Teori Kepemimpinan – Sebuah organisasi, kelompok maupun perusahaan pasti membutuhkan seorang pemimpin yang membantu mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, pemimpin yang dibutuhkan pastinya memiliki jiwa kepemimpinan sebagai bagian dari manajerial.
Kepemimpinan pun memegang peranan yang penting, dominan, krusial dam kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual maupun organisasi.
Karena itu, Anda perlu memahami teori kepemimpinan secara umum, tujuan, fungsinya dalam sebuah organisasi dan beberapa gaya kepemimpinan yang ada, salah satunya kepemimpinan transformasional.
Daftar Isi
Pengertian Kepemimpinan
Apa itu teori kepemimpinan? Teori kepemimpinan adalah sebuah kemampuan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan.
Teori kepemimpinan juga bisa didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola dan mengarahkan sebuah kelompok dengan efektif dan efisien agar mencapai tujuan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seorang pemimpin adalah orang yang harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau memandu sekelompok orang atau pihak.
Teori Kepemimpinan Menurut Para Ahli
Para ahli yang mengemukakan gagasan-gagasannya merupakan bentuk dari teori kepemimpinan. Para ahli pun memiliki pendapat masing-masing mengenai teori kepemimpinan, berikut ini:
1. Moejiono (2002)
Moejiono mengatakan kepemimpinan merupakan pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sarana membentuk suatu kelompok yang sesuai dengan keinginan pemimpinnya.
2. Wahjosumidjo (1987:11)
Menurut Wahjosumidjo, teori kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).
Kepemimpinan juga rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak bisa dipisahkan dengan kedudukan dan gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi pemimpin, pengikut dan situasi.
3. Fiedler (1967)
Fiedler mengatakan teori kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerjasama untuk mencapai tujuan.
4. Sondang P. Siagian
Menurut Sondang P. Siagian, teori kepemimpinan bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang saat menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu dalam mempengaruhi orang lain, khususnya bawahannya.
Hal itu dilakukan agar mereka mampu bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan, sehingga tujuan pun bisa tercapai dengan mudah.
5. Ott (1996)
Menurut Ott, teori kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan dan perilaku orang lain.
Tujuan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam membuat rencana, berpikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arahan kepada orang lain.
Fungsi utama seorang pemimpin adalah membantu suatu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja lebih efisien. Tapi, ada pula beberapa peranan atau tujuan kepemimpinan, antara lain:
1. Membantu terciptanya suatu iklim sosial yang baik
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi bertujuan untuk membantu terbentuknya suatu iklim sosial yang baik. Karena, iklim sosial ini akan mempengaruhi kinerja dan kenyamanan setiap anggota di dalam kelompok.
Iklim sosial adalah suatu konsep yang abstrak di dalam organisasi. Meskipun abstrak, konsep ini bisa dirasakan pengaruhnya oleh setiap anggota organisasi. Persepsi individu dan interpretasi kognitifnya terhadap kondisi organisasi secara menyeluruh akan mempengaruhi sikap, perasaan, dorongan dan tingkah lakunya.
2. Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga bertujuan membantu menetapkan prosedur-prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya.
Prosedur kerja adalah tahapan yang berurutan dengan tujuan, supaya suatu aktivitas yang dikerjakan bisa berjalan lancar. Adanya tahapan-tahapan kerja ini, setiap anggota dalam organisasi tidak akan kebingungan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tugasnya.
Karena, setiap tahapan kerja ini sudah dilengkapi aturan-aturan dan cara pengerjaan yang bisa membantu mereka lebih mudah memahami pekerjaannya agar selesai lebih cepat dan tepat.
3. Membantu kelompok untuk mengorganisasi diri
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga berfungsi membantu mengkoordinir setiap anggotanya atau kelompoknya untuk mengorganisasikan diri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengorganisasi adalah mengatur dan menyusun setiap bagian dalam organisasi, baik orangnya maupun lainnya sehingga menjadi satu kesatuan.
Mengkoordinir berasal dari kata koordinasi yang artinya suatu bagian integral dari seluruh fungsi manajerial dan menjadi inti dari ilmu manajemen. Secara etimologis, koordinasi memiliki arti kegiatan penertiban mengatur atau menciptakan segala sesuatu agar berjalan lancar secara bersamaan.
Maka, pengertian koordinasi adalah suatu tindakan pengaturan elemen-elemen yang sangat kompleks supaya semuanya bisa terintegrasi dan bekerjasama secara efektif serta harmonis.
Dalam ilmu manajemen, pengertian koordinasi adalah berbagai aktivitas yang dikerjakan dengan tujuan untuk mengintegrasikan tujuan dan rencana kerja yang sudah ditetapkan sebelumnya.
4. Mengambil keputusan sama dengan kelompok
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga akan membantu mengambil setiap keputusan bersama untuk keberlangsungan organisasi tersebut.
Pembuatan keputusan ini merupakan bagian kunci dalam kepemimpinan yang berperan penting, terutama ketika pemimpin melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan yang menyangkut keputusan-keputusan penting dan berlangsung jangka panjang.
Hal ini tentu tidak jauh dari pengambilan keputusan yang bisa dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental maupun kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia.
5. Memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi, kelompok atau perusahaan juga bertujuan memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Kesempatan adalah waktu yang berkaitan dengan keleluasaan, peluang dan sebagainya. Dalam hal ini, kesempatan memiliki makna berupa waktu yang diberikan suatu kelompok untuk memperbaiki sesuatu yang salah atau gagal sebelumnya.
Fungsi Kepemimpinan
Hamdani Nawawi melalui bukunya yang berjudul ‘Kepemimpinan yang Efektif’ memaparkan beberapa fungsi kepemimpinan, antara lain:
1 .Fungsi Instruktif
Kepemimpinan memiliki fungsi instruktif, yang berasal dari kata dasar instrukti sehingga bersifat perintah. Maksudnya, duatu perintah kepada seseorang atau anggota kelpok dengan jelas sehingga orang yang diperintah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Fungsi instruktif ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan pemberi tugas kepada anggotanya. Sementara, para anggotanya bertugas untuk menjalankan semua instruksi yang dikatakan pemimpinnya.
2. Fungsi Konsultatif
Kepemimpinan juga memiliki fungsi konsultatif yang sifatnya dua arah. Maksudnya, gaya kepemimpinan yang menganut kebiasaan mendengarkan pendapat atau pertimbangan bawahannya sebelum mengambil keputusan.
Fungsi kepemimpinan ini menempatkan para anggota organisasi atau bawahan bisa melakukan konsultasi dengan pemimpinnya untuk mencari solusi terbaik dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam situasi ini, pemimpin haruslah sosok yang bijak dan memiliki pengetahuan di bidang terkait atau sedang dikerjakan oleh organisasi maupun perusahaannya. Sehingga, ia mampu memberikan solusi dan mengarahkan bawahannya dengan baik.
3. Fungsi Partisipasi
Kepemimpinan pun memiliki fungsi partisipasi, yang merupakan pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi ada suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam mencapai sebuah tujuan bersama dan turut bertanggung jawab di dalamnya.
Sebenarnya partisipasi adalah suatu bentuk demokrasi, di mana orang-orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan, serta memikul tanggung jawab sesuai dengan kompetensi dan kewajibannya.
Jadi, fungsi partisipasi dalam kepemimpinan ini membuat anggota organisasi atau bawahan di suatu perusahaan tidak hanya sekedar mendengarkan dan menjalankan perintah pemimpin. Tetapi, mereka juga turut mengambil andil dalam setiap proses pencapaian tujuan
4. Fungsi Delegasi
Kepemimpinan juga memiliki fungsi delegasi, yakni memiliki arti perwakilan atau utusan dengan proses penunjukkan secara langsung maupun musyawarah. Penunjukkan ini bertujuan untuk mengutus seseorang menjadi salah satu perwakilan suatu kelompok atau lembaga.
Dalam kepemimpinan yang memiliki fungsi delegasi ini, pemimpin untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada orang lain atau anggotanya yang memang sesuai dengan tugas tersebut.
5. Fungsi Pengendalian
Kepemimpinan juga memiliki fungsi pengendalian pada anggotanya, yang maerupakan suatu proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu organisasi atau perusahaan. Supaya, pelaksanaannya sesuai dengan perencanaannya.
Fungsi pengendalian dalam kepemimpinan ini artinya pemimpin mampu untuk mengendalikan semua aktivitas atau pekerjaan anggotanya. Supaya, mereka mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya secara efektif guna mencapai tujuan dan tidak keluar dari aturan yang ditetapkan sebelumnya.
Baca Juga: Pengertian Budaya Organisasi: Fungsi, Jenis, dan Contoh
Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses seorang pemimpin mengarahkan dan memberikan contoh kepada anggota kelompoknya atau organisasinya dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting dari keberhasilan sebuah organisasi.
Tapi, pemimpin yang baik bukan dinilai dari seberapa banyak anggota yang mengikutinya dan lamanya memimpin sebuah organisasi. Melainkan, pemimpin yang mampu menciptakan sosok pemimpin baru.
Kepemimpinan dalam organisasi itu mencakup keberanian, pengabdian, dan bermimpi untuk mewujudkan harapan atau tujuan. Kepemimpinan dalam organisasi juga tidak lepas dari kepercayaan diri dan pengambilan keputusan.
Berikut ini, tujuan kepemimpinan dalam sebuah organisasi yang harus dipahami oleh seorang pemimpin.
1. Mencapai Tujuan
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan untuk membuat kelompoknya mencapai tujuan dengan tepat dan efisien. Tanpa adanya seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, suatu organisasi akan sulit mencapai tujuannya.
Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi yang akan dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Tujuan adalah kuantitatif yang mengukur keberhasilan kinerja bisnis melalui kesimpulan.
2. Memotivasi Orang Lain
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga bertujuan memotivasi orang lain atau anggotanya untuk melakukan hal baik dan memaksimalkan kemampuan dalam diri. Tanpa adanya sosok berjiwa kepemimpinan, suatu organisasi akan kurang termotivasi atau bersemangat dalam mencapai tujuannya.
Sebab, mereka tidak memiliki sosok yang bisa menjadi pedoman dan contoh baik dalam organisasi. Selain itu, mereka juga tidak akan terpacu untuk mencapai sesuatu atau tidak merasa memiliki kewajiban melakukan tugasnya dalam mencapai tujuan.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah dan ketekunan.
Teori Kepemimpinan Transformasional
Bernard Bass dan rekannya mengembangkan gagasan tentang dua jenis kepemimpinan, yakni teori kepemimpinan transaksional dan transformasional. Kepemimpinan transaksional melibatkan pertukaran tenaga kerja untuk penghargaan.
Sedangkan, kepemimpinan transformasional didasarkan pada kepedulian terhadap karyawan, stimulasi intelektual dan memberikan visi kelompok.
Teori kepemimpinan transformasional mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti perubahan. Teori kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang mengarah pada memanusiakan manusia.
Gaya kepemimpinan transformasional ini selalu ingin mengelola organisasi, perusahaan atau lembaga yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.
Bahkan, model kepemimpinan transformasional ini telah diterapkan di berbagai organisasi internasional gang mengelola hubungan antara pemimpin dan anggotanya dengan menekankan berbagai faktor, seperti perhatian (attention), komunikasi (communicatin), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect), dan risiko (risk).