuntungan dan memiliki tujuan. berikut adalah tujuan dari program PBL ini.
- meningkatkan keterampilan kritis bagi peserta didik
- membantu peserta didik untuk menyelesaikan dan membuat keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi
- mengajarkan peserta didik memecahkan masalah secara matang, terencana dan sistematis
- melatih peserta didik untuk bersikap sebagai orang dewasa dalam menghadapi permasalahan kehidupan
- secara tidak langsung mengajarkan peserta didik hidup lebih mandiri dan bertanggungjawab atas apa yang dihadapinya.
Kesimpulan
Itulah artikel dari Deepublish Store tentang beberapa fakta tentang syntax problem based learning yang ada dalam dunia pendidikan. Ternyata dalam dunia pendidikan banyak cara dalam mentransformasikan ilmu dan membangun generasi yang lebih cerdas, kritis dan analitis. Semoga sedikit ulasan ini bermanfaat. (Iruekkawa Elisa)
Rekomendasi Buku Referensi
Buku Sukses Mempersiapkan Karier Profesional | Buku Menjadi Mahasiswa Kreatif | Buku Jangan Takut Menulis Skripsi |
Dapatkan Umum di Buku Umum
Lulusan Sarjana Teknik Sipil serta memiliki ketertarikan di bidang Pendidikan, Bisnis dan Wisata, saya juga memiliki ketertarikan di dunia penulisan SEO, copywriting, content writing, dan content marketing.